Filosofi pohon “Menanam Hari Ini, Memetik Kehidupan di Masa Depan” sejalan dengan dunia pendidikan. Menanam pohon bisa menjadi contoh konkret pendidikan keberlanjutan
Oleh Nurkhan, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 2 Campurejo, Panceng, Gresik, Jawa Timur.
Tagar.co – Tanggal 21 November diperingati sebagai Hari Pohon Sedunia (World Tree Day). Hal ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pohon dan penghijauan dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Menanam Hari Ini, Memetik Kehidupan di Masa Depan, adalah sebuah ungkapan yang mengandung makna mendalam tentang pentingnya investasi dalam keberlanjutan lingkungan.
Menanam pohon hari ini bukan hanya tindakan simbolis, tetapi juga langkah konkret yang memiliki dampak jangka panjang bagi kehidupan manusia dan ekosistem.
Pohon berperan sebagai penyerap karbon, penghasil oksigen, dan penyedia habitat bagi berbagai makhluk hidup. Dengan menanam pohon, kita membantu mengurangi efek pemanasan global, menjaga kualitas udara, dan melindungi sumber daya air.
Baca juga: Refleksi Hari Anak Sedunia, Tujuh Hak Mereka
Pohon juga memiliki nilai ekonomi, karena dapat mendukung ketahanan pangan, menghasilkan bahan baku, serta menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat.
Di sisi lain, tindakan ini mengajarkan kepada generasi muda pentingnya menjaga keseimbangan alam. Menanam pohon adalah investasi yang hasilnya mungkin tidak langsung terlihat, tetapi akan dirasakan oleh anak-cucu kita di masa depan.
Hal ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan, yaitu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan hak generasi mendatang untuk menikmati lingkungan yang sehat dan layak huni.
Dengan menanam pohon hari ini, kita tidak hanya mempersiapkan masa depan yang lebih hijau dan sehat, tetapi juga menciptakan warisan yang bernilai bagi bumi dan semua penghuninya.
Tindakan kecil ini adalah bentuk kepedulian yang memiliki dampak besar bagi kelangsungan hidup di masa depan.
Filosofi Pendidikan
Ungkapan mengenai menanam hari ini, memetik kehidupan di masa depan dapat dijadikan filosofi pendidikan yang mendalam, karena pendidikan sebagai investasi masa depan.
Dalam konteks pembelajaran, menanam berarti memberikan ilmu, nilai, dan keterampilan kepada peserta didik. Guru dan orang tua adalah penanam yang menanamkan karakter positif, pengetahuan, dan kebiasaan baik.
Hasil dari proses ini mungkin tidak langsung terlihat, tetapi seperti pohon yang tumbuh, ilmu dan karakter anak didik akan berkembang dan memberikan manfaat di masa depan.
Dalam konteks pembelajaran, menanam berarti memberikan ilmu, nilai, dan keterampilan kepada peserta didik. Guru dan orang tua adalah penanam yang menanamkan karakter positif, pengetahuan, dan kebiasaan baik.
Hasil dari proses ini mungkin tidak langsung terlihat, tetapi seperti pohon yang tumbuh, ilmu dan karakter anak didik akan berkembang dan memberikan manfaat di masa depan.
Menanam pohon bisa menjadi contoh konkret pendidikan keberlanjutan. Anak-anak diajarkan bahwa tindakan kecil hari ini dapat berdampak besar bagi kehidupan masa depan.
Ini dapat diwujudkan melalui kegiatan menanam pohon, merawat tanaman, atau memahami ekosistem, sehingga anak-anak tidak hanya belajar teori tetapi juga praktik menjaga lingkungan.
Menanam pohon mengajarkan nilai penting seperti tanggung jawab, kesabaran, kerja sama, dan cinta lingkungan. Ini adalah karakter yang dapat dibangun melalui pembelajaran.
Anak diajarkan bahwa hasil besar membutuhkan usaha dan waktu, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang tekun dan peduli terhadap dunia di sekitarnya.
Proses belajar juga seperti menanam. Anak didik mungkin merasa sulit memahami pelajaran di awal, tetapi dengan bimbingan guru dan latihan yang konsisten, benih pengetahuan akan tumbuh menjadi buah pemahaman dan prestasi di masa depan. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni