Di balik kekalahan telak Indonesia dari Jepang meninggalkan beberapa catatan penting.
Kolom oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS Surabaya
Tagar.co – Jum’at malam ini Tim Nasional (Timnas) Indonesia dikalahkan olen Tim Nasional Jepang dengan cukup telak: 4-0 dalam pertandingan kelima Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Ada beberapa catatan yang perlu kita cermati di balik kekalahan telak ini. Pertama, kebanyakan anggota Timnas Indonesia adalah hasil naturalisasi. Hanya 4 yang asli WNI.
Ini sendiri mengundang banyak pertanyaan. Bukannya anti-asing, tapi Timnas yang didominasi oleh WNI hasil naturalisasi tentu menyisakan banyak pertanyaan mendasar.
Kedua, kinerja sebuah tim olahraga seperti sepak bola ini ditentukan oleh stamina, teknik, mental dan strategi, serta team building. Untuk mencetak gol, diperlukan sebuah orkestrasi sehingga beberapa anggota tim berhasil tepat posisi dan tepat waktu seiring dengan posisi bola. Ini dibutuhkan kecerdasan psikomotorik, ruang dan waktu.
Harus diakui bahwa kecerdasan motorik kurang memperoleh perhatian dan pembinaan di kalangan warga muda dalam pendidikan kita. Juga kecerdasan ruang dan waktu.
Pendidikan yang didominasi sekolah kebanyakan habis di kelas. Outting ataupun gaming-nya sangat kurang. Akibatnya secara umum indeks psikomotorik kita tertinggal.
Warga muda kita juga tidak peka ruang dan waktu. Banyak terjadi pelanggaran ruang di jalan-jalan kita. Kita sebagai bangsa juga sering terlambat dan menunda. Ada istilah jam karet, yang hanya ada dalam ruang karet. Di dalam ruang itu aturan main bisa ditarik ulur.
Konsep ruang dan waktu adalah dua konsep fisika yang paling sulit dipahami. Ini membutuhkan kemampuan simbolik yang cukup karena baik ruang dan waktu adalah intangible entities.
Di sini dua kemampuan simbolik penting dicermati: membaca dan menulis. Artinya, Timnas Jepang lebih membaca dan menulis.
Salah satu penanda sebuah bangsa pandai mengatur waktu adalah kemampuannya membentuk orkestra musik. Jepang memiliki Tokyo Philarmonic Orchestra yang terkenal secara global. Kita baru punya Twilite Orchestra yang didirijeni oleh Addie MS dengan prestasi yang masih jauh di bawah Tokyo Philarmonic Orchestra.
Kapan kita punya orkestra sebanding dengan Tokyo Philarmonic Orchestra akan menjelaskan kapan timnas kita bisa mengalahkan Jepang. Dugaan awal saya, paling tidak 20 tahun lagi. Ada kawan saya yang menduga, 50 tahun lagi. (#)
Gunung Anyar, Surabaya, 15 Nopember 2024.
Penyunting Mohammad Nurfatoni