Telaah

Enam Kunci Pembuka Pintu Rezeki

371
×

Enam Kunci Pembuka Pintu Rezeki

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi freepik.com premium

Siapa sangka rezeki bisa datang dari arah yang tak disangka? Temukan enam kunci pembuka rezeki yang sering kita abaikan, tapi justru paling dahsyat dampaknya dalam hidup.

Oleh Muhammad Hidayatulloh Kepala Pesantren Kader Ulama Pondok Pesantren Islamic Center (PPIC) Elkisi Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur; Penulis buku Geprek! Anti Galau Rahasisa Resep Hidup Enjoy

Tagar.co – Rezeki bukan sekadar tumpukan uang di rekening atau harta yang melimpah ruah. Ia jauh lebih luas, lebih dalam, dan lebih bermakna daripada sekadar angka. Rezeki adalah setiap detik kehidupan yang kita jalani dengan hati yang tenteram. Ia adalah kesehatan yang membuat kita mampu tersenyum di pagi hari, kaki yang masih kuat melangkah, serta mata yang tetap bisa menatap dunia dengan syukur.

Lihatlah sekeliling. Betapa banyak orang bergelimang kemewahan, tetapi hari-harinya dihabiskan dalam kegelisahan. Kekayaan mereka tak mampu membeli ketenangan. Tidur mereka gelisah, hati mereka dipenuhi ketakutan akan kehilangan, dan kebahagiaan terasa makin jauh.

Baca juga: Geprek Antigalau: Menemukan Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Tantangan Hidup

Sebaliknya, ada orang-orang yang hidup sederhana, mungkin tanpa kemewahan, tetapi setiap harinya mereka jalani dengan penuh rasa syukur. Makan seadanya terasa nikmat, rumah kecil terasa lapang, dan kehidupan mereka penuh dengan tawa yang tulus.

Maka, rezeki sejati bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, melainkan seberapa besar keberkahan yang menyertainya. Keberkahan itulah yang menjadikan sesuatu yang sedikit terasa cukup, yang membuat hati tetap lapang di tengah keterbatasan, dan yang menjadikan hidup terasa bermakna meski tanpa gemerlap dunia.

Baca Juga:  Ramadan Momentum Upgrade Diri

Lalu, bagaimana cara membuka pintu rezeki yang Allah sediakan?

1. Takwa

Bayangkan seseorang yang tersesat dalam labirin gelap. Langkahnya ragu, tangannya meraba-raba mencari celah di antara dinding yang mengungkung. Ia mencoba satu jalan, buntu. Berbalik arah, tetap tidak menemukan jalan keluar. Keputusasaan mulai merayapi hati. Namun, di tengah kebingungan itu, ia menemukan petunjuk—arah yang harus diikuti. Begitu ia menaati petunjuk itu, perlahan jalan terang terbuka, membawanya menuju kebebasan.

Begitulah takwa bekerja. Ia bukan sekadar rasa takut kepada Allah, tetapi kesadaran penuh untuk selalu berjalan di jalan-Nya—menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bagi mereka yang bertakwa, Allah menjanjikan lebih dari sekadar bimbingan. Dia menjanjikan jalan keluar dari setiap kesulitan, serta rezeki yang datang dari arah yang tak pernah disangka.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (At-Talaq: 2–3)

2. Tawakal

Pernahkah kamu memperhatikan burung di pagi hari? Ia terbang meninggalkan sarangnya dengan perut kosong, tanpa tahu pasti di mana makanan akan ditemukan. Namun, ia tetap mengepakkan sayap, mencari dengan penuh keyakinan. Ketika senja tiba, ia kembali dengan perut kenyang. Tanpa kekhawatiran berlebih, tanpa keraguan akan jatah rezekinya.

Begitulah Allah mengatur rezeki bagi hamba-hamba-Nya yang bertawakal. Tawakal bukan berarti duduk diam menunggu, tanpa usaha dan ikhtiar. Tawakal adalah keyakinan bahwa setelah usaha terbaik dilakukan, Allah-lah yang menyempurnakan hasilnya.

ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Baca Juga:  Kemenangan Sejati: Menjaga Ketakwaan setelah Ramadan, Khotbah Idulfitri

“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
(At-Talaq: 3)

3. Salat

Bayangkan sebuah rumah kecil di sudut desa. Penghuninya hidup sederhana, tetapi ada sesuatu yang berbeda—kedamaian yang begitu terasa. Setiap pagi, sang ayah bergegas ke masjid. Sang ibu membangunkan anak-anaknya dengan lembut. Suara azan selalu menjadi panggilan yang ditunggu. Mereka menjaga salat, bukan sebagai rutinitas, tetapi sebagai kebutuhan jiwa.

Salat bukan hanya ibadah, ia adalah cahaya bagi hati yang gelisah, penyejuk jiwa yang resah, dan jalan bagi rezeki yang berkah.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaha: 132)

4. Istigfar

Bayangkan sebuah jendela kaca yang dulu bening, kini tertutup debu dan kotoran. Cahaya sulit menembus, ruangan yang terang menjadi redup. Begitulah dosa—seperti debu yang menutup hati, menghalangi datangnya keberkahan dan rezeki.

Namun, ada satu cara membersihkannya: istigfar. Setiap kali kita memohon ampun dengan tulus, kita seolah mengusap jendela itu. Semakin sering istigfar, semakin bersih hati, dan keberkahan pun mudah masuk.

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Baca Juga:  Perjuangan Santri Elkisi di Munaqasah Tahfiz dan Hadis yang Menentukan

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu—sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun—niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, serta mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai.’” (Nuh: 10–12)

5. Infak

Ada seorang pedagang kecil yang setiap hari menyisihkan sebagian penghasilannya untuk bersedekah. Hasil jualannya tak seberapa, tetapi hidupnya penuh ketenangan. Inilah rahasia infak. Apa yang tampak sedikit di mata manusia, di sisi Allah justru dilipatgandakan.

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang Dia kehendaki).’ Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezeki yang terbaik.” (Saba: 39)

6. Ikhtiar

Bayangkan Maryam yang tengah letih dalam kesendirian. Allah bisa saja menurunkan buah kurma langsung ke pangkuannya, tetapi tidak. Dia memerintahkannya untuk menggoyang pohon terlebih dahulu. Sebuah pelajaran: rezeki harus dijemput dengan usaha.

وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (Maryam: 25)

Dengan mengamalkan enam kunci ini, bukan hanya rezeki yang datang, tetapi juga hidup yang lebih bermakna. Semakin dekat dengan Allah, semakin mudah rezeki menghampiri kita. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni