Sepaket suvenir peserta Lokakarya Ekoliterasi dapatkan usai mendaftar melalui scan barcode. Lima suvenir itu tetap sejalan dengan semangat Nasyiah menjaga lingkungan.
Tagar.co – Sejak pukul 07.:30 WIB, peserta berdatangan di Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, di Kertomenanggal IV/1 Surabaya Ahad (10/11/2024). Salah satunya dari rombongan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik.
Saat itu lobi gedung yang berlokasi di Jalan Kertomenanggal IV/I Surabaya, Jawa Timur, masih lengang. Baru ada rombongan dari Mojokerto, Pasuruan, dan Jember duduk di sekitar area registrasi. Panitia pun bersiaga menyambut kehadiran para kader Nasyiah se-Jawa Timur itu.
Pasalnya, Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur sedang mengadakan Lokakarya Ekoliterasi dan Kader utusan PDNA se-Jatim, kader PWNA, maupun perwakilan Ortom turut hadir. Di waktu yang sama dan ruang yang berbeda, PWNA Jatim juga menggelar Badan Usaha dan Amal Nasyiatul Aisyiyah (BUANA) Expert Management Training.
Baca juga: Menikmati Serabi Khas Bandung di Kota Malang
Sebelum pembukaan bersama di Aula Mas Mansyur lantai 3 dimulai, peserta Lokakarya Ekoliterasi registrasi di lantai 1. Di sinilah mereka mendapat kejutan sepaket suvenir usai registrasi dengan scan barcode.
Setiap peserta mendapatkan kit berupa tas kanvas putih bersablon logo Lokakarya Ekoliterasi. Di dalamnya ada tepak makan plastik dengan tempelan stiker logo yang sama di bagian tutupnya. Selain itu, ada tumbler dan buku catatan. Kaos hijau army sesuai ukuran juga diberikan sepaket.
Menurut Ketua Departemen Pustaka, Informasi, dan Teknologi Digital PWNA Jawa Timur Hervina Emzulia, beragam suvenir itu bisa diberikan kepada peserta berkat kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). “Ini bagian dari program pengabdian masyarakat (abdimas) dari Umsida,” ujarnya.
Usai mengikuti pembukaan dengan memakai batik NA khas Jawa Timur yang berwarna merah muda dengan kerudung biru, peserta diminta berganti kaos yang diberikan. Hal ini telah Vina, sapaan akrabnya, sampaikan di grup WhatsApp peserta, Kamis (7/11/2024).
Pengabdian Masyarakat Umsida
Sejalan dengannya, perwakilan Umsida Ahmad Nurefendi Fradana, M.Pd menyampaikan, program abdimas ini menghubungkan antara literasi dengan ekologi. “Maka muncullah term (istilah) ekoliterasi ini,” ujarnya sambil menunjuk tulisan hijau yang tersablon di tas suvenir.
Lebih lanjut ia menerangkan, salah satu riset dan abdimas unggulan 20-25 di Umsida menyasar poin Sustainable Development Goals (SDG). “Tepatnya fokus perhatian pada poin lingkungan dan pendidikan literasi,” imbuh Fendi yang mengemban amanah untuk fokus pada pengembangan literasi di Umsida.
Dari sinilah, kata Fendi, cikal bakal berdirinya pusat studi literasi. “Di Umsida sudah ada pusat studi lingkungan. Diharapkan ke depan bisa berkolaborasi, dengan berbagai pihak, Ortom juga,” jelasnya.
Baca juga: Gurih, Asam, dan Pedas Bubur Masin yang Mulai Langka
Karena itulah, hari ini, pihaknya menggandeng NA. Ke depan, pihaknya juga berencana menggandeng Ortom Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Ortom lain.
Selain itu, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan pihak eksternal Muhammadiyah. “Komunitas literasi dan pecinta lingkungan di luar sana coba kita ajak,” ujarnya. (#)
Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni