Ada game unik mengakhiri Baitul Arqam Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Ngawi. Selembar kertas dijadikan lingkaran tak boleh putus dan semua anggota tim harus bisa masuk. Apa maknanya?
Tagar.co – Baitul Arqam PCA Ngawi di Kebun Teh Kemuning Kabupaten Karanganyar Jateng, Sabtu (2/11/2024) betul-betul padat. Selain beberapa materi utama, peserta juga diajak bermain game unik.
Salah satu materi utama BA adalah Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) yang dikupas oleh Ketua Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Ngawi Chusnul Kotimah, M.Pd.I.
Chusnul Kotimah menyampaikan, MKCHM merupakan ideologi utama Muhammadiyah yang menggambarkan hakikat, paham agama dan misi Muhammadiyah. Juga merupakan landasan ideologi, keagamaan, dan keumatan bagi Muhammadiyah.
MKCHM, lanjutnya, berisi lima pokok pikiran Muhammadiyah. Pertama, Muhammadiyah adalah gerakan berazaskan Islam yang bercita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarnya, untuk melaksanakan fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi.
“Kedua, Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah, sebagai rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup material duniawi dan ukhrawi,” jelasnya.
Ketiga, sambungnya, Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadits. Keempat, Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran Islam yang meliputi aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah
“Kelima, Muhammadiyah mengajak segenap bangsa bersama-sama menjadikan negara yang adil dan makmur serta diridhai Allah SWT. Menjadi negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” paparnya.
Menurutnya, konsep yang ada dalam MKCHM dapat membantu umat untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan sosial dan keagamaannya.
“Tidak bersifat dogmatis, eksklusif ataupun unsur taklid buta. Dan tetap berlandaskan agama Islam yang kuat yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan hadits,” imbuhnya.
Baca juga: Pimpinan Aisyiyah Harus Miliki 5 K
Game Unik
Kegiatan Baitul Arqam diakhiri dengan sebuah game yang membutuhkan kerjasama tim dalam memainkannya. Game ini dipandu oleh Wakil Ketua PDA Ngawi Sulihati MA.
Permainannya adalah dari satu lembar kertas, dibuat lingkaran yang tidak boleh putus. Tetapi bisa dimasuki seluruh anggota dan tidak boleh ada yang tercecer. Semua berperan, sesuai keahlian masing-masing.
Bersinergi sehingga kebersamaan makin kompak. Maka memiliki nilai tinggi dalam kebersamaannya. Berkesinambungan dalam kaderisasi, karena tidak boleh ada rongga putus dalam lingkarannya.
Usai permainan, Sulihati menjelaskan tentang makna kebersamaan yang benar. Pertama, kebersamaan yang tidak melemahkan iman. Kalau melemahkan iman, berarti kebersamaan yang merugi
“Kedua adalah kebersamaan yang tidak melanggar aturan. Dalam kebersamaan yang benar adalah saling mengingatkan, supaya terus pada jalan kebenaran yang lurus. Ini indikasi sirathal mustaqim,” ungkapnya.
Ketiga, lanjut Sulihati, kebersamaan yang tidak mengganggu pihak lain. Maka akan terjaga dan saling menjaga. Saling mendukung, memotivasi, merangkul, bertaawun, serta tidak menjatuhkan siapa pun.
“Keempat kebersamaan yang tidak mengubah prinsip kebenaran. Utamanya dalam menjaga prinsip yang ada dalam Al-Quran dan hadits sebagai pedoman hidup umat manusia yang beriman kepada Allah,” paparnya.
Setelah BA ditutup, peserta diajak menikmati pemandangan yang indah dan hawa yang sejuk dengan berkeliling kebun teh menggunakan kereta kelinci. Di tengah perjalanan sempat mengabadikan foto bersama di area kebun teh. Hilang sudah rasa lelah dan penat. (#)
Jurnalis Supriyati Penyunting Sugiran