Opini

Siap Kalah dan Siap Menang

×

Siap Kalah dan Siap Menang

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi AI

Siap kalah dan siap menang. Kalah dan menang adalah konsekuensi hidup. Opini oleh dr. Mohamad Isa

Tagar.co – Kalah dan menang biasa terjadi dalam suatu pertandingan. Itu suatu konsekuensi yang harus diterima.

Tanggal 15 Nopember 2024, Indonesia kalah lawan Jepang 0-4 dalam pertandingan kualifikasi sepak bola menuju Piala Dunia 2026. Empat hari kemudian Indonesia menang lawan Arab Saudi dengan skor 2-0. Kalah bisa diterima sebagai suatu fakta, untuk dievaluasi dan bangkit untuk menuju kemenangan.

Suporter sepak bola Indonesia telah teruji. Tetap men-support Tim Nasional Indonesia apapun keadaannya. Menang kita sanjung, kalah tetap kita dukung. Ini semua karena kecintaannya pada Tim Indonesia.

Sepak bola telah menyatukan perbedaan di antara anak bangsa, antara pemain lokal dan pemain naturalisasi/diaspora. Bendera Merah Putih dan Lambang Garuda menjadi roh yang kuat untuk berjuang bersama-sama antara pemain dan supporter demi nama baik Negara Indonesia.

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Lagu Tanah Air ciptaan Ibu Suud sebagai bagian pemersatu perbedaan itu.

Baca juga: Jabatan: Ada Awal, Ada Akhir

Tanggal 27 Nopember 2024, ada perhelatan besar yaitu pemilihan umum daerah (pilkada) tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota.
Masing-masing kandidat telah menyiapkan jauh hari, melalui proses yang panjang dan melelahkan. Telah dikeluarkan segala daya upaya berapa dana, waktu, pikiran, perasaan untuk mencapai tujuan masing-masing.

Baca Juga:  Right or Wrong is My Country

Tibalah saat waktu pencoblosan oleh pemilih. Masing-masing kandidat akan mengalami harap-harap cemas tentang hasil pilkada tersebut.
Pada waktunya akan diketahui, siapa yang menang dan siapa yang kalah.

Ini konsekuensi yang harus siap untuk diterima. Siap kalah dan siap menang. Yang kalah harus bisa menerima sebagai suatu fakta, dan yang menang siap dengan konsekuensi kemenangan berupa tanggung jawab suatu kemenangan.

Kalah dan menang selalu mengelilingi kita. Demikian juga senang dan susah juga menghadang kita. Hidup ada kalanya senang dan kalanya susah. Itu yang dinamakan dinamika.

Siapa yang bisa menghadapi ini, dialah pemenang dalam arti sesungguhnya. Karena hidup tidak selalu di atas. Kadang di atas, kadang di bawah. Kalah, bisa menyesuaikan untuk mencari jalan keluar atau solusi dan yang menang bisa menerima dengan rasa bangga dan hormat untuk menjaga kemenangan.

Amplitudo

Dalam teori fisika, ada istilah amplitudo. Gelombang, getaran, bunyi bisa ada kalau ada amplitudo.

Amplitudo diartikan sebagai perpindahan maksimal pada suatu getaran dari titik kesetimbangannya. Selain itu, amplitudo juga berarti jarak paling jauh dari titik kesetimbangan pada suatu getaran. Ada titik atas dan titik bawah. Semakin tinggi perbedaan jarak dari titik keseimbangan maka semakin besar gelombang, getaran, bunyi.

Pada alat bedsite monitor di ruang ICU/ICCU, tampak gelombang yang bergerak naik dan turun. Gelombang itu untuk melihat pola pergerakan jantung dan pernafasan. Ada titik atas dan titik bawah menggambarkan suatu amplitudo. Apabila tidak ada gelombang atau gerakan mendatar, itulah tanda suatu kematian organ jantung dan pernafasan.

Baca Juga:  Kurikulum Antre di SMP Miosi: Pelajaran Hidup bagi Gen Z dan Alpha

Demikian juga kehidupan, semakin tinggi gelombang atau getaran maka semakin besar cobaannya. Yang saat ini merasa di atas, jangan merasa jumawa, lambat laun akan turun juga. Dan yang saat ini merasa di bawah, jangan menyerah, nanti saatnya akan ada di atas (never give up).

Sebagai penutup selamat berkompetisi. Siap kalah dan siap menang. Tetap bersikap tawadu yaitu lapang dada menerima ujian/cobaan dalam hidup dan tidak sombong/rendah hati bila mendapat kenikmatan. (#)

Banjarmasin, 22 Nopember 2024

Penyunting Mohammad Nurfatoni