Konten Berita yang Paling Sering Diakses di Internet, Gen Z Beda
Konten berita paling banyak diakses di internet disajikan dalam Survei Penetrasi Internet Indonesia 2024 yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Hasilnya mengejutkan.
Tagar.co – Survei Penetrasi Internet Indonesia 2024 yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), menunjukkan bahwa konten internet berita yang paling banyak diakses adalah politik, sosial, hukum, dan HAM yakni sebesar 40,56 persen. Tentu ini mengejutkan. Ternyata publik pengguna internet melek politik.
Selanjutnya adalah olahraga (32,50 persen); infotainment/gosip (32,32 persen); ekonomi, keuangan, dan bisnis (29,32 persen); kesehatan (27,79 persen); budaya dan pariwisata (21,61 persen); pendidikan dan iptek (18,5 persen); mancanegara (4,44 persen); dan tidak tahu (5,00 persen).
Berdasarkan Jenis Kelamin
Konten berita politik, sosial, hukum, dan HAM ternyata paling banyak diakses oleh laki-laki (L), yakni 50,55 persen. Adapun perempuan (P) 30,9 persen.
Sementara perempuan paling banyak mengakses berita infotainment/gosip yaitu 46,86 persen, sedangkan laki-laki 16,06 persen.
Persentase lainnya: budaya dan pariwisata (L 20,47 persen; P 22,79 persen); pendidikan dan iptek (L 16,56 persen; P 20,55 persen); ekonomi, keuangan, dan bisnis (L 30,69 persen; P 27,92 persen).
Selanjutnya: olahraga (L 49,34 persen; P 15,20 persen); mancanegara (L 4,55 persen; P 4,33 persen); kesehatan (L 20,50 persen; P 35,28); dan yang tidak tahu atau tak pernah mengakses internet berita (L 5,04 persen; P 5,97 persen).
Berdasarkan Usia
Ternyata Gen Z (kelahiran 2013 ke atas) paling banyak mengakses konten internet berita olahraga (41,36 persen).
Lalu politik, sosial, hukum, dan HAM (33,40 persen); infotainment/gosip (31,42 persen); ekonomi, keuangan, dan bisnis (26,83 persen); pendidikan dan iptek (25,02 persen); budaya dan pariwisata (24,98 persen); kesehatan (23,3 persen); mancanegara (5,3 persen); dan yang tidak tahu atau tak pernah mengakses internet berita (3,58 persen).
Sementara Milenial (kelahiran 1981-1996) paling sering mengakses berita politik, sosial, hukum, dan HAM, yaitu 41,94 persen.
Disusul berita infotainment/gosip (33,66 persen); ekonomi, keuangan, dan bisnis (30,88 persen); kesehatan (29,45 persen); olahraga (28,95 persen); budaya dan pariwisata (20,50 persen); pendidikan dan iptek (16,89 persen); manca negara (4,21 persen); dan yang tidak tahu atau tak pernah mengakses internet berita (4,97 persen).
Gen X juga paling sering mengakses konten internet berita politik, sosial, hukum, dan HAM, yakni sebanyak 47,07 persen.
Setelah itu kesehatan (31,10 persen); ekonomi, keuangan, dan bisnis (29,92 persen); olahraga (27,7 persen); infotainment/gosip (27,57 persen); budaya dan pariwisata (19,62 persen); mancanegara 3,9 persen; dan yang tidak tahu atau tak pernah mengakses internet berita (8,08 persen).
Konten internet berita politik, sosial, hukum, dan HAM juga paling banyak diakses oleh Baby Boomers (kelahiran 1946-1964), yaitu 51,55 persen.
Setelah itu kesehatan (31,78 persen); ekonomi, keuangan, dan bisnis (30,23 persen); infotainment/gosip (23,26 persen); olahraga (20,93 persen); budaya dan pariwisata (15,50 persen); pendidikan dan iptek (12,79 persen); mancanegara (2,33 persen); dan yang tidak tahu atau tak pernah mengakses internet berita (13,95 persen).
Sementara itu Pre Boomer (kelahiran 1945 ke bawah) hanya mengakses berita politik, sosial, hukum, dan HAM (100 persen); ekonomi, keuangan, dan bisnis (100 persen); dan infotainment/gosip (100 persen).
Responden
APJII menyelenggarakan survei pada tanggal 18 Desember 2023 sampai dengan 19 Januari 2024. Jumlah respondennya sebanyak 8.720 orang (berusia minimal 13 tahun) yang tersebar secara proporsional di 38 provinsi. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka oleh enumerator terlatih.
Menurut APJII jumlah penduduk Indonesia yang terkoneksi internet tahun 2024 adalah 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023, atau 79,5 persen. (#)
Mohammad Nurfatoni, diolah dari data APJII
sayang usia kelahiran 64 sampai kelahiran tahun 90 an tidak ada survey nya
Kalau dibaca dengan teliti, sudah tercakup usia itu