Dari desa terpencil di Kabupaten Trenggalek tiga siswa MI Muhammadiyah Dermosari siap merebut juara kompetisi tingkat provinsi dan nasional.
Tagar.co – Di tengah-tengah pedesaan di Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek yang tenang, berdirilah MI Muhammadiyah Dermosari (Mimude), sebuah sekolah islami yang mungkin kecil namun memiliki semangat juang yang besar.
Madrasah swasta ini tidak hanyut dalam arus tantangan pendidikan modern. Sebaliknya, madrasah ini terus berinovasi, bertransformasi, dan membuktikan bahwa ukuran bukanlah segalanya.
Di bawah kepemimpinan Imam Nur Kozin, S.Pd. SD, M.Pd.I., MI Muhammadiyah Dermosari bukan hanya madrasah, tetapi sebuah keluarga yang memupuk potensi setiap siswanya.
“Meskipun sekolah kita salah satu sekolah swasta dan kecil, jangan pernah melihat dari kecilnya, namun kembangkan yang kecil tersebut menjadi besar dan mampu dikenal dikalangan masyarakat luas,” katanya.
Baca juga: Cara Mimude Menggemakan ‘Jas Merah’
Bahkan, dia melanjutkan, mari kita antarkan peserta didik kita menjadi lulusan-lulusan terbaik yang berilmu; berwawasan serta memiliki akhlak, adab yang baik untuk diri dan orang disekitarnya.
“Kita kuatkan di prestasi apapun itu prestasinya. Tetapi juga tidak lupa untuk terus menguatkan karakteristik mereka dalam hal akhlak dan adabnya,” ujar Imam dengan penuh semangat dalam setiap rapat, mengingatkan bahwa prestasi dan karakter adalah dua pilar utama pendidikan di madrasah.
Tiga Duta
Harapan akan keberhasilan datang dari Zahiya Tsaniatul Husna dan Muhammad Rakanda Al-Hanif, dua siswa yang akan mewakili madrasah di kompetisi tingkat provinsi Muhammadiyah Education (ME) Awards 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timut di UMM, Ahad (20/10/2024).
Zahiya dengan suara merdunya akan berpartisipasi dalam kompetisi Seni Baca Al-Qur’an. Sementara Rakanda dengan kefasihan bahasa Arabnya, siap unjuk gigi dalam lomba Pidato Bahasa Arab. Persiapan mereka bukan hanya tentang teknik, tapi juga tentang semangat dan dedikasi yang ditanamkan oleh Ustazah Imrokatul Mujayanah.
Tak kalah menarik, Adelio Mahardika Nur Wahid, yang telah menunjukkan kegigihannya dengan melaju ke final kompetisi sains tingkat nasional KSNR atau Kompetisi Sains Nalaria Realistik yang akan diadakan oleh Klinik Pendidikan MIPA alias KPM, di Bogor, Jawa Barat, Ahad (20/10/2024).
Perjalanan sekolah Adel, sapaannya, dari Ponorogo ke Trenggalek setiap hari adalah bukti nyata dari perjuangan untuk mencapai mimpi yang tinggi. Orang tua Adel tak bisa menyembunyikan rasa bangga mereka, melihat anak mereka yang berani melawan jarak untuk meraih prestasi.
Di balik kesuksesan para siswa ini, ada kerja keras dari Ustazah Berta Meilevarespati dan Ustazah Rohmun Sri Handayani, yang dengan telaten membimbing dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi kompetisi.
Seperti yang dikatakan oleh kepala madrasah, “Menang atau kalah adalah bagian dari perjalanan, namun yang luar biasa adalah semangat untuk tidak menyerah sebelum berjuang.”
Tanggal 20 Oktober 2024 akan menjadi saksi bisu dari perjuangan para siswa ini. Apapun hasilnya, MI Muhammadiyah Dermosari telah membuktikan bahwa dari desa kecil, bisa lahir prestasi besar yang menginspirasi. (#)
Jurnalis Rizka Ayu Fitrianingsih Penyunting Mohammad Nurfatoni