
Calon motivator Pashmina se-Kabupaten Gresik belajar komunikasi efektif bersama Ana Shofiah, A.Md.Keb., S.Pd. mereka juga praktik langsung penyuluhan kepada remaja.
Tagar.co – Anggota Departemen Kesehatan PDNA Gresik Ana Shofiah, A.Md.Keb., S.Pd. berbagi tips komunikasi efektif di Pelatihan Motivator Pashmina. Ia pemateri terakhir di pelatihan hari kedua, Ahad (12/1/2025) sore.
40 peserta tetap antusias menyimak di lantai 3 Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik itu. Meski di tengah hari yang terik dan kantuk menggoda, suasana pelatihan tetap hidup.
“Dalam Pashmina, komunikasi adalah hal yang paling penting karena kita akan melakukan konseling,” jelas Ofi, sapaan akrabnya, mengawali pemaparan.
Wanita yang juga menjabat Ketua PCNA Ujungpangkah ini awalnya menjabarkan unsur-unsur dalam komunikasi. Yakni ada komunikator, pesan, dan komunikan. “Karena dalam komunikasi ada timbal balik dari komunikan ke komunikator sehingga apa yang disampaikan dapat diterima. Komunikasi sendiri bisa menggunakan media ataupun tidak,” terangnya.
Berdasarkan cara penyampaian, lanjut Ofi, komunikasi terbagi menjadi verbal dan non verbal. Non verbal semisal isyarat. Berdasarkan aliran informasi, satu arah dan dua arah. Berdasarkan ruang lingkup, internal dan eksternal.
“Fungsi dan peran komunikasi dapat menjadikan referensi atau informasi yang kuat tentang sesuatu hal!” tegasnya.
Selain itu, jenis komunikasi juga dapat dijabarkan menjadi komunikasi massa, interpersonal, dan intrapersonal.

Penyuluhan Pashmina
Di hadapan peserta dari 17 cabang se-Kabupaten Gresik yang merupakan calon motivator Pashmina itu, Ofi mengungkap poin penting dalam memberikan penyuluhan Pashmina. Yakni sasaran, materi/pesan, metode, dan media.
“Keempat hal ini harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi tiap-tiap tempat,” tuturnya di hadapan calon motivator Pashmina.
“Seringnya kita di Pashmina harus memiliki media, terutama jika pesertanya remaja. Karena jika hanya membayangkan maka informasi belum tentu tepat sasaran,” imbuhnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan tahapan komunikasi yang perlu peserta perhatikan. “Sebutannya Tahapan Komunikasi Terapeutik. Awalnya menyapa peserta, sebutannya Fase Pra Interaksi. Selanjutnya menanyakan lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan dengannya, namanya Fase Orientasi,” terang perempuan asal Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur ini.
Tahap berikutnya, lanjut Ofi, menanyakan tentang kesulitan-kesulitan dan identifikasi hal-hal terkait. Ini termasuk dalam Fase Kerja. “Pemberian solusi dengan pendekatan personal menjadi fase akhir yakni Fase Terminasi,” imbuh ibu dua anak ini.
Pemaparan Ofi berakhir dengan roleplay alias praktik penyuluhan kepada remaja. Alhasil, peserta tidak hanya membayangkan tetapi langsung mencoba saat itu juga. Ofi berharap, materi ini bisa peserta aplikasikan di cabang masing-masing. (#)
Jurnalis Gresia Divi Penyunting Sayyidah Nuriyah