Kata nikah berasal dari bahasa Arab dari empat huruf. Makanya dikupas secara menarik oleh Ustaz Taufiqurrahman dalam pernikahan Dewi-Aqil.
Prosesi dimulai tepat pukul 07.00 WIB, dengan Aqil tampak gagah berdiri di depan pintu masuk, diikuti oleh 50-an pengiring yang membawa hantaran.
Acara ini dipandu oleh MC Wawan. Dia kemudian meminta perwakilan kedua mempelai untuk memberikan sambutan. H. Hadi Mulyono mewakili pihak pria, sementara H. Muhammad Rosi berbicara untuk pihak wanita.
Diawali khotbah nikah acara mengalir lancar. Lutfiyanto mengucapkan, “Saya nikahkan dan kawinkan putri saya, Dewi Wulandari, dengan Aqil Rausanfikr Mohammad binti Mohammad Nurfatoni dengan maskawin emas 3,5 gram dan logam mulia 10 gram.”
Dengan lancar dijawab Aqil, putra ketiga Redaktur Tagar.co Mohammad Nurfatoni. “Saya terima nikah dan kawinnya putri Bapak dengan maskawin tersebut dibayar tunai.”Saksi-saksi dengan cepat menyatakan “Sah, alhamdulillah.” Sebelumnya, sang MC melarang undangan menjawab sah atau bertepuk tangan saat akad nikah selesai diucapkan.”Hanya saksi yang memberi keasksian sahnya,” kata Wawan.
Setelah akad nikah, Dewi masuk ke ruangan akad nikah dengan didampingi oleh dua adik ceweknya, menuju kepada suaminya yang sudah menunggu.
Sementara Aqil bersiap menyambut Dewi. Bertemulah kedua insan yang sudah sah menjadi suami istri itu.
Keduanya bersalaman. Dewi lalu mencium tangan sang suami. Aqil membalas dengan mencium kening istrinya dengan penuh rasa sayang.
Nasihat Interaktif Makna Nikah
Acara dilanjutkan dengan tausiah dari Ustaz Taufiqurrahman. Pria berdarah Betawi ini menyampaikan tausiah secara interaktif.
Tempat duduk yang disediakan untuknya sering ditinggal karena dia sering berdiri mendekati pengantin yang duduk di kuris akad nikah.
Dai yang sering tampil di televisi itu mengawali nasihat dengan kalimat yang menggunakan rima. Hadirin pun ikut menyambut rima tersebut.
Misalnya dengan rima as: (siapa yang) gemar kerja keras, hatinya ikhlas, insyaallah duitnya bertas-tas.
Selain berinteraksi lewat rima dengan para tamu, dia juga memberikan nasihat pada pengantin melalui dialog interaktif. Tanya jawab dan beberapa kali melakukan peragaan.
Dengan gaya yang khas, sang ustaz bertanya pada Aqil, “Nikah itu terdiri dari berapa huruf?”
Aqil menjawab, “Empat huruf: Nun, Kaf, Alif, dan Ha.”
Lalu selama 20 menit, sang ustaz menguraikan maksud dari setiap huruf tersebut.
Sang ustaz menjelaskan Nun bermakna nikmat. “Nun itu simbol wanita,” katanya sambil bertanya nun itu titiknya di mana.
Lalu di mana nikmatnya? Menurutnya, dalam pernikahan terdapat nikmat luar biasa bagi wanita karena surganya ada pada keridaan suaminya.
Dia memberi contoh khidmat istri pada suami yang bisa menggugurkan dosa. Misalnya menyiapkan minuman bagi suami yang baru datang dari kerja. Pahalanya bisa menghapus dosa setahun.
“Itu baru segelas. Bagaimana kalau satu galon?” tanyanya bercanda. Menurutnya dalam pernikahan semuanya menjadi nikmat.
Dia kemudian memberi contoh-contoh bagaimana nikmat yang diperoleh perempuan dalam berumah-tangga, sambil meminta pengantin memeragakannya.
Seperti meminta Aqil memandang istrinya. Juga memegang tangannya. Lalu meminta Dewi mencium tangan suaminya. Semuanya itu mengandung pahala atau menggugurkan dosa-dosa.
“Jadi pengabdian istri terhadap suami disaat sudah menikah itulah jalan termudah untuk mendapatkan surganya,” tuturnya.
Makna Huruf Kaf dan Ha’
Huruf kedua Kaf bermakna karamah yakni kemuliaan, kebahagiaan, atau kesuksesan. Ustaz Taufiqurrahman menjelaskan kemuliaan harus digapai buat suami istri di saat sudah berumahtangga.
“Bagaimana cara mendapatkan karomah?” tanyanya retoris.
Ibarat ban mobil yang lengkap di sisi kanan dan kiri, kemuliaan seorang anak bisa digapai dengan menghormati secara lengkap orang tua dan mertua.
Dia menasihati agar pengantin jangan sampai melupakan orang tua atau pilih kasih dalam menghormati atau memuliakan antara orang tua dengan mertua.
“Tolong jangan pernah membeda-bedakan antara mertua dan orang tua,” pesannya.
Huruf ketiga, Alif. “Alif itu lempeng (lurus) atau bengkok,” tanyanya. Dia menjelaskan Alif itu lempeng, simbol bagi laki-laki.
“Berapa banyak rumah tangga pecah karena suami alifnya enggak bisa lempeng,” katanya, untuk menjelaskan bahwa laki-laki harus bisa memenuhi kebutuhan rohani istri secara biologis dan lainnya.
“Makna Alif buat suami apa? Istikamah yang nilainya adalah surga,” katanya.
Artinya, jelas dia, suami harus menerima istri apa adanya, termasuk menerima perubahan fisik istri dari langsing menjadi langsung (gemuk).
Suami harus tetap istikamah mencintainya, meskipun godaan datang seiring dengan meningkatnya kemapanan finansial suami.
Huruf terakhir Ha’ yakni hikmah, yakni ilmu yang tersirat bukan yang tersurat dan baru bisa diperoleh setelah berumah tangga.
Untuk mendapatkan hikmah dalam pernikahan, pertama harus membangun hubungan vertikal yang baik dengan Allah.
“Salat lima waktu jangan diabaikan, puasa Ramadannya, bahkan salat-salat sunah dikerjakan,” pesannya
Kedua membangun hubungan horizontal dengan sesama, berkumpul dengan sahabat-sahabat saleh dan salehah serta menimba ilmu pada ulama.
Sepanjang nasihatnya, Ustaz Taufiqurrahman juga menyelipkan beberapa pantun sehingga suasana menjadi segar.
Usai akad nikah, pukul 11.00 acara dilanjutkan dengan resepsi. Dimulai dengan kirab pengantin yang diikuti orang tua dan saudara-saudara kedua pihak pengantin.
Sebelum ke pelaminan, pengantin disambut olah tarian sufi. Ratusan orang menghadiri acara untuk memberikan selamat dan doa. (#)