Milad Ke-112 Muhammadiyah jatuh pada 18 November 2024. Empat hal yang perlu menjadi refleksi Muhammadiyah.
Oleh Nurkhan, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 2 Campurejo, Panceng, Gresik, Jawa Timur.
Tagar.co – Memasuki milad ke-112, Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai salah satu organisasi Islam yang konsisten dalam berdakwah dan membangun peradaban.
Dalam rentang waktu lebih dari satu abad, konsep dakwah jemaah telah menjadi salah satu kekuatan Muhammadiyah, di mana dakwah tidak hanya dilakukan secara individu, tetapi juga melalui gerakan kolektif yang terorganisasi.
Gerakan jemaah dan dakwah jemaah (GJDJ) dimaksudkan sebagai suatu usaha Muhammadiyah, melalui anggotanya yang tersebar di seluruh Tanah Air, untuk secara serempak, sistematis, teratur, dan terencana. Meningkatkan keaktifan membina lingkungannya ke arah kehidupan yang sejahtera lahir dan batin.
Jemaah yang menjadi objek dakwah adalah sekelompok orang atau keluarga yang tempat tinggalnya saling berdekatan atau saling terjalin dalam suatu wadah bersama. Tanpa membedakan suku, golongan, agama, status sosial.
GJDJ merupakan sebuah konsep dakwah melalui pendekatan pemecahan masalah dan community development. Penggeraknya aktif mengupayakan solusi untuk mencapai tujuan ideal bermasyarakat.
Jadi, dakwah jemaah adalah upaya Muhammadiyah untuk menghadirkan Islam yang mencerahkan melalui aksi nyata di berbagai bidang.
Mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, hingga pemberdayaan ekonomi umat. Dengan prinsip tajdid (pembaruan) dan Islam berkemajuan, Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada aspek ritual keagamaan, tetapi juga pada transformasi sosial yang lebih luas.
Refleksi
Namun, di usia ke-112 ini, ada beberapa hal yang perlu menjadi refleksi. Pertama, menguatkan soliditas jemaah. Dakwah jemaah membutuhkan sinergi yang lebih erat di antara anggota dan simpatisan Muhammadiyah.
Perbedaan internal harus dijadikan kekuatan untuk memperkaya gerakan, bukan melemahkan.
Kedua, relevansi di era digital. Di tengah perubahan zaman, dakwah jemaah harus memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan. Media sosial, aplikasi digital, dan platform edukasi harus menjadi bagian integral dari strategi dakwah Muhammadiyah.
Ketiga, menjawab tantangan sosial kontemporer. Dakwah jemaah perlu lebih responsif terhadap isu-isu modern seperti krisis lingkungan, ketimpangan sosial, radikalisme, dan penguatan moderasi beragama. Dakwah tidak cukup hanya menyampaikan nilai-nilai, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata.
Keempat memperkuat spirit kolaborasi. Dakwah jemaah Muhammadiyah dapat semakin efektif dengan membangun kolaborasi lintas sektor, baik dengan organisasi lain, pemerintah, maupun komunitas internasional.
Ini penting untuk memperluas dampak dan memperkuat misi Muhammadiyah sebagai gerakan global.
Milad ke-112 adalah momentum untuk memperkokoh dakwah jemaah sebagai tulang punggung Muhammadiyah.
Dengan visi Islam yang inklusif, progresif, dan membangun, Muhammadiyah harus terus menjadi cahaya yang mencerahkan, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga untuk seluruh bangsa dan kemanusiaan.
Semoga dakwah jemaah Muhammadiyah semakin kokoh dalam menjaga nilai-nilai Islam berkemajuan dan menjadi solusi atas berbagai persoalan umat di masa kini dan yang akan datang. (#)
Selamat Milad Ke-112 Muhammadiyah!
Penyunting Mohammad Nufatoni