Telaah

Al-Marid, ketika Al-Qur’an Bicara tentang Penyakit

×

Al-Marid, ketika Al-Qur’an Bicara tentang Penyakit

Sebarkan artikel ini
Al-Marid artinya penyakit. Secara garis besar penyakit dapat dikategorikan menjadi dua: penyakit fisik dan penyakit hati. Kedua penyakit ini disebut dalam Al-Qur’an.
Orang yang sedang saki (Ilustrasi AI)

Al-Marid artinya penyakit. Secara garis besar penyakit dapat dikategorikan menjadi dua: penyakit fisik dan penyakit hati. Kedua penyakit ini disebut dalam Al-Qur’an.

Tafsir Kata Kunci Al-Quran oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).

Tagar.co – Kata al-marid disebut sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an. Yaitu dalam surat An-Nur/24:61dan Al-Fath/48:17.

Adapun kata mardun (yang memiliki akar kata yang sama) digunakan sebanyak 12 kali. Beberapa di antaranya: Al-Baqarah/2:10, Al-Maidah/5: 52, dan Al-Anfal/8:49.

Secara garis besar penyakit dapat dikategorikan menjadi dua. Yaitu penyakit fisik dan penyakit hati. Kedua penyakit ini disebut dalam Al-Qur’an sebagaimana yang terdapat dalam ayat-ayat berikut: 

Penyakit Hati

Dan dari sebagian manusia ada yang mengatakan beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal tidaklah dia beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, dan tidaklah mereka menipu kecuali diri mereka sendiri. Di hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya … (Al-Baqarah/2: 9-10).

Supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir mengatakan, ’Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?’ (Al-Mudatsir/74:31). 

Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar rasul mengadili di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk kemaslahatan mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah ketidakdatangan mereka itu karena di dalam hati mereka ada penyakit atau karena mereka ragu-ragu atau karena takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim, sebenarnya merekalah orang-orang yang zalim (An-Nur/24:48-50).

Baca juga: Ashabulkahfi, Kisah Penghuni Gua selama 309 Tahun 

Ketiga ayat ini memberi gambaran tentang adanya penyakit hati yang berupa keragu-raguan akan adanya Allah dan hari akhir, serta keragu-raguan tentang kebenaran ayat-ayat kauliah-Nya. Kebanyakan penderita penyakit ini adalah orang-orang kafir dan orang-orang munafik, serta tidak menutup kemungkinan orang-orang yang masih lemah keimanannya. 

Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah sama seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya (Al-Ahzab/33:32) Ayat ini memberi gambaran tentang adanya penyakit hati yang berupa keinginan untuk mengumbar hawa nafsu (syahwat). Penyakit ini lebih bersifat umum, artinya kaum Muslimin pun pada umumnya berpeluang sama untuk menderitanya.

Penyakit Fisik

Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (An-Nisa/4:43). Dan barang siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajib baginya berpuasa, sebanyak puasa yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain (Al-Baqarah/2:185).

Baca Juga:  10 Keutamaan Orang yang Sabar

Baca juga: Al-Hawariyun, Pengikut Setia Nabi Isa

Ayat di atas menjelaskan tentang keberadaan penyakit yang bersifat fisik yang dapat menjadi penyebab seseorang untuk mendapatkan keringanan-keringanan hukum. Orang yang sakit dapat melakukan tayamum sebagai pengganti wudu. Orang sakit dapat keringanan untuk tidak berpuasa dan dapat menggantinya di hari yang lain. 

Informasi tentang penyakit masih bersifat umum, hal ini memberi peluang kepada manusia untuk menelitinya lebih detail lagi, bagaimana mencegahnya, apa penyebabnya, dan bagaimana menyembuhkannya. Semakin kenal dengan jenis penyakit, akan semakin mudah mengantisipasinya! (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni