Abdul Mu’ti termasuk salah satu tokoh yang bertemu dengan presiden terpilih Prabowo Subianto, Senin (14/10/1014). Kepada wartawan ia mengaku diminta menjadi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tagar.co – Sejumlah tokoh dari kalangan politisi, akademisi, profesional, dan menteri kabinet Jokowi bertemu dengan presiden terpilih Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, No 4. Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).
Salah satunya adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed.
Kepada wartawan, Mu’ti yang berkemeja batik berwarna dominan cokelat menyampaikan hasil pertemuannya dengan Prabowo. “Pertama, tadi Pak Prabowo menyampaikan, memberikan amanah kepada saya untuk memimpin kementerian, memajukan pendidikan,” ujarnya dikutip dari Kompas TV.
“Beliau juga menyampaikan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun bangsa. Terutama adalah kunci untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat dalam pembukaan UUD 45,” kata Mu’ti yang kali ini tidak memakai peci hitam seperti biasanya.
Baca juga: Teologi Kasihan Modal Toleransi Beragama
Dan kami, lanjutnya, menyampaikan kepada Pak Prabowo untuk menjadikan pendidikan sebagai gerakan mencerdaskan untuk Indonesia Raya yang berkemajuan. “Tadi beliau menyampaikan bagaimana saya bisa bekerja sebaik-baiknya,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan wartawan apakah Kemendikbudristek akan dipecah menjadi tiga kementerian, Abdul Mu’ti menjawab tidak tahu.
Dia mengaku hanya diberi amanah untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang nomenklaturnya meliputi pendidikan prasekolah, sekolah dasar, pendidikan menengah, pendidikan formal dan nonformal. Untuk tugas ini dia akan dibantu oleh dua wakil menteri.
Tandatangani Dua Dokumen
Menjawab pertanyaan wartawan soal pakta integritas Mu’ti mengungkapkan bahwa sebelumnya telah diminta menandatangani dua dokumen. Yaitu soal kesediaan menjadi anggota kabinet Prabowo dan pakta integritas.
“Isinya normatif saja. Setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, siap mendukung pemerintahan Prabowo dan menjaga
kewibawaan beliau sebagai presiden dan wibawa bangsa dan negara. (#)
Mohammad Nurfatoni