
Akhlak mulia, atau karakter yang baik, ibarat perekat yang menyatukan hati manusia. Bayangkan jika semua orang saling menghormati, bertutur kata santun, dan gemar menolong, bukankah dunia akan terasa lebih indah?
Akhlak Mulia: Perekat Umat dan Penyebar Cinta Kasih; Telaah oleh Dwi Taufan Hidayat, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bergas Kabupaten Semarang
Tagar.co – Pernahkah Anda merasakan kedamaian dan kehangatan dalam sebuah lingkungan yang dipenuhi orang-orang berakhlak mulia? Dr. Nazhim Shulthon Hafidzahullah pernah menyatakan, “Akhlak yang baik merupakan sebab dipersatukannya umat dan tersebarnya rasa cinta.”
Pernyataan ini bukanlah sekadar kata-kata bijak, melainkan sebuah kebenaran mendasar yang menjadi kunci utama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan penuh cinta.
Mengapa Akhlak Mulia Begitu Penting?
Akhlak mulia, atau karakter yang baik, ibarat perekat yang menyatukan hati manusia. Bayangkan jika semua orang saling menghormati, bertutur kata santun, dan gemar menolong, bukankah dunia akan terasa lebih indah? Inilah mengapa akhlak mulia menjadi sangat penting, baik dalam pandangan agama maupun dalam kehidupan sosial.
Teladan Akhlak Mulia dari Al-Qur’an
Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, berkali-kali menekankan pentingnya berakhlak mulia. Allah Azzawajalla bahkan memuji Nabi Muhammad Salallahuaalaihiwasalam atas keluhuran akhlaknya:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Ayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah Salallahuaalaihiwasalam adalah teladan sempurna dalam hal akhlak. Kelembutan, kejujuran, dan kasih sayangnya mampu menyentuh hati banyak orang, sehingga terciptalah persatuan dan cinta di antara para pengikutnya.
Bahkan, Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan kita untuk selalu berkata baik kepada sesama:
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (Al-Baqarah: 83)
Perintah ini menegaskan bahwa tutur kata yang baik merupakan bagian dari akhlak mulia. Ucapan yang santun dan menyejukkan hati dapat meredam konflik dan menumbuhkan rasa saling menghargai.
Sabda Rasulullah tentang Akhlak Mulia
Nabi Muhammad Salallahuaalaihiwasalam juga sering mengingatkan umatnya tentang keutamaan berakhlak mulia. Beliau bersabda:
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (H.R. Bukhari 3559 dan Muslim 2321)
Baca juga: Membaca Al-Qur’an sebagai Jalan Menuju Kedudukan Tinggi di Surga
Hadis ini menjelaskan bahwa akhlak yang baik adalah cerminan kualitas diri seseorang. Orang yang berakhlak mulia akan dicintai Allah dan dihormati sesama manusia.
Bahkan, Rasulullah Salallahuaalaihiwasalam menegaskan bahwa akhlak mulia memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat selain akhlak yang baik.” (H.R. Tirmidzi 2003)
Hadis ini menunjukkan bahwa akhlak yang baik akan menjadi pemberat timbangan amal kebaikan kita di akhirat kelak, yang dapat mengantarkan kita pada kebahagiaan abadi.
Akhlak Mulia: Jalan Menuju Masyarakat yang Harmonis
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa akhlak mulia adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat yang harmonis, bersatu, dan penuh cinta kasih. Dengan meneladani akhlak Rasulullah Salallahuaalaihiwasalam , kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga turut menciptakan lingkungan yang damai dan sejahtera.
Marilah kita jadikan akhlak mulia sebagai komitmen hidup. Dengan menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji, kita tidak hanya akan merasakan kebahagiaan pribadi, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang penuh cinta dan kedamaian.
Semoga Allah Azza wa Jalla membimbing kita semua untuk selalu berakhlak mulia dan menjadi penebar cinta kasih di muka bumi. Wallahua’lam bish-shawabi. (*)
Penyunting Mohammad Nurfatoni