Pesenam Indonesia Rifda Irfanaluthfi menahan rasa sakit saat mengarungi Olimpiade 2024 Paris. Pesenam Indonesia pertama yang tampil di olimpiade ini mengalami robekan ligamen lutut. Sedih dan bangga.
Tagar.co – Veddriq Leonardo, Rizki Juniansyah, dan Gregoria Mariska Tunjung telah mengharumkan nama Indonesia lewat raihan medali di Olimpiade Paris 2024. Lewat kerja kerasnya, ketiga atlet ini berhasil menempatkan Indonesia di ranking 39.
Di balik eforia torehan prestasi ini, ada air mata yang menetes di pelupuk mata atlet senam Rifda Irfanaluthfi. Meski langkahnya terhenti di Olimpiade 2024 Paris karena cedera, peraih medali perunggu senam lantai di Piala Dunia Senam Artistik FIG 2023 pada seri Kairo, Mesir ini mencatatkan sebagai pesenam pertama tanah air yang bisa tampil di ajang olimpiade.
Atlet berusia 23 tahun ini mengalami cedera dibagian meniskus (tulang rawan pada lutut) dan Anterior Cruciate Ligaments (ACL) berupa robekan ligamen lutut. Turun di nomor all around putri, dia tidak maksimal saat berlaga di Bercy Arena Perancis, Ahad (28/7/2024). Cedera ini memaksa peraih medali perak senam lantai pada Asia Games Jakarta-Palembang tahun 2018 ini menyelesaikan lomba lebih cepat dari seharusnya.
Baca juga: Harumkan Nama Indonesia, 2 Atlet Raih Emas di Olimpiade Paris
Rifda hanya tampil di palang bertingkat dari empat alat yang wajib dicobanya dan mencatatkan 9,166 poin. Capaian kurang maksimal inilah yang membuat kesedihan mendalam.
Dalam wawancara di beberapa media sosial, dia mengaku bahwa tampil di olimpiade adalah cita-citanya. Cita-cita inilah yang menjadi semangat dia untuk terus berjuang walau harus menahan rasa sakit saat lomba berlangsung. Dia tidak mau mengecewakan orang-orang yang telah mendukungnya.
Peraih dua medali emas PON Remaja pada 2014 perwakilan Jakarta ini mengungkapkan ada rasa sedih, lega, dan senang yang bercampur usai Olimpiade Paris 2024. Walaupun belum bisa tampil maksimal, masyarakat Indonesia tetap memberikan dukungan yang membuatnya tetap percaya diri.
Dalam video yang viral di media sosial (medsos), atlet kelahiran 16 Oktober 1999 ini menyelesaikan pertandingan dengan bantuan sang pelatih Eva Butarbutar saat tumpuhan akhir. Ada juga video yang menunjukkan perjuangan keras Rifda saat masuk value lomba dengan digendong di punggung oleh pelatih.
Saat tiba di taah air, dia nampak menggunakan kursi roda didampingi pelatih. Kehadirannya disambut keluarga dan orang tuan, perwakilan Kemenpora, perwakilan dari Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) dan perwakilan dari Komite Olimpiade Indonesia (NOC) Indonesia. (#)
Jurnalis Ichwan Arif Penyunting Mohammad Nurfatoni