Seluruh umat beragama harus bersatu untuk menyelamatkan lingkungan hidup disuarakan oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof. Syafiq A. Mughni.
Tagar.co – Di tengah-tengah krisis lingkungan yang kian memprihatinkan, para tokoh agama dan aktivis berkumpul di Jakarta, Rabu (2/10/2024). Mereka berbagi visi tentang peran agama dalam transisi energi dan pelestarian alam.
Acara ini, yang merupakan bagian dari Field Trip Japanese Religious Leaders in Indonesia, diselenggarakan oleh Greenfaith Indonesia dan Greenfaith Jepang, menjadi panggung bagi diskusi mendalam tentang bagaimana ajaran agama bisa menjadi kunci untuk memastikan keselamatan manusia, lingkungan, dan alam semesta.
Acara ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, tokoh agama, akademisi, hingga organisasi berbasis keagamaan dengan GreenFaith Jepang dan 9 perwakilan kelompok lintas agama dari Negeri Sakura, Jepang.
Baca juga: Menjaga Lingkungan dan Toleransi Bagian dari Dakwah Muhammadiyah
Syafiq A. Mughni, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional, membuka diskusi dengan pernyataan yang menggugah.
“Semua agama memiliki tujuan mulia untuk memastikan keselamatan manusia, lingkungan, dan alam semesta. Namun, tantangan untuk mewujudkan kehidupan yang aman dan damai semakin meningkat, terutama dengan pengerusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia sendiri,” ujarnya.
Syafiq, yang juga bertindak sebagai Program Advisor Eco Bhinneka Muhammadiyah, menekankan, banyak perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama, sehingga diperlukan upaya untuk memperkuat misi agama dengan kesadaran akan tanggung jawab bersama.
Bersatu Menyelamatkan Lingkungan
Dia menambahan bahwa seluruh umat beragama harus bersatu dalam menyelamatkan lingkungan hidup. “Meskipun banyak di antara kita yang sudah memiliki kesadaran, masih ada yang belum memahami pentingnya peran agama dalam menjaga alam. Oleh karena itu, adalah tugas kita untuk mempromosikan kesadaran ini secara luas,” katanya.
Ajaran agama yang baik, menurut Syafiq, harus diaktualisasikan menjadi kekuatan nyata yang dapat mengubah sikap hidup kita. Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi berbasis agama, memiliki komitmen yang kuat dan berbagai program untuk menjaga lingkungan.
“Mari kita sebagai umat lintas iman bersatu untuk menjadikan ajaran agama atau keyakinan sebagai pedoman yang membimbing masyarakat dalam merawat lingkungan, demi kesejahteraan umat dan keberlanjutan alam semesta,” ajaknya.
Baca juga: Muhammadiyah Kapal Besar, Eco Bhinneka Sekoci
Acara ini tidak hanya sebatas diskusi; ia adalah panggilan untuk bertindak. Dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi berbasis keagamaan di Indonesia seperti Muhammadiyah, Parisada Hindu Dharma Indonesia, dan Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri, serta tamu dari Jepang, pertemuan ini menjadi simbol dari kekuatan kolektif lintas iman.
Luckmi Purwandari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam presentasinya, menggarisbawahi peran vital pemuda dan komunitas agama dalam kampanye lingkungan. “Kita membutuhkan pendidikan dan kampanye yang mengakar pada nilai-nilai agama untuk menciptakan perubahan,” ujarnya.
Salah satu sorotan utama adalah proyek PLTU Indramayu, yang mendapatkan pendanaan dari Jepang. Eko Cahyono dari Sajogyo Institute memaparkan hasil riset yang mengungkapkan dampak negatif proyek tersebut, mendorong diskusi tentang bagaimana komunitas agama dapat mengadvokasi kebijakan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Acara ini menjadi bukti bahwa di balik perbedaan keyakinan, ada satu tujuan mulia yang sama: menjaga rumah kita bersama, Bumi. Dengan kolaborasi, pendidikan, dan aksi nyata, para pemimpin agama ini berharap dapat menginspirasi komunitas global untuk bergerak bersama, melindungi ciptaan untuk masa depan yang lebih hijau dan harmonis. (#)
Jurnalis Dzikri Farah Adiba Penyunting Mohammad Nurfatoni