Aksi damai dengan kredo fiat justitia ruat caelum. Keadilan akan tetap ditegakkan meski langit akan runtuh. Penyataan ini terpampang di kain putih depan Polres dan disuarakan pada aksi damai.
Tagar.co – Di bawah terik matahari pukul 13.00 WIB, 50 pelajar berjas kuning Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan 20 mahasiswa berjas merah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar Aksi Solidaritas untuk Afif Maulana (AM).
Mereka longmarch dari Universitas Muhammadiyah Tangerang menuju Polres Metropolitan Tangerang Kota, Jumat (12/7/2024). Gabungan dari kader Pimpinan Wilayah (PW) IPM Provinsi Banten dan Pimpinan Cabang (PC) IMM Kota Tangerang itu berjalan kaki sambil mengibarkan bendera hijau berlogo Muhammadiyah. Keduanya memang organisasi otonom (ortom) di bawah organisasi Islam tertua di Indonesia ini.
Baca juga: Yahudi Ultra Ortodoks Tolak Wajib Militer untuk Perang Palestina
Sebagian kader juga berjalan sambil membawa spanduk dan poster berisi tuntutan agar kasus Afif Maulana (AM) segera diselesaikan dengan adil dan transparan. AM, siswa SMP Muhammadiyah 5 Padang berusia 13 tahun merupakan kader IPM yang baru saja mengikuti Pelatihan Kader Taruna Melati 1 (PKTM 1).
Ia menjadi korban kekerasan oleh oknum kepolisian Sumatera Barat. Peristiwa tragis yang menimpa AM adalah tindakan yang tidak manusiawi dan merupakan pelanggaran berat terhadap hak anak serta prinsip-prinsip keadilan.
Aksi Solidaritas
Kemudian, setibanya di depan gedung Kepolisian Resor (Polres) Kota Tangerang, mereka mempersembahkan panggung teatrikal, membaca pernyataan sikap, berdoa bersama, mendeklarasikan pelajar anti kekerasan dan tawuran, dan menyalakan seribu lilin sebagai bentuk solidaritas.
Acara ini dihadiri oleh Tim Advokasi PP IPM, Pimpinan Cabang IMM Kota Tangerang dan Ketua Umum PW IPM Banten Widhiashafiz. Menurut Widhiashafiz, aksi ini bagian dari rangkaian kegiatan untuk mengawal kasus AM. Pihaknya berharap dari aksi ini ada kebenaran yang terbuka dan adil.
“Kami menuntut 17 anggota kepolisian yang melakukan kekerasan untuk dipecat secara tidak hormat serta evaluasi kinerja Polda Sumbar beserta jajarannya. Kami akan terus bergerak dan menyuarakan keadilan hingga kasus ini tuntas. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami sebagai pelajar untuk melawan segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan,” ujar laki-laki yang akrab disapa Hafiz ini.
Sementara Ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PW IPM Banten Muhammad Hasan Syariati mendesak Kapolri untuk memeriksa, mengevaluasi, serta membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang lebih ketat dalam menjalankan tugas, terutama di lapangan.
“Polri adalah penegak hukum, pelayan, dan pengayom masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa percaya jika setiap tahun selalu ada kasus kekerasan dari pihak kepolisian?” ujar Hasan.
Hasan menambahkan, menurut laporan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), dalam tiga tahun terakhir terdapat sekitar 600 kasus kekerasan dan penyiksaan oleh anggota polisi.
“Masa iya setiap ada kasus kekerasan dari pihak kepolisian selalu dengan alibi ‘oknum’? Apakah rata-rata anggota Polri memang seperti ini? Jika terus begini, bagaimana bisa Polri dikatakan sebagai penegak hukum dan pengayom masyarakat?” tegasnya.
Baca juga: Masud Pezeshkian dan Perubahan Moderat Iran
Kecam Kekerasan
Jenderal Lapangan Nadi Tri Suliwo juga mengecam keras tindakan penganiayaan yang mengakibatkan kematian AM. “Kekerasan seperti ini adalah tindakan keji dan munkar yang tidak bisa diterima dalam masyarakat beradab. Setiap individu berhak merasa aman dan dilindungi di negara ini,” tegas Nadi.
“Pelaku harus diadili dengan hukuman yang setimpal agar memberikan efek jera serta keadilan diraih oleh keluarga korban. Sebagai pengingat, kita harus terus berjuang melawan segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan. Hanya ada satu kata: ‘lawan’. Saatnya kader IPM bergerak! Fiat justitia ruat caelum—‘Keadilan akan tetap ditegakkan meski langit akan runtuh,” imbuhnya.
Melalui komitmen yang kuat terhadap pendidikan dan perlindungan anak, IPM terus berupaya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua pelajar. Dengan semangat kebersamaan dan tanggung jawab, IPM tidak hanya membentuk generasi muda yang cerdas, tetapi juga yang berintegritas dan peduli terhadap sesama. Dengan demikian, IPM berkontribusi besar dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia. (#)
Jurnalis Sayida Humaira Penyunting Sayyidah Nuriyah