Eksplorasi Desa Aan bagaikan menikmati surga kecil pencinta alam dan kehidupan pedesaan. Ada beragam wisata di desa ini. Mulai air terjun rahasia, museum, taman rekreasi, hingga bukit yang elok.
Tagar.co – Sabtu (23/11/2024) pagi begitu cerah. Saya memutuskan untuk menjelajahi Desa Aan yang asri di Kabupaten Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Bali.
Desa ini terkenal di klungkung karena kekhasannya. Inilah surga kecil bagi para pecinta alam dan kehidupan pedesaan.
Dari Denpasar, perjalanan saya ke Desa Aan memakan waktu sekitar 1 jam (sejauh 35 kilometer) dengan menggunakan motor. Sepanjang perjalanan penuh dengan pemandangan hijau sawah.
Jalan pedesaan yang tenang membuat perjalanan terasa singkat. Tidak terasa, saya telah tiba di Desa Aan. Saya berangkat dari Denpasar pukul 09.00 WITA dan tiba di Desa Aan pada pukul 09.45 WITA.
Begitu tiba, saya disambut lanskap desa yang dikelilingi hamparan sawah hijau. Bukit-bukit kecil pun menyejukkan mata. Dengan banyaknya destinasi menarik yang ditawarkan desa ini, saya segera eksplorasi destinasi yang ada.
Aan Secret Waterfall
Destinasi pertama yang saya kunjungi adalah Aan Secret Waterfall. Disebut “secret waterfall” karena tempatnya tersembunyi. Juga sebagai pengingat bagi masyarakat, banyak hal kurang baik. Seperti warga tidak peduli lingkungan.
Tempat ini menyajikan pemandangan indah dari segi arkeologi maupun habitat air terjun yang masih asri. Sebelum saya turun menuju Aan Secret Waterfall, saya mengunjungi Warung Laklak Secret terlebih dahulu. Di sanalah saya berbicara bersama I Nyoman Kariada yang akrab disapa Pak Dira. Ialah Pokdarwis Desa Aan. Ia mengelola air terjun ini serta pemilik warung Laklak Secret.
Pak Dira memberitahu, untuk turun ke air terjun tersebut memerlukan banyak tenaga. Perlu bersiap menghadapi tantangan di bawah.
Ia benar. Ketika saya turun, saya melewati banyaknya anak tangga serta rintangan-rintangan yang ada. Seperti monyet bergelantungan dan banyak ranting pohon yang menganggu perjalanan.
Terlepas dari beragam tantangan itu, air trekking menuju air terjun ini sangat seru. Bisa sampai di air terjunnya membuat saya sangat puas. Walau airnya tidak begitu deras karena cuaca panas.
Setelah saya puas eksplorasi Aan Secret Waterfall, saya naik lagi ke Warung Laklak Secret. Saya menikmati makan siang di warung ini dengan suasana pedesaan yang sejuk.
Warung ini menawarkan berbagai hidangan. Seperti laklak (makanan khas), tipat cantok, dan es campur. Saya menikmati hidangan yang begitu nikmat di tengah keindahan alam.
Museum, Taman Rekreasi, dan Bukit
Saya memulai perjalanan lagi untuk mengunjungi Museum Sukanta Wahyu. Seniman sekaligus pemilik dari museum ini adalah Sukanta Wahyu yang memulai karyanya dari tahun 1963.
Patung yang disediakan memiliki tema “Lingga” atau kemaluan. Ketika melihat hasil karya seniman ini, saya sangat kagum. Berbagai bentuk ukiran patung dapat dilihat banyak orang.
Sukanta Wahyu seniman yang sangat baik. Ia sangat senang memberikan informasi ke saya dengan menceritakan beragam hal mengenai museum ini.
Beranjak dari museum, saya menuju Petapan Park. Taman rekreasi ini tidak hanya menawarkan keindahan pemandangan, tetapi juga menyediakan berbagai spot foto yang indah.
Dengan ayunan dan area duduk menghadap lanskap hijau, saya beristirahat di sini. Sambil menikmati pemandangan alam.
Saya juga berbicara dengan Ni Wayan Sri Harmoni, pengelola Petapan Park. Ia mengatakan, Petapan Park bisa menjadi tempat camping bagi keluarga, acara sekolah, maupun sebagai rekreasi saja.
Menjelang sore, saya melanjutkan perjalanan ke Bukit Kembar untuk menikmati matahari terbenam. Saya naik sepeda motor hingga sampai ke puncaknya. Melewati akses jalan yang cukup rusak dan sangat menanjak.
Di perjalanan naik, saya melihat adanya pura, dengan hal ini saya merasa bahwa Bukit Kembar bukan hanya tempat yang memiliki dengan keindahan alamnya, namun terdapat spritualitas yang tinggi dalam masyarakatnya. Bukit Kembar terkenal karena memiliki 2 bukit yang saling berdampingan sehingga menjadi sebuah daya tarik dalam Desa Aan.
Kehidupan Masyarakat
Saya melihat kehidupan masyarakat di desa ini sangat sederhana. Para petani yang menjadi tulang punggung kehidupan ekonomi keluarga bekerja di sawah.
Mereka memanfaatkan hasil alam ini dengan cara tradisional. Yakni menggunakan cangkul dan tenaga sendiri untuk mengolah sawah. Namun, mereka bekerja dengan canda tawa yang menandakan betapa eratnya hubungan antarwarga desa.
Saya juga melihat ibu-ibu desa yang berkumpul untuk menganyam janur atau membuat banten sebagai perlengkapan upacara adat Bali. Aktivitas ini bukan sekadar rutinitas namun merupakan bentuk penghormatan mereka terhadap budaya dan kepercayaan leluhurnya.
Masyarakat Desa Aan juga memiliki kreativitas tinggi. Ibu-ibu di Desa Aan sedang mengembangkan UMKM loloh cemcem dan keripik talas sebagai buah tangan atau oleh-oleh khas produk Desa Aan.
Harmoni kehidupan masyarakat Desa Aan tidak hanya terletak pada interaksi antar sesama manusia, tetapi juga pada cara mereka menjaga hubungan alam dan tradisi. Dengan mempertahankan nilai-nilai gotong royong dan kearifan lokal, masyarakat desa ini menunjukkan kesederhanaan adalah kunci kebahagiaan.
Perjalanan saya ke Desa Aan sangat menyenangkan dan memberikan pengalaman berkesan. Saya sangat menyarankan pembaca untuk berkunjung ke Desa Aan untuk menikmati kehidupan dan daya tarik di sana. (#)
Jurnalis Angeli Anatasya Penyunting Sayyidah Nuriyah