TelaahUtama

Nabi Muhammad Saw, Akhlaknya Adalah Al-Quran

×

Nabi Muhammad Saw, Akhlaknya Adalah Al-Quran

Sebarkan artikel ini
Siapakah sosok Nabi Muhammad Saw? Apa saja tugas yang dia emban? Bagaimana akhlak beliau? Bagaimana sikap Mukmin terhadap keteladanan Nabi? 
Ilustrasi freepik.com premium

Siapakah sosok Nabi Muhammad Saw? Apa saja tugas yang dia emban? Bagaimana akhlak beliau? Bagaimana sikap Mukmin terhadap keteladanan Nabi? 

Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).

Tagar.co – Nabi Muhammad Saw dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau 571 Masehi, dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah, meninggal sebelum Nabi lahir. Nabi disusukan kepada seorang wanita Bani Sa’ad bernama Halimah binti Abi Dzu’aib. Pada usia 6 tahun, ibunya, Siti Aminah, wafat. Pada usia 8 tahun, kakeknya, Abdul Muthalib, juga wafat.

Setelah itu beliau diasuh oleh pamannya Abu Thalib, yang akhirnya meninggal dunia tidak dalam keadaan Islam. Dari sini terlihat bahwa ayah, ibu, kakek, dan lingkungan Quraish tidak membentuk dan mengarahkan pemikiran Nabi Muhammad Saw. 

Baca juga: Ummi, Benarkah Nabi Muhammad Tidak Bisa Baca Tulis?

Kata Muhammad dalam Al-Qur’an digunakan sebanyak 4 kali, yaitu dalam surat Muhammad/47:2; Al-Imran/3:144; Al-Ahzab/33:40; Al-Fath/48:29. Muhammad adalah utusan Allah Swt (An-Nisa’/4:170) sekaligus penutup para Nabi (Al-Ahzab/33:40). 

Kehadirannya bertujuan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya (At-Talaq/65:11) dan sebagai rahmat bagi semesta alam (Al-Anbiya’/21:107). Secara eksplisit Al-Qur’an menyebutan beberapa tugas Nabi Muhammad Saw, yaitu: 

  • Membacakan ayat-ayat Allah (At-Thalaq/65:11). 
  • Membersihkan jiwa mereka (Al-An’am/6:164). 
  • Mengajarkan kitab dan hikmah (Al-An’am/6:164). 
  • Menyuruh yang makruf dan mencegah yang munkar (Al-A’raf/7:157). 
  • Menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk (Al-A’raf/7:157). 
  • Memberi peringatan (Al-A’raf/7:184, 188; Hud/11: 2, 12; dll) 
  • Menyampaikan apa yang diwahyukan (Al-Ahqaf/46:9). 
  • Membangkitkan semangat orang mukmin untuk menegakkan kebenaran (Al-Anfal/8:65). 
  • Memerangi kekafiran dan kemunafikan (At-Taubah/9:73). 
Baca Juga:  Berbagai Arti Kitab dalam Al-Quran

Karakter Nabi Muhammad

Dia adalah Nabi yang ummi (tidak bisa tulis-baca), tidak meminta upah dari apa yang disampaikan (Al-Furqan/25:57). Dia ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh pengikutnya (At-Taubah/9:I28; Al-Ahzab/33:21) dan berakhlak mulia (Al-Qalam/68:24; Al-Imran/3:159). Ketika ada diantara orang kafir yang menyebut beliau gila (Al-Hijr/15:6-7), Allah Swt membantah pernyataan itu (Al-A’raf/7:184). 

Selain itu beliau juga bersifat jujur (salah satu sifat mulia di antara sifat-sifat mulia yang lain). Kejujuran ini tidak hanya diakui para sahabat, melainkan juga diakui oleh penentangnya.

Baca juga: Gambaran tentang Fisik Nabi Muhammad SAW

Ketika perintah berdakwah secara terang-terangan datang, Rasulullah Saw mengumpulkan orang Quraish di bukit Shafa, kemudian beliau bersabda: “Jika kalian kuberitahu bahwa di lembah sana terdapat pasukan berkuda hendak menyerang kalian, apakah kalian mempercayaiku?”

Mereka menjawab: “Ya, kami tidak pernah menyaksikan kamu berdusta.” 

Muhammad bin Abdullah adalah manusia biasa. Beliau berkeluarga, berketurunan, dan berjalan di tengah pasar (Al-Furqan/25:7, 20). Perbedaan beliau dengan manusia lain adalah diberikannya wahyu kepada beliau (Al-kahfi/18: 110; Fushilat/41: 5). 

Baca juga: Sebelum Jadi Rasul, Muhammad Meneladani 8 Kepribadian Ini

Kesempurnaan akhlak manusia adalah misi kerasulannya. Akhlak beliau adalah contoh dari operasionalisasi Al-Qur’an. Istri beliau, Aisyah, menyebut akhlak Nabi adalah Al-Qur’an. Allah berfirman bahwa pada diri beliau terdapat suri teladan yang baik (Al-Ahzab/33:21).

Karena Allah Swt telah memuji akhlak Nabi Saw, maka adakah yang pantas dijadikan panutan selain beliau? (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni