Feature

Marketplace Jagalaba Segera Dihibahkan pada Muhammadiyah

×

Marketplace Jagalaba Segera Dihibahkan pada Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini
Jagalaba dibangun oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu). Marketplace yang hanya mengenakan biaya layanan dan admin fee 4 persen ini segera dihibahkan pada Muhammadiyah.
Ghufron Mustaim sedang presentasi di acara Business Gathering Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) (Tagar.co/Istimewa)

Jagalaba dibangun oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu). Marketplace yang hanya mengenakan biaya layanan dan admin fee 4 persen ini segera dihibahkan pada Muhammadiyah.

Tagar.co – Di tengah hiruk-pikuk Kota Yogyakarta, tepatnya di SM Tower Malioboro, terjadi sebuah pertemuan yang tak biasa pada tanggal 25-26 September 2024.

Pagi itu, ruang diskusi Business Gathering BUMM dipenuhi oleh para tokoh penting. Seperti K.H. M. Saad Ibrahim (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Prof. Bambang Setiaji (Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah), Dr. Didik Suhardi (Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah), dan dr. Dirwan Suryo (Bendahara MPKU PP Muhammadiyah).  

Namun, sorotan utama jatuh pada Ghufron Mustaqim, Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu), yang seperti ksatria membawa kabar gembira.

Baca juga: Serikat Usaha Muhammadiyah Terbuka untuk Anggota Umum

Dengan semangat yang membara, Ghufron mengumumkan rencana besar Sumu. Dia mengungkapkan, Jagalaba akan dijadikan sebuah PT dan dihibahkan untuk 100 persen kepemilikan Muhammadiyah.  

Jagalaba adalah marketplace yang dikembangkan oleh jaringan pengusaha Muhammadiyah Ssumu dengan fokus pada produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Jagalaba, menurut Ghufron, adalah jawaban atas doa para pelaku UMKM yang selama ini terjepit oleh marketplace raksasa yang kurang ramah.

Marketplace ini memiliki komitmen untuk mendukung UMKM dengan hanya mengenakan biaya layanan dan admin fee 4 persen, jauh lebih rendah dibandingkan marketplace besar lainnya yang mengenakan tarif antara 8-12 persen.

Baca jugaKopdar Pengusaha Sumu Luncurkan Ojek Online Zendo

“Di marketplace besar itu tidak ramah UMKM. Di mana ketika produk UMKM itu laris, dalam waktu yang tidak lama, sangat rentan muncul produk pesaing lain yang harganya jauh lebih murah. Produk itu kebanyakan produk-produk impor dari negara-negara luar, salah satunya Cina,” ungkapnya.

“Ditambah lagi dengan biaya layanan yang begitu tinggi dari 8-12 persen. Jadi, marketplace besar ini tidak ramah dan tidak berpihak pada UMKM,” tambahnya.

Kendati demikian, Ghufron Mustaqim mengingatkan bahwa dalam proses mengembangkan Jagalaba tetap akan ada tantangan dan resikonya.  

“Dalam pengembangan Jagalaba, pasti ada tantangan dan resikonya. Tetapi untuk kemaslahatan, dalam rangka Muhammadiyah berkontribusi untuk menjadi benteng pertahanan UMKM di Indonesia, semua itu tetap perlu dilakukan,” ucapnya.  

Dia menyampaikan, insyaallah Muhammadiyah akan segera punya Jagalaba, yang menjadi marketplace buat para penjual dari kalangan Muhammadiyah tetapi digunakan untuk melayani masyarakat umum.

“Jagalaba adalah kepanjangan dari belanja keluarga dengan melariskan sahabat,” ujarnya. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni

Baca Juga:  Mengenang Wafatnya Masfu', Ketua PDM Kota Probolinggo 2015-2022 yang Bertabur Prestasi