Budaya

Empat Rencana Menteri Kebudayaan Kabinet Merah Putih

×

Empat Rencana Menteri Kebudayaan Kabinet Merah Putih

Sebarkan artikel ini
Menteri Kebudayaan RI
Begini rencana Menteri Kebudayaan pertama RI Fadli Zon soal artefak museum, royalti musisi, hingga Omnibus Law untuk bidang kebudayaan. Foto: Rifkianto Nugroho

Revitalisasi museum menjadi salah satu rencana kerja dalam gerbong Menteri Kebudayaan Kabinet Merah Putih. Pak Menteri berharap museum lebih atraktif dan interaktif, terutama bagi generasi muda.

Tagar.co – Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra Fadli Zon ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan dalam kabinet Merah Putih.

Usai serah terima jabatan dengan eks Mendikbudristek Nadiem Makarim di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Selasa (21/10/2024), dia mengatakan moment ini menjadi satu tonggak sejarah, untuk pertama Kementerian Kebudayaan menjadi kementerian tersendiri sehingga lebih fokus mengurus kebudayaan kita yang sangat kaya.

Berikut rencana Menteri Kebudayaan:

Omnibus Law Kebudayaan

Fadli Zon menyinggung rencana pembuatan omnibus law kebudayaan, yang akan menjadi undang-undang tunggal yang mencakup berbagai aspek kebudayaan, seperti cagar budaya, perfilman, pemajuan kebudayaan, museum, dan musik.

Melanjutkan Repatriasi Benda Budaya Nusantara

Dia juga menekankan pentingnya diplomasi kebudayaan ke depannya dalam upaya repatriasi benda-benda budaya penting yang berada di luar negeri. Beberapa di antaranya seperti keris Diponegoro dan Teuku Umar.

Penyelesaian Isu Royalti Musik

Terkait dengan royalti musik, Fadli Zon menyatakan perlunya melibatkan para pemangku kepentingan, seperti pencipta lagu, penyanyi, dan label, untuk mencari solusi atas masalah yang belum terselesaikan ini.

Dia berencana mengundang pelaku-pelaku industri musik yang aktif bicara soal royalti, termasuk musisi, pencipta lagu, penyanyi, maupun label.

Revitalisasi Museum

Baca Juga:  Ada Jenderal Mati di Pasar

Fadli Zon juga menyebut soal revitalisasi museum-museum di Indonesia agar dapat lebih atraktif dan interaktif, terutama bagi generasi muda.

“Jadi museum kita harus tampil, menyesuaikan diri, beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, misalnya tampilan digitalnya, narasinya. Bukan hanya artefaknya saja. Artefaknya harus dinarasikan supaya bisa interaktif, bisa dinikmati Gen Z, Millennials,” ucapnya. (#)

Jurnalis Ichwan Arif dari berbagai sumber

Penyunting Mohammad Nurfatoni