
Bolehkah sedekah ditampakkan? Apakah itu lebih baik atau justru mengurangi pahala? Temukan jawabannya dalam pandangan Al-Qur’an dan hikmah di balik sedekah yang terlihat maupun tersembunyi!
Oleh Muhammad Damanhuri alias Ustaz Dayak, Ketua Yayasan Kejayaan Mualaf Indonesia dan Ketua Umum Lembaga Majelis Taklim Mualaf Kalimantan Barat. Bersama Mualaf, Kita Mampu
Tagar.co – Alhamdulillah, 17 hari sudah berlalu dalam bulan suci Ramadan. Namun, suasana di Masjidilharam tetap luar biasa. Di sini, sulit membedakan waktu antara pagi, siang, sore, atau malam. Sepanjang hari, lautan manusia silih berganti beribadah tanpa henti.
Baca juga: Keutamaan Berbagi: Hikmah Nuzululquran
Yang menjadi pembeda hanyalah waktu salat dan waktu makan. Bahkan, jika seseorang berada di sekitar Ka’bah sepanjang malam, ia mungkin tidak menyadari apakah hari sudah berganti.
Di bulan yang penuh berkah ini, mari kita terus meningkatkan ilmu agar amal yang kita lakukan tidak sia-sia. Sebagaimana dikatakan, amal tanpa ilmu akan menjadi percuma. Oleh karena itu, kita lanjutkan belajar dari Kitab Syajaratul Ma’arif, khususnya Bab 10 yang membahas tentang:
Menampakkan Sedekah Disertai Keikhlasan
Allah Swt berfirman:
Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang beriman, dirikanlah salat dan nafkahkanlah sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. (Ibrahim: 31)
Dalam ayat lain, Allah berfirman:
Orang-orang yang menafkahkan hartanya pada malam dan siang hari, secara rahasia maupun terang-terangan, mereka akan mendapat pahala di sisi Tuhan mereka. (Al-Baqarah: 274)
Allah juga berfirman:
Dan jika engkau menampakkan sedekah, maka itu adalah suatu kebaikan. (Al-Baqarah: 271)
Dari ayat-ayat ini, kita belajar bahwa sedekah bisa dilakukan secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, asalkan niatnya ikhlas karena Allah. Tidak ada salahnya menampakkan sedekah jika tujuannya adalah untuk menginspirasi orang lain dalam berbuat kebaikan. Namun, jika dikhawatirkan timbul riya’, maka lebih baik dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Sebagai pengingat, hendaknya kita berhati-hati dalam berbicara. Jangan sampai perkataan kita justru membingungkan diri sendiri atau orang lain. Sebagaimana dalam firman Allah:
Dan janganlah kalian mendekati shalat dalam keadaan mabuk, hingga kalian sadar apa yang kalian ucapkan. (An-Nisa: 43)
Semoga Allah memberikan kita keikhlasan dalam beramal dan kebijaksanaan dalam berbicara. Amin.Wallahualambisawab. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni