Cetak kader yang militan ditempuh Pimpinan Ranting IPM SMA Muhammadiyah 8 Cerme. Selama tiga hari, bak pembekalan Kabinet Merah Putih, mereka mengikuti LDKS di Pacet.
Tagar.co – Pimpinan Ranting (PR) IPM SMA Muhammadiyah 8 Cerme (SMAM 8 Cerme) memboyong 42 kadernya ke Vila Tunas Mulya, Pacet-Mojokerto, (24-26/10/2024). Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS).
Ketangguhan kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) diasah sejak awal. Untuk tiba di vila, siswa berseragam Hizbul Wathan itu harus berjalan kaki dulu sejauh 2 kilometer dari Bundaran Pacet. Semangat pantang menyerah tampak dari wajah mereka yang selalu ceria meski bertopeng hitam.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Lukman Arif, S.Pd.I. mengungkap, ini menjadi simbol ketangguhan seorang pemimpin yang siap melewati proses berat menuju tujuan.
Baca juga: Deklarasi Antikekerasan di Sekolah ala IPM Banten
Setiap hari, peserta wajib bangun pukul 4 pagi untuk menunaikan salat subuh berjamaah, tadarus, dan kultum terjadwal. Kultum yang disampaikan pun menekankan pentingnya spiritualitas dalam kepemimpinan.
Selama di sana, para peserta makan bersama menggunakan nesting, menyantap hidangan di satu lengser besar. “Ini melambangkan kesederhanaan dan kebersamaan,” terang Lukman Arif.
Kesederhanaan juga tampak ketika mereka tidur beralaskan karpet. “Ini bertujuan membiasakan diri menghadapi tantangan dan melatih rasa tanggung jawab serta adaptasi terhadap berbagai kondisi,” imbuhnya.
Lukman Arif berharap, LDKS dapat mencetak kader-kader militan. “Yang tidak hanya kuat mental tetapi juga berlandaskan akhlak dan kebersamaan,” ujarnya.
Baca juga: IPM Bangkalan dan FIM Surabaya Bekali Calon Pekerja Migran
Bentuk Kader Militan
Hal ini sejalan dengan pernyataan Ketua Umum PR IPM SMAM 8 Cerme Fajar Izzul. “Kegiatan ini bertujuan membentuk kader militan yang berkualitas, berintegritas, dan siap memimpin di masa depan,” katanya.
Duta Genre Kabupaten Gresik 2024 itu menambahkan, “Agenda LDKS ini menjadi ruang pembentukan diri. Kualitas pemimpin diuji dari kemampuan menghadapi kesederhanaan, kebersamaan, dan tanggung jawab yang kami latih di sini.”
Panitia Naurah Fairus Salamah menilai kegiatan ini sebagai bagian penting dari proses pembentukan karakter. Sementara kata salah satu peserta Monica Regita Adarastiawan, banyak pelajaran hidup yang ia dapatkan dari kebersamaan ini.
“Terutama nilai perjuangan, kedisiplinan, tanggung jawab, dan keikhlasan,” terangnya (26/10/2024).
Para peserta yang merupakan siswa kelas X-XI ini terpilih dari 64 pendaftar. Mereka sebelumnya menjalani tahapan seleksi ketat. Ada tes tulis dan wawancara (7-8/10/2024) juga Pra-LDKS (17-19/10/2024).
Selama itu, aspek fisik dan mental peserta diuji. Tujuannya, kata Lukman Arif, untuk memastikan komitmen mereka dalam mengemban amanah sebagai kader IPM. (#)
Jurnalis Liset Ayuni Penyunting Sayyidah Nuriyah