Telaah

Al-Qur’an: Cahaya, Obat, dan Kedamaian Hati

251
×

Al-Qur’an: Cahaya, Obat, dan Kedamaian Hati

Sebarkan artikel ini
Al-Qur’an adalah cahaya bagi hati, obat bagi jiwa, dan sumber ketenangan sejati. Setiap ayatnya mengandung hikmah, menghapus kegelisahan, serta membimbing manusia menuju kebahagiaan dan rahmat Ilahi.
Anak mua sedang membaca Al-Quran di masjid (Ilustrasi freepik.com premium)

Al-Qur’an adalah cahaya bagi hati, obat bagi jiwa, dan sumber ketenangan sejati. Setiap ayatnya mengandung hikmah, menghapus kegelisahan, serta membimbing manusia menuju kebahagiaan dan rahmat Ilahi.

Oleh Dwi Taufan Hidayat, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas, Kabupaten Semarang.

Tagar.co – Al-Qur’an adalah kalam Allah yang penuh keberkahan. Setiap huruf yang dibaca mendatangkan pahala, setiap ayat yang direnungkan membawa ketenangan, dan setiap petunjuk yang diikuti menjadi jalan menuju kebahagiaan.

Allah ﷻ berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Al-Isra’: 82)

Baca juga: Gaspol Ramadan: Tetap Maksimalkan Ibadah di Pekan Kedua

Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah syifa’ (obat) bagi hati yang resah, jiwa yang terluka, dan mental yang lelah. Membaca dan mentadaburi Al-Qur’an bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga terapi spiritual yang mampu menyembuhkan kegelisahan dan kecemasan.

Baca Juga:  12 Hadis Lemah dan Palsu Seputar Ramadan

Al-Qur’an: Obat Hati dan Jiwa

Allah juga menegaskan bahwa dalam Al-Qur’an terdapat kesembuhan bagi penyakit hati:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, serta petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus: 57)

Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah syifa’ lima fisudur (obat bagi penyakit hati). Hati yang dipenuhi kesedihan, kecemasan, dan kegalauan akan mendapatkan ketenangan dengan membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an.

Al-Qur’an sebagai Penyembuhan Spiritual

Banyak orang mencari ketenangan melalui berbagai cara, tetapi sering kali solusi duniawi hanya memberikan kelegaan sementara. Al-Qur’an adalah penyembuhan sejati karena mengobati akar masalah dalam hati manusia—yaitu keraguan, kebingungan, ketakutan, dan kegelisahan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (H.R. Bukhari, No. 5027)

Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga menanamkan ketenangan dalam hati. Sebab, setiap ayat mengandung hikmah yang menuntun manusia kepada kebahagiaan sejati.

Baca Juga:  Mengapa Istikamah Bisa Luntur? Menyelami Penyebab dan Cara Menjaganya

Allah ﷻ berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Menghidupkan Hati dengan Al-Qur’an

Hati yang kosong dari Al-Qur’an akan terasa gersang. Rasulullah ﷺ mengibaratkan hati yang tidak pernah membaca Al-Qur’an seperti rumah yang rusak:

إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ

“Sesungguhnya orang yang tidak memiliki sesuatu dari Al-Qur’an dalam hatinya, ia seperti rumah yang rusak.” (H.R. Tirmidzi, No. 2913)

Maka, jangan biarkan hati kita kosong dari Al-Qur’an. Bacalah setiap hari, resapilah maknanya, dan amalkan dalam kehidupan. Insyaallah, Al-Qur’an akan menjadi penyembuhan terbaik bagi hati, jiwa, dan mental kita.

Semoga Allah menjadikan kita ahli Al-Qur’an yang selalu mendapatkan keberkahan, ketenangan, dan rahmat dari-Nya. Amin. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni