Di tangan fasilitator andal, ToT Baitul Arqam MPK PWA Jatim berlangsung luar biasa. Acara dikemas apik menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satunya dengan maksimalisasi teknologi informasi.
Tagar.co – Riuh tawa menggema di ruangan Masjid Aisyiyah Training Center (ATC) yang berlokasi di Area Sawah, Kertosari, Kecamatan Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (7/9/2024).
Di gedung diklat milik Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur yang juga berfungsi sebagai aula pertemuan itu, tampak ramai karena anggota Majelis Pembinaan Kader (MPK) seluruh Jawa Timur mengikuti kegiatan Training of Trainer (ToT) Baitul Arqam (BA) yang diadakan oleh MPK PWA Jawa Timur.
Baca juga: Perjuangan RS Aisyiyah Malang Raih Sertifikat Halal
Suasana semakin meriah ketika salah satu tim fasilitator bernama Wariyati, S.Psi., mengajak peserta menirukan lagu yang dibawakannya. Peserta, bahkan panitia, tak berhenti tertawa.
Banana pill pill banana pill
Banana cut cut banana cut
Banana eat eat banana eat
Banana exit exit banana exit
Situasi menyenangkan itu tercipta di semua sesi kegiatan yang dihelat dalam tiga tahap secara hybrid. Yakni secara daring via zoom Ahad (25/8/2024), luring tahap satu pada Sabtu-Ahad (31/8-1/9/2024), dan tahap dua pada Sabtu-Ahad (7-8/9/2024).
Siapkan Kader Menghadapi Zaman
Acara ini dikemas apik menyesuaikan perkembangan zaman. Ada penggunaan Google Classroom (Gcr) sebagai media pembelajaran, pemberian tugas, pembagian materi, dan pelaksanaan ujian kemampuan.
Bagi peserta yang memiliki latar belakang dan berkecimpung di dunia pendidikan, Gcr bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk diikuti. Namun, bagi peserta awam, ternyata Gcr menjadi sebuah pengalaman baru yang membutuhkan ketelatenan untuk memahami aplikasi dan penggunaannya.
Ketua Pelaksana ToT BA MPK PWA Jawa Timur, Siti Fatimah, S.Pd. mengatakan, alasan penggunaan Gcr karena aplikasinya familier, tergolong mudah, dan hampir semua orang memakai aplikasi dari platform Google ini.
“Apalagi menghadapi situasi global dengan kemajuan dan perubahan teknologi yang sangat cepat, kader harus disiapkan untuk dapat menghadapi zaman. Selain itu, untuk mewujudkan komitmen perempuan berkemajuan haruslah menguasai teknologi,” jelasnya.
Demi memaksimalkan penggunaan aplikasi Gcr, panitia menyiapkan sesi khusus untuk memberikan tutorial dan pendampingan dalam sesi khusus. Selain Gcr, metode dan pendekatan pelatihan pun dikemas lebih ringan, menyenangkan dan efektif.
Fatimah mengatakan, ToT BA menerapkan pembelajaran orang dewasa melalui active learning yang melibatkan peran aktif peserta secara dominan dan experiential learning.
“Dalam proses pelatihannya, peserta diarahkan untuk dapat menggabungkan pengetahuan, keterampilan dan nilai melalui pengalaman-pengalaman secara langsung melalui simulasi ataupun role playing untuk memaksimalkan daya tangkap peserta terhadap inti materi yang dipelajari,” imbuhnya.
ToT Luar Biasa dan Sarat Makna
Dia menambahkan, ToT BA bukanlah sekadar kegiatan penggugur pelaksanaan program kerja.
“Lebih dari itu, ToT BA adalah sebuah kegiatan sarat makna yang dirancang secara serius dengan menggunakan metode active learning dan experiential learning agar proses pelatihan tidak didominasi oleh kejenuhan dan rasa kantuk yang mendera,” imbuhnya.
Menurutnya, hal ini sebagaimana tema yang diusung, yaitu Baitul Arqam sebagai Upaya Peneguhan Ideologi Kader Aisyiyah untuk Mewujudkan Agilitas organisasi dalam Era Disrupsi.
“Agilitas diartikan sebagai kemampuan untuk berubah dengan cepat atau bahkan ekstrem pada situasi dan kondisi yang tidak terprediksi sebelumnya,” terang Fatimah.
Dia menuturkan, setiap kader diharapkan mempunyai kelincahan dalam menghadapi situasi ini secara tim yang berorientasi pada nilai-nilai organisasi.
“Yang menunjukkan proses pembelajaran dan pengambilan keputusan cepat, memanfaatkan teknologi dan berkomitmen mewujudkan tujuan bersama,” katanya. (#)
Jurnalis Nurul Hidayah Penyunting Nely Izzatul