Tagar.co

Home ยป Ketika 229 Guru Kemenag Panceng Mengikuti Workshop IKM
229 guru Kemenag Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka; 11 di antaranya berasal dari MI Muhammadiyah 2 Campurejo.

Ketika 229 Guru Kemenag Panceng Mengikuti Workshop IKM

229 guru Kemenag Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka; 11 di antaranya berasal dari MI Muhammadiyah 2 Campurejo.
Peserta Workshop IKM dari MI Mutwo (Tagar.co/Nurkhan)

229 guru Kemenag Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka; 11 di antaranya berasal dari MI Muhammadiyah 2 Campurejo.

Tagar.co – Di bawah langit pagi yang cerah, Rabu, 25 September 2024, Aula Baituz Zahid di Banyutengah, Panceng, Gresik, mulai ramai oleh para guru Madrasah Ibtidaiyah.

Mereka berdatangan satu per satu, memenuhi halaman yayasan yang terletak persis di sebelah barat pom bensin Banyutengah, dengan semangat yang membara di dada.

Ada yang datang dengan mobil mengkilap, sepeda motor berboncengan, bahkan ada yang berombongan dengan mobil sekolah. Semua mengenakan seragam atasan putih dan bawahan hitam. Sebuah pemandangan yang harmonis dan penuh antusiasme.

Ada 229 guru dari seluruh Kecamatan Panceng, termasuk 190 guru bersertifikasi dan 39 lainnya, yang berkumpul untuk mengikuti sebuah Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang diadakan oleh KKMI Kecamatan Panceng ini.

Workshop ini bukan sembarang workshop; ini adalah gerbang menuju kompetensi yang lebih tinggi, sebuah komunitas belajar profesional yang akan mengasah keterampilan mereka dalam IKM.

11 Guru MI Mutwo

Di 229 peserta itu, 11 guru dari MI Muhammadiyah 2 Campurejo, atau yang lebih dikenal sebagai MI Mutwo.Yakni Nurkhan, Ni’matus Sholichah, Muhafiq, Tadzkiroh Luthfiati, Uswatun Hasanah, Moh Ayub, Muzdalifah, Ratna Sri Handayani, Evi Syafi’ah, Moh Zamroni, dan Nur Lailatul Hikmah.

Mereka hadir dengan semangat menggebu. Semua tampak bersemangat, senyum merekah di wajah, siap dengan laptop dan peralatan lainnya, seakan-akan mereka adalah ksatria yang membawa perisai dan pedang ke medan perang ilmu.

Baca juga: Pembacaan Puisi Palestina Melelehkan Air Mata

Pukul 07.20 WIB, mereka sudah berada di lokasi, bergegas melakukan registrasi dengan langkah ringan dan hati yang riang. Setelahnya, mereka memasuki aula dengan tekad bulat, mempersiapkan segala sesuatu dengan kerjasama yang mencerminkan persatuan dan semangat tim.

Kursi-kursi depan diisi dengan cepat, mereka duduk rapi, dari timur ke barat, siap menyerap ilmu dari Mulyono, instruktur dari Kementerian Agama, yang juga pengawas Madrasah Aliyah di Kecamatan Panceng.

Wahana Silaturahmi

Kegiatan ini juga dihadiri Dr. Drs. Moh Ersat, M.Hi. (Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik); Hj. Masfufah, M.Pd. (Kasi Pendidikan Madrasah (Penma) Kemenag Kabupaten Gresik), dan Dra. Lailatul Muthmainah, M.Pd. (Pengawas MI Kecamatan Panceng).

Mabrur Ajmain, M.Pd., Ketua KKMI Kecamatan Panceng menyampaikan dalam sambutannya, bahwa kegiatan ini merupakan wahana silaturahmi bagi bapak ibu guru madrasah di Kecamatan Panceng. “Jadi sekitar 200-an lebih guru madrasah di Kecamatan Panceng wajib mengikutinya,” katanya.

Selain itu, lanjut Mabrur, kegiatan workshop ini juga untuk peningkatan kompetensi guru madrasah se-Kecamatan Panceng tentang Kurikulum Merdeka, “Karena guru-guru nanti wajib memahami tentang bagaimana penyusunan TP-ATP (Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) yang berbasis IT.”

Kemudian kegiatan workshop dibuka Moh Ersat. Dia berpesan kepada peserta workshop agar menanamkan karakter yang baik kepada anak didiknya masing-masing.

Menurutnya bergantinya kurikulum sampai 11 kali—sejak tahun 1954 yang bernama Kurikulum Rencana Pembelajaran hingga tahun 2020 dengan nama Kurikulum Merdeka—adalah untuk meningkatkan human development indexs atau sumber daya di Indonesia.

“Dan pada intinya Kurikulum Merdeka adalah penekanan karakter pada peserta didik, jadi bapak dan ibu guru harus benar memahami lebih detail tentang kurikulum merdeka,” pesannya.

Dengan suasana yang penuh dengan semangat belajar dan persaudaraan, workshop ini bukan hanya sebuah kegiatan, tapi sebuah perjalanan untuk menjadi lebih baik, bersama-sama, di bawah naungan semangat Panceng untuk pendidikan yang lebih merdeka. (#)

Jurnalis Nurkhan Penyunting Mohammad Nurfatoni

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *