Tagar.co

Home » Menikmati Serabi Khas Bandung di Kota Malang
Surabi Imut dikenalkan Haryanto ke warga Kota Malang sejak 2005 silam. Sudah berjalan 19 tahun jajan legendaris ini memanjakan lidah warga lokal.

Menikmati Serabi Khas Bandung di Kota Malang

Surabi Imut dikenalkan Haryanto ke warga Kota Malang sejak 2005 silam. Sudah berjalan 19 tahun jajan legendaris ini memanjakan lidah warga lokal.
Haryanto menuangkan adonan surabi imut ke cobek. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Surabi Imut dikenalkan Haryanto ke warga Kota Malang sejak 2005 silam. Sudah berjalan 19 tahun jajan legendaris ini memanjakan lidah warga lokal.

Tagar.co – Siapa sangka ada jajanan legendaris khas Bandung pada sebuah gang kecil di jantung Kota Malang. Surabi Imut, nama merek kudapan serabi (orang Sunda menyebut surabi) , ini dijual di Jalan Trunojoyo 25, depan Pasar Klojen.

Kalau naik mobil, pengunjung bisa parkir di bibir jalan raya. Gang mungil itu hanya cukup dimasuki motor. Meski demikian, pengunjung tak perlu khawatir karena jaraknya sangat dekat.

Usai berjalan sekitar lima langkah dari jalan raya, pengunjung sudah bisa duduk di kursi-kursi yang tersedia pada tepi gang. Ada atap dari seng dan tirai bambu yang melindungi pengunjung dari panas matahari maupun hujan.

Tersedia lima meja panjang dengan masing-masing dua bangku panjang di sisinya plus Sebuh kursi di ujung meja. Lima orang bisa makan bersama di satu meja.

Pada sebagian dindingnya yang sudah lapuk dimakan usia, tertempel banner motivasi. Di antaranya, kemauan adalah segala hal dan hidup adalah harapan.

Sepiring surabi hangat lengkap dengan pisau dan garpunya. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Banyak Varian Menu

Untuk pemesanan, pengunjung mengambil selembar kertas di meja depan rumah Sugeng, adik Haryanto. Pada kertas tersebut tertera tabel varian rasa Surabi Imut dan harganya. Pengunjung tinggal mengisi jumlah di kolom kosong sampingnya.

Jangan bingung memilih, ya. Haryanto menawarkan beragam varian rasa. Untuk rasa Surabi Imut saja ada 50 varian. Di antaranya coklat meses, srikaya, durian, susu cokelat, stoberi, mangga, kacang, pisang, karamel, nangka, bluberi, dan pandan.

Kalau Anda ingin merasakan kudapan ini seperti serabi, Anda bisa memesan surabi pandan. Layaknya serabi, surabi pandan disajikan pakai kuah santan. Kalau varian lainnya, tidak berkuah.

Baca juga: Nikmatnya Asem-Asem Sembilang, Rasakan di Tiga Warung Populer Ini

Untuk Anda yang lebih suka rasa gurih, bisa juga pilih varian oncom, keju, sosis, telor, mayonaise, dan daging. Kalau ingin dicampur juga bisa. Seperti surabi telor, sosis, plus mayonaise.

Di sana, Haryanto juga menjual pisang bakar dan aneka minuman. Ia menggunakan pisang tanduk berukuran panjang.

Untuk rasa pisang bakarnya hanya ada 11 varian. Yakni vanila keju, susu cokelat meses, keju susu, keju susu cokelat, stroberi, durian, durian keju, karamel keju, stroberi keju, stroberi keju susu, dan stroberi keju susu cokelat.

Baik serabi maupun pisang bakar disajikan dalam keadaan panas. Haryanto baru memasaknya ketika ada yang membeli. Jadi pengunjung perlu bersabar menunggu sekitar 20 menit.

Sambil menunggu serabi atau pisang bakar matang, pengunjung bisa menikmati minumannya. Untuk minuman, Sugeng yang meracik. Ada 21 menu. Varian yoghurt yang paling banyak.

Pengunjung juga bisa menyaksikan langsung proses memasak surabi dan pisang. Haryanto menggunakan cobek tanah liat dengan sumber api gas elpiji.

“Nggak pakai arang karena susah mencarinya di sini. Kalau elpiji kan mudah,” terang Haryanto sambil menuangkan adonan ke cobek.

Varian menu surabi imut, pisang bakar, dan minuman dengan harga sangat terjangkau. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Laris Manis

Saat rombongan asal Gresik ini tiba di sana pukul 11.50 WIB, mereka sudah tercatat sebagai pengunjung ke-39. Berselang 30 menit, saat di antara mereka mau memesan lagi, sudah tercatat sebagai pengunjung ke-44.

Mencicipi sajian sepiring surabi dan pisang bakar hangat dengan topping lumer di atasnya menjadi kenikmatan tersendiri bagi pengunjung. Jajan legendaris ini sukses menjadi magnet bagi warga lokal maupun pengunjung asal luar kota.

Ika Famila Sari, S.Psi., M.Psi., Psikolog pun menyempatkan membeli jajan favoritnya ketika pulang ke Kota Malang. “Pisang bakarnya enak, dibakarnya tidak pakai tepung. Kalau di Gresik, belum nemu pisang begini,” ujar psikolog yang kini bekerja di Kota Gresik itu.

Nur Hasanah, S.Psi. membenarkan. Menurut perempuan asal Kota Pundak yang perdana mencicipi pisang bakar tersebut, yang bikin enak adalah aroma bakarannya. “Enak smokynya!” katanya.

Untuk serabi, tak cukup menikmati sepiring. Ibu yang akrab disapa Nena itu pun membungkus beberapa serabi sekaligus ia jadikan oleh-oleh untuk keluarga tercinta.

Begitupula saya yang waktu itu langsung melahap tiga piring serabi. Varian keju susunya sangat enak. Begitu pula dengan menu surabi telor sosis keju mayonaise. Serabi tersebut langsung mengingatkan saya pada kue rangin. Cuma ini terasa spesial di lidah karena ada topping-nya.

Baca jugaGurih, Asam, dan Pedas Bubur Masin yang Mulai Langka

Kata Haryanto, serabi bikinannya itu bisa tahan sampai malam. “Kalau mau dimakan besok ya bisa disimpan di kulkas dulu. Besok dihangatkan,” terangnya, Sabtu (5/10/2024). Resep Surabi Imut ini ia ketahui dari sang ibu yang berdarah Bandung.

Weekend, Sabtu dan Ahad, memang waktu di mana dagangannya paling laris. Sehari bisa sampai 500 biji. Sehari-harinya, Haryanto membuka lapak sejak pukul 11.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. Semakin malam, semakin ramai.

Pastikan mampir ke kios Surabi Imut ini jika Anda sedang mengunjungi Kota Bunga ya. Harganya sangat terjangkau! Mulai dari Rp. 2.500,00-10.000,00 saja. (#)

Jurnalis Sayyidah Nuriyah Penyunting Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *