Misteri cinta terletak pada ketidakpastiannya. Ketika seseorang jatuh cinta, ia memasuki wilayah yang tak dikenalnya. Misteri cinta juga terlihat dalam caranya bekerja. Cinta tidak selalu masuk akal.
Oleh Ahmad Azharuddin, alumnus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG)
Tagar.co – Dalam kehidupan, tak ada yang lebih misterius dari cinta. Ia datang tanpa tanda. Tumbuh dalam diam. Terkadang, pergi tanpa salam. Banyak yang berkata cinta adalah anugerah, sebuah perasaan yang mampu membawa manusia pada puncak kebahagiaan atau ke dasar kekecewaan. Namun, satu hal yang pasti, cinta adalah misteri yang tak seorang pun tahu akhirnya.
Baca juga: Lebih Baik Jatuh Cinta meskipun Jatuh Berkali-kali
Sejak zaman dahulu, cinta telah menjadi subjek yang tak habis-habisnya dibahas. Dari puisi kuno hingga lagu-lagu pop masa kini, cinta selalu menjadi tema utama. Mengapa? Karena cinta, dengan segala keindahan dan kepahitannya, menyentuh setiap orang.
Tak peduli latar belakang, usia, atau status sosial. Cinta adalah bahasa universal yang dipahami oleh semua orang. Namun, di balik segala keromantisannya, cinta tetap menjadi teka-teki yang tak terpecahkan.
Misteri Cinta
Misteri cinta terletak pada ketidakpastiannya. Ketika seseorang jatuh cinta, ia memasuki wilayah yang tak dikenalnya. Perasaan ini dapat membawa seseorang ke surga kebahagiaan, tetapi juga bisa menjerumuskan ke dalam jurang kesedihan.
Mengapa seseorang mencintai? Kenapa cinta terkadang tak terbalas? Dan mengapa cinta bisa berakhir? Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali tidak memiliki jawaban pasti. Cinta hanya bisa dirasakan, bukan dipahami sepenuhnya.
Cinta adalah kekuatan yang tak bisa dikendalikan. Ia datang tiba-tiba dan pergi begitu saja. Banyak orang berusaha merencanakan kehidupan cinta mereka, berharap dapat menemukan pasangan yang tepat, menjalin hubungan yang harmonis, dan hidup bahagia bersama selamanya.
Namun, kenyataannya, cinta tidak selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang, cinta yang sudah dipupuk dengan baik selama bertahun-tahun bisa hancur dalam sekejap. Sebaliknya, cinta yang datang dari tempat yang tidak terduga bisa bertahan seumur hidup.
Baca juga: Jatuh Cinta Menurut Al-Quran, Begini Rasanya
Dalam perjalanan cinta, tak jarang manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Ada kalanya, kita harus memilih antara cinta dan logika, antara hati dan pikiran. Di sinilah letak misteri cinta yang paling menantang. Bagaimana cara memilih yang benar?
Apakah kita harus mengikuti kata hati atau akal sehat? Jawabannya sering kali tidak jelas. Setiap orang harus membuat keputusan yang menurut mereka paling tepat, meskipun hasil akhirnya tidak bisa diprediksi.
Misteri cinta juga terlihat dalam caranya bekerja. Cinta tidak selalu masuk akal. Mengapa seseorang bisa mencintai orang lain yang tidak sempurna? Mengapa kita tetap mencintai meskipun tahu bahwa cinta itu tidak akan membawa kebahagiaan? Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan betapa cinta sering kali menentang logika. Cinta melampaui batasan-batasan rasionalitas, dan inilah yang membuatnya begitu indah sekaligus membingungkan.
Ada Harapan
Namun, meskipun cinta penuh dengan misteri, banyak orang tetap mencari dan mendambakannya. Mengapa? Karena dalam misteri itu, ada harapan. Harapan bahwa cinta bisa membawa kebahagiaan, harapan bahwa cinta bisa menyembuhkan luka, dan harapan bahwa cinta bisa memberi makna pada kehidupan. Dan mungkin, di sinilah letak keindahan cinta yang sejati—bahwa ia tidak perlu dimengerti, hanya perlu dirasakan.
Pada akhirnya, cinta tetaplah misteri yang tidak bisa dipecahkan. Tak ada yang tahu kapan cinta akan datang. Seberapa lama ia akan bertahan atau bagaimana akhirnya.
Baca juga: Teriakan Cinta Samnun Pembohong
Yang bisa kita lakukan hanyalah menjalani perjalanan cinta dengan sebaik-baiknya, menikmati setiap momen indah yang ditawarkannya, dan menerima bahwa terkadang, cinta tidak memiliki jawaban.
Cinta, dengan segala ketidakpastiannya, adalah bagian dari kehidupan yang tak terelakkan. Dan mungkin, justru karena ia begitu misterius, cinta menjadi salah satu pengalaman paling berharga yang bisa dialami manusia. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni