Din Syamsuddin bertemu Grand Syekh Al-Azhar di Kairo. Kala itu ia menemani EduTrip Siswa Kelas XII SMA Dea Malela ke Mesir. Mereka membahas persaudaraan kemanusiaan asas peradaban utama.
Tagar.co – Pria berjas dan berkopiah hitam melangkah masuk di Kantor Syekh Al-Azhar, Kairo, Mesir (9/10/2024). Ialah Pengasuh Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela Prof. Dr. Din Syamsuddin. Turut bersamanya wanita bergamis hitam Dr. Rashda Diana Subakir, sang istri.
Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Al-Tayyib di Al-Masyikhah pun mempersilakan mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu bersama istrinya untuk duduk. Empat kursi tertata melingkar. Ketua Pusat Pengembangan Mahasiswa Asing di Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Nahla Elsiedy juga hadir di antara mereka.
Pada pertemuan tersebut, Din Syamsuddin menyampaikan terima kasih atas dukungan Al-Azhar Al-Syarif terhadap EduTrip Siswa Kelas XII SMA Dea Malela ke Mesir sejak 2023. Mereka lanjut membahas tentang persaudaraan kemanusiaan. Keduanya sepakat, persaudaraan tersebut merupakan asas bagi peradaban utama yang perlu dibangun umat manusia pada masa depan.
Baca juga: Di Tengah Ribuan Umat, Din Syamsuddin Ingatkan Jasa Ulama bagi Indonesia
Kepada Ahmad Al-Tayyib, Din Syamsuddin menyampaikan, sebenarnya di Indonesia sudah lama dikembangkan tiga gatra persaudaraan. “Yakni ukhuwah Islamiah (persaudaraan Keislaman), ukhuwah wataniah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah basyariah (persaudaraan kemanusiaan),” urainya.
Namun, Din Syamsuddin melanjutkan, setelah Syekh Al-Azhar bersama Paus Fransiscus menandatangani Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan (Al-Ukhuwah Al-Insaniah atau Human Fraternity) di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019, wawasan persaudaraan tersebut mulai dipahami luas.
Menurut Din Syamsuddin, tiga gatra itu perlu dipahami secara integral. Alias saling berkait. Persaudaraan keagamaan tidak terlepaskan dari persaudaraan kemanusiaan.
“Bagi bangsa majemuk, seperti Indonesia, persaudaraan kebangsaan harus dikembangkan dan tak terpisah dari persaudaraan keagamaan dan persaudaraan kemanusiaan,” ungkapnya.
Adapun Ahmad Al-Tayyib menyatakan, persaudaraan kemanusiaan merupakan ajaran Islam dan perlu menjadi asas pembangunan peradaban utama bagi umat manusia secara keseluruhan.
Undang Syekh Al-Azhar
Kemudian, Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) mengundang Syekh Al-Azhar untuk hadir memberi Pesan Kemanusiaan. Tepatnya pada Peringatan Hari Persaudaraan Internasional Sedunia, awal Februari 2025, di Jakarta.
Ia berharap, Presiden Prabowo Subianto berkenan mengundang Syekh Al-Azhar karena protokolnya setingkat presiden atau perdana menteri.
Di akhir pertemuan, Ahmad Al-Tayyib dan Ketua Pusat Pengembangan Mahasiswa Asing di Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Nahla Elsiedy berkenan foto bersama rombongan EduTrip SMA Dea Malela yang sudah menunggu di ruangan lain Al-Masyikhah (Kantor Syekh Al-Azhar). (#)
Penyunting Sayyidah Nuriyah