Tiga calon ketua RT berebut simpati warga. Mereka memiliki pendukung fanatik. Survai kecil-kecilan menunjukkan elektabilitas ketiga calon pun saling menikung. Siapa yang ambisius? Intrik apa yang mereka lakukan?
Cerpen oleh Bekti Sawiji, ASN di Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lumajang Jawa Timur
Tagar.co – Tidak seperti biasa, suasana di Balai RT 4 RW 2 sore itu cukup meriah. Di halaman balai terdapat tambahan tenda. Hiasan dari kertas warna-warni menggantung dan menempel di dalam tenda dan balai RT.
Ada juga banner bertuliskan Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilihan Ketua RT. Yang lain bertuliskan Suara anda menentukan masa depan RT 4, Gunakan hak pilih Anda sebaik mungkin, dan Tolak Money Politic.
Ya, malam itu RT 4 akan mengadakan pemungutan suara untuk memilih ketua RT baru.
Seperangkat peralatan sound system telah terpasang kokoh di depan tenda, agak memakan jalan desa. Meskipun pemungutan suara masih beberapa jam lagi, suasana TPS sudah tampak hidup.
Beberapa pedagang kaki lima sudah mulai memenuhi jalan, berjajar rapi, menggelar dagangan mereka seperti jajanan dan mainan untuk anak. Musik sudah sejak tadi jedag-jedug cukup membuat dada berdegup dan kaca-kaca rumah di sekitar TPS bergetar.
Lagu yang diputar ada yang cukup menjengkelkan telinga. Lagu tersebut berjudul Parla Piu Piano dari Italia tetapi dimainkan versi dangdut koplo tanpa lirik.
Padahal lagu itu adalah theme song untuk film The Godfather yang lirik dan iramanya sangat menyentuh hati dan romantis, betul-betul memanjakan telinga. Bahkan, baik lagu dan filmnya banyak mendapatkan penghargaan di era 70-an.
Baca juga: Jangan Biarkan Aku Kufur Nikmat
Namun begitu lagu koplo yang diputar dengan sound system yang ingar bingar cukup disukai warga juga.
Di papan pengumuman terpampang foto tiga calon ketua RT, 1. Jarman, 2. Morsadi, dan 3. Sastro.
Ketiga orang tersebut telah resmi menjadi calon setelah sebelumnya menjalani seleksi awal berupa seleksi administrasi dan tes kelayakan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
Selama bursa pencalonan kemarin, semua calon memiliki pendukung fanatik. Survei kecil-kecilan menunjukkan bahwa elektabilitas ketiga calon ini tidak terpaut jauh satu sama lain.
Hasil tertinggi didapatkan Sastro, lalu disusul oleh Morsadi dan Jarman. Survei itu juga masih menyisakan beberapa massa mengambang. Jumlah swing voters masih cukup tinggi untuk mengubah kedudukan hasil survei. Artinya ketiga calon masih memiliki peluang yang sama.
Adalah Kang Sudari yang mengatakan bahwa calon yang paling memiliki ambisi untuk memimpin adalah Morsadi. Kang Sudari adalah orang yang paling didengar untuk wejangan-wejangan politiknya di RT 4.
Prediksinya nyaris terbukti benar semua. Morsadi, kata Kang Sudari, sering melakukan kegiatan yang prorakyat di RT. Itu semata-mata untuk branding dirinya jauh sebelum pencalonan.
Sementara Jarman tidak terlalu berambisi. Dia mencalonkan karena didorong para pendukungnya. Mereka mengatakan, apa jadinya kalau RT 4 dipimpin oleh Morsadi. Warga khawatir Morsadi akan memimpin dengan cara otoriter.
Selain itu, mereka takut jika uang kas RT nanti dihabiskan untuk kegiatan yang tidak bermanfaat atau dikorupsi. Karena itulah Jarman bersedia mencalonkan diri. Sastro juga demikian.
Baca juga: Saat sang Cerpenis Stres
Di antara para calon, dialah orang yang paling pintar. Educated person, begitulah lebih tepatnya. Selain itu Sastro juga paling bijak, dan tidak memiliki ambisi. Dia mencalonkan diri hanya karena menghormati permintaan para pendukungnya meskipun tidak sebanyak pendukung calon lain.
Hitung-hitung, untuk memeriahkan pesta demokrasi dan memberikan pembelajaran politik yang baik untuk warga.
Lepas maghrib beberapa warga mulai berdatangan ke TPS. Sebagian masih mampir ke rumah para calon. Rumah Morsadi tampak ramai oleh pendukung. Mereka datang untuk memberikan suport dan restu.
Rumah Jarman tak kalah ramainya oleh pendukung. Laki-laki, perempuan, tua, dan muda tampak bersemangat. Sementara rumah Sastro juga ramai, meski tidak seramai rumah calon lain.
Kang Sudari baru saja menggelar press release di kediamannya. Dalam keterangannya, Jarman adalah calon yang paling unggul dan akan memenangkan pemilihan ketua RT malam itu. Hal itu tentu membuat para pendukung ketiga calon ketar-ketir, terutama para tim suksesnya.
Martam, tim sukses Morsadi sangat gusar dengan rilis yang disampaikan Kang Sudari. Dia buru-buru ke rumah Morsadi dan mengabarkan ini semua. Mendengar itu Morsadi marah dan meminta Martam untuk melakukan sesuatu.
Selama ini, Martam adalah tim sukses sekaligus influencer Morsadi, lebih ke arah buzzer. Dia sering membuat postingan kegiatan-kegiatan Morsadi yang disetting positif. Hasilnya memang bagus.
Dari waktu ke waktu, elektabilitas Morsadi semakin meningkat hingga mendekati hari pemilihan. Tetapi malam itu, Martam tak berkutik dengan hasil rilis Kang Sudari.
Baca juga: Ayah Hampir Menjadi Perampok
Masih di rumah Morsadi, Martam sangat serius mengoperasikan hp-nya. Sesekali dia mengerut seperti sedang melakukan sesuatu. Apakah dia sedang mengamati perkembangan politik terakhir, tidak ada yang tahu. Tetapi, tiba-tiba Martam menyelinap keluar meninggalkan kerumunan pendukung di rumah Morsadi.
Dalam sekejap dia sudah tidak tampak lagi. Saat Morsadi mencarinya, dia sudah tidak ditemukan lagi. Martam pergi tanpa memberi tahu Morsadi. Bahkan saat ditelepon, hp Martam tidak aktif. Morsadi gusar. Dia kemudian mengajak para pendukungnya untuk berangkat ke TPS.
Di sana warga sudah berkumpul dan siap untuk menunaikan kewajibannya dalam memberikan suara. Ketiga calon, Jarman, Morsadi, dan Sastro sudah duduk bersanding di tempat yang telah disediakan. Mereka berpakaian paling bagus dan rapi. Dari sikap dan senyumannya, mereka semua sudah siap menjadi pemenang.
Pemungutan suara dimulai. Ada sekitar 60 kepala keluarga di RT 4. Dari jumlah itu, pemilik hak suara ada sekitar 200 orang. Satu persatu mereka memasuki bilik suara dengan riang gembira, tanpa ada tekanan.
Panitia pemungutan suara (PPS) juga merasa terbantu dengan kelancaran dan ketertiban warga. Dengan demikian, tidak butuh waktu lama semua pemilih telah melakukan pencoblosan surat suara.
Tepat pukul 9, pemungutan suara diakhiri dan penghitungan suara akan segera dimulai. PPS selesai menyiapkan alat-alat penghitungan suara.
Semua petugas bersiap di posisinya masing-masing. Warga sudah berkerumun di sekeliling tempat penghitungan suara. Seorang petugas membuka kotak suara dan menumpahkan surat suara.
Sebelum dihitung berdasankan hasil coblosan warga, kertas itu dihitung jumlah keseluruhannya. Terdapat 199 surat suara. Ini menunjukan bahwa indeks demokrasi warga RT 4 sangat tinggi.
Baca juga: Pita Suaraku Rusak
Sepertinya hanya satu orang warga yang tidak hadir untuk memberikan suara. Martamlah orangnya. Morsadi semakin geram tidak melihat Martam tidak hadir dan tentu saja akan mengurangi perolehan suaranya.
Penghitungan di mulai. Sastro…. sah! Jarman…. sah! Jarman…. sah! Morsadi…. sah! Morsadi…. sah! Morsadi…. sah. Morsadi…. sah!
Petugas penghitung mencoretkan tanda hitung alias tally mark di papan. Kira-kira saat total suara sah mencapai 50-an, perolehan mereka berimbang, salip menyalip, bergantian memimpin, seru, dan sekaligus tegang. Semakin lama, nama Morsadi lebih sering disebut daripada nama Jarman, apalagi Sastro.
Jarman tampak gelisah melihat perolehan suaranya yang lambat. Meskipun dia tidak terlalu ambisi menjadi ketua RT, dia hanya tidak mau Morsadi menjadi ketua RT karena perilakunya mendapatkan resistensi dari warga.
Selain itu, dia gelisah karena hal ini agak berbeda dengan hasil rilis Kang Sudari yang mengatakan dia unggul. Tidak biasanya prediksi Kang Sudari meleset, pikirnya.
Sementara itu, Sastro terlihat ceria dan santai karena dia memang tidak berminat menjabat sebagai ketua RT.
Yang mengherankan, perolehan Sastro makin lama makin menyalip Jarman meskipun masih terpaut jauh dengan Morsadi. Inilah yang membuat Jarman semakin berkeringat dan keheranan.
Surat suara tinggal satu lembar dan, “Morsadiiiii…. saahhhhhh!”
Baca juga: Ayah Kecil dan Benda Mirip Delima
Warga bertepuk tangan dengan hasil penghitungan suara itu. Akhirnya, Morsadi memimpin dengan perolehan angka 128, Sastro 40, dan Jarman 31. Morsadi menang mutlak dan bakal memimpin RT 4 untuk periode yang akan datang.
“Hidup Morsadi…!”
“Hidup!”
Warga gegap-gempita menikmati eforia kemenangan Morsadi dengan yel-yel penyemangat. Ketiga calon tampak saling bersalaman dan mengucapkan selamat untuk Morsadi.
Untuk melengkapi kemeriahan pesta demokrasi itu, sound system kembali dinyalakan. Lagi-lagi lagu Parla Piu Piano versi dangdut koplo yang menjengkelkan tadi sore itu diputar.
***
“Saya tidak habis pikir, mengapa perilaku Jarman begitu keji,” kata Bu Saras kepada Nunung yang mengiyakan tanda setuju.
Mereka memperbincangkan tangkapan layar yang viral di RT 4 semalam, beberapa saat sebelum pemilihan suara. Dalam beberapa tangkapan layar yang disebar secara pribadi oleh seseorang yang nomornya tidak dikenal itu mengungkap kebobrokan Jarman.
Baca juga: Insomnia
Jarman melakukan tindakan yang melanggar norma. Dia melakukan percakapan dengan seorang wanita yang diduga adalah selingkuhannya. Percakapan mereka sangat romantis.
Wanita itu mengirimi Jarman beberapa foto hot dengan kata-kata manja. Jarman juga membalas chat perempuan itu dan berbicara tentang rencana-rencana ke depan dengan wanita itu.
Termasuk rencana akan menceraikan istrinya. Itu sebabnya banyak warga yang mengalihkan pilihannya kepada Morsadi yang akhirnya memenangkan pemilihan.
***
Martam yang sempat menghilang semalam, kini berada di rumah Morsadi. Di ruang belakang, Morsadi dan Martam terlibat obrolan.
Morsadi merasa heran dengan kemenangannya yang telak. Sambil tersenyum Martam menjelaskan perihal menghilangnya dirinya kemarin. Morsadi kaget dengan pengakuan Martam yang telah menyebarkan tangkapan layar percakapan Jarman dan seorang perempuan.
“Bagaimana kamu bisa melakukannya itu Martam?” tanya Morsadi dengan perasaan penuh keingintahuan.
“Hahaha, aku menggunakan aplikasi fake chat,” jawab Martam disambut tawa Morsadi.
“Kamu selalu bisa.”
Mereka pun hanyut dalam tawa. (#)
Penyunting Ichwan Arif