Buku

Belajar dari Orang-Orang Mati yang Hadir melalui Mimpi

×

Belajar dari Orang-Orang Mati yang Hadir melalui Mimpi

Sebarkan artikel ini
Mimpi adalah kabar gembira atau peringatan, sesuai dengan kondisi orang yang mengalaminya. Mimpi dari seorang Muslim yang baik bisa dijadikan sandaran. Termasuk mimpi ketemu orang saleh yang telah wafat.
Foto marrakazy_ilmu

Mimpi adalah kabar gembira atau peringatan, sesuai dengan kondisi orang yang mengalaminya. Mimpi dari seorang Muslim yang baik bisa dijadikan sandaran. Termasuk mimpi ketemu orang saleh yang telah wafat.

Oleh M. Anwar Djaelani, kolumnis dan penulis buku inspiratif

Tagar.co – Mimpi, dalam Islam, mendapat perhatian yang cukup. Semua dalil syar’i yang sahih menegaskan bahwa mimpi selain dari para Nabi diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: mimpi baik, mimpi buruk, dan suara hati. Sedangkan jenis mimpi yang biasa dialami seseorang hanyalah mimpi tanpa makna (h.6).

Mimpi adalah kabar gembira atau peringatan, sesuai dengan kondisi orang yang mengalaminya. Mimpi dari seorang Muslim yang baik bisa dijadikan sandaran.

Perhatikan hadis riwayat Muslim berikut ini:
Rasulullah Saw menyingkap kain penutup (dari kamar beliau), sementara para Sahabat berbaris di belakang Abu Bakar. Lalu beliau bersabda, ”Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya tidak ada yang tersisa dari kabar-kabar yang menggembirakan dari kenabian kecuali mimpi yang baik yang dilihat Muslim.”

Baca juga: Sirkus Pernikahan: Kisah Akrobatik Rumah Tangga Agus Mulyadi-Kalis Mardiasih

Mimpi bisa kita ambil pesannya, dengan syarat seperti yang ada di hadis riwayat Muslim berikut ini: ”Jika hari kiamat telah dekat, maka mimpi Muslim hampir tidak pernah meleset dari kenyataan. Mimpi paling benar di antara kalian adalah yang paling jujur tutur katanya.”
Sebagai wujud dari maksud hadis di atas, Nabi Saw sangat antusias menyimak mimpi para Sahabat. Lalu, menafsirkannya untuk mereka.

Di hadis riwayat Bukhari, tergambar bahwa setelah salat, Nabi Saw menghadap jemaah dan bertanya: ”Siapa di antara kalian yang bermimpi tadi malam?”

Baca jugaK.H. Hasan Abdullah Sahal Tokoh Perbukuan IBF 2024

Selanjutnya, ada yang menarik. Nabi Saw memberikan arahan agar menyebarkan mimpi yang baik untuk memperoleh kabar gembira dan peringatan yang bersifat khusus dan umum.

Simak hadis riwayat Bukhari ini: ”Jika salah seorang dari kalian mengalami mimpi yang dia sukai, maka mimpi itu dari Allah sehingga dia hendaknya memuji Allah dan menceritakannya kepada yang lain. Jika dia mengalami mimpi yang tidak disukainya, maka itu dari setan sehingga hendaknya dia meminta perlindungan kepada Allah dari keburukannya dan tidak menceritakannya kepada seorang pun. Dengan demikian, mimpi itu tidak dapat membahayakan dirinya.”

Kadar Penilaian

Informasi dalam buku ini hanya untuk dijadikan pelajaran dan keteladanan (h. 15). Manfaatnya, setelah hati menjadi lembut, adalah mengetahui amal apa yang dapat menyelamatkan. Lalu mempraktikkan amal itu dengan ikhlas, tidak menampakkannya di hadapan orang lain sebisa mungkin (h. 17).
Allah menyembunyikan rida-Nya di balik ketaatan seseorang kepada-Nya.

Maka jangan pernah memandang remeh ketaatan sekecil apapun karena bisa saja rida Allah ada di dalamnya. Sejalan, Allah menyembunyikan murka-Nya di balik maksiat seseorang kepada-Nya. Maka jangan pernah memandang remeh maksiat sekecil apapun karena bisa saja murka Allah ada di dalamnya.
Terkait, perhatikan HR Bukhari–Muslim ini: ”Tatkala seorang pria berjalan, dia menemukan sebatang kayu berduri di tengah jalan. Lalu disingkirkannya, sehingga Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya” (h. 17-18).

Jejak Amal

Setelah mukadimah yang membahas tentang posisi mimpi seperti tergambar di atas, selanjutnya masuk ke bahasan utama. Di dalamnya ada tiga bagian. Bagian pertama, Kisah Tokoh-Tokoh Terkenal yang Hadir dalam Mimpi. Bagian kedua, Kisah Mimpi Orang-Orang yang Kurang Dikenal. Dan bagian ketiga, Kisah Orang-Orang Awam yang Hadir dalam Mimpi. Semua kisah, menyangkut tokoh yang telah wafat.

Adapun porsi bahasan yang paling banyak, ada pada bagian pertama. Kita mulai dari bagian pertama, Kisah Tokoh-Tokoh Terkenal yang Hadir dalam Mimpi.

Baca juga: Buku Kehidupan Mengajariku, Quotes Lugas dan Berani Pimpinan Gontor

Kita awali, tentang Malik bin Dinar. Dia, ulama besar yang ahli hadis di masa Tabiin.
Seseorang bermimpi bertemu dengan Malik bin Dinar. Lalu, terjadi dialog.

”Amal apa yang engkau bawa?”

”Aku datang dengan membawa banyak dosa, namun itu semua dihapus lantaran prasangka baikku kepada Allah. “(h. 41).

Selanjutnya, tentang Malik bin Anas. Dia salah satu imam mazhab, yaitu Imam Malik.

Seseorang bertemu dengannya di mimpi. Lalu, ada dialog.

”Apa yang telah Allah lakukan kepadamu?”

”Allah telah mengampuni dosaku karena satu kata yang pernah dikatakan Usman bin Affan saat melihat jenazah, ”Subhanallah Al-Hayyu alladzi la yamutu (Maha Suci Tuhan yang Maha Hidup, tidak pernah mati)” (h. 58-59).

Kemudian, tentang Abdullah bin Al-Mubarak. Dia seorang ulama ahli hadis terkemuka.
Seseorang bermimpi bertemu dengannya.
Terjadilah dialog.

”Apa yang telah Allah lakukan kepadamu?”
”Dosaku telah diampuni lantaran perjalananku untuk mengumpulkan hadis. Tetaplah membaca Al-Qur’an. Tetaplah membaca Al-Qur’an.” (h.62).

Lalu, tentang Imam Syafi’i. Dia, salah satu imam mazhab dan penulis sejumlah kitab.
Seseorang pernah bertemu dengannya dalam mimpi. Terjadilah dialog.

”Apa yang telah Allah lakukan kepadamu?”

”Aku berada di Surga Firdaus yang paling tinggi”.

”Karena apa?”

”Karena kitab yang aku tulis dan aku beri judul Ar-Risalah. ” (h. 76).

Berikutnya, tentang Ahmad bin Hambali. Dia salah satu imam mazhab, Imam Hambali.
Seseorang bermimpi bertemu Ahmad bin Hambali. Terlihat dalam mimpi itu, Imam Hambali dalam kondisi berjalan dengan bangga. Lalu, terjadi dialog.

“Wahai, gaya jalan apa ini?”

“Ini gaya jalan pelayan di surga.”

“Apa yang telah Allah lakukan kepadamu?”

“Allah telah mengampuni dosaku, memberikan mahkota di kepalaku, memberikan dua alas kaki dari emas untukku, dan berkata kepadaku ‘Wahai Ahmad, ini karena ucapanmu bahwa Al-Qur’an adalah Kalam Allah, bukan makhluk.” (h. 98-99).

Berikutnya, Imam Al-Ghazali. Dia disebut sebagai Hujatul Islam. Karya tulisnya banyak, salah satunya adalah Ihya’ Ulumiddin.
Seseorang bertemu dengannya di mimpi. Terjadilah dialog.

”Apa yang telah Allah lakukan kepadamu?”

”Allah menyuruhku berdiri di hadapan-Nya dan bertanya ’Apa yang engkau bawa untuk menemui-Ku?’ Kemudian aku menyebutkan berbagai macam ketaatan yang pernah aku lakukan.”

”Mendengar itu,” lanjut Imam Ghazali, ”Allah berkata, ’Aku tidak menerima sedikit pun amal tersebut namun karena engkau pernah duduk menulis lalu seekor lalat jatuh di atas pulpenmu. Lalu engkau membiarkannya minum tinta. Itulah kasih-sayang yang engkau berikan kepadanya. Maka, Aku pun merahmatimu hari ini. Pergilah, karena sungguh Aku telah mengampuni dosamu’.” (h.143-144).

Jejak Amal Lain

Sekarang, bagian kedua, Kisah Mimpi Orang-Orang yang Kurang Dikenal. Kita ikuti tentang Suhail bin Ali.

Seseorang mimpi bertemu Suhail bin Ali. Lalu terjadi dialog.

”Apa yang Tuhanmu lakukan kepadamu?”

”Aku selamat karena satu kalimat yang diajarkan Ibnu Mubarak.”

”Kalimat apakah itu?”

”Ucapan, ’Wahai Tuhanku, ampunanmu, ampunanmu” (h.166).

Selanjutnya, tentang Muhammad bin Said At-Tirmidzi. Bahwa, seseorang pernah bertemu dia dalam mimpi. Terjadilah dialog.

”Apa yang telah Tuhanmu lakukan kepadamu?”

”Allah telah mengampuni dosaku.”

”Karena apa?”

”Karena bacaanku, ’Dia-lah yang Maha Tinggi derajatnya dan yang memiliki Arasy’.” (Catatan, bacaan yang dimaksud ada di Ghafir ayat 15 – (h.172).

Selanjutnya, tentang Misitah. Seseorang bermimpi bertemu dengannya. Terjadilah dialog.

”Apa yang telah Allah lakukan kepadamu?”

”Allah telah mengampuni dosaku.”

”Karena apa?”

”Aku pernah mendiktekan sebuah hadis musnad kepada salah seorang ahli hadis. Lalu, Syekh itu bersalawat kepada Nabi Saw dan aku pun bersalawat kepada beliau sembari mengeraskan suara hingga diikuti oleh orang-orang yang hadir dalam majelis. Oleh karena itu dosa-dosa kami pada hari itu diampuni” (h.173).

Terakhir, bagian ketiga, Kisah Orang-Orang Awam yang Hadir dalam Mimpi. Mari, ikuti kisah dari ”Pengagum Imam Ahmad bin Hambal”. Berikut ini, mimpi seseorang yang bertemu

”Pengagum Imam Ahmad bin Hambali itu.”

”Apa yang telah Allah lakukan kepadamu?”

”Allah telah mengampuni dosaku.”

”Demi Allah?”

”Demi Allah. Allah telah mengampuni dosaku.”

”Karena apa Allah mengampuni dosamu?”

”Karena kecintaanku kepada Ahmad bin Hambal.”

”Apakah engkau berada dalam ketenangan?”

”Aku berada dalam ketenangan dan kegembiraan.” (h. 177).

Meyakinkan, Alhamdulillah!

Mari, perbanyak belajar kepada kisah yang punya rujukan meyakinkan. Allah kuat meminta kita untuk suka mempelajari sejarah dan kisah. Salah satunya, ada di Firman-Nya yaitu Yusuf ayat 111.

Di antara bacaan tentang kisah, buku ini insya Allah bisa kita jadikan sebagai salah satu pegangan yang berharga. Buku ini ditulis oleh seorang doktor. Kajiannya didukung 76 referensi. Di semua kisah yang tersaji, ada rujukannya yang jelas.

Jadi, silakan cermati mimpi kita yang baik. Silakan, bukan tak mungkin, ada pesan hakiki yang bisa kita petik dari mimpi kita. Teruslah istikamah belajar.

Data Buku

Judu: Kematian Itu Nasihat, Belajar dari Orang-Orang Mati yang Hadir
melalui Mimpi
Penulis: Ali Muhammad Zainu
Penerjemah: Iqbal Qadir
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar, Jakarta
Tahun terbit: Agustus 2024
Tebal: xvii + 210 halaman (#)

Baca Juga:  Kasihani Penguasa!