Apakah pengertian Al-Qur’an? Bagaimana kedudukan Al-Qur’an terhadap Kitab Suci sebelumnya? Apa fungsi Al-Qur’an? Apa saja nama lain Al-Qur’an? Bagaimana sikap kita terhadap Al-Qur’an?
Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).
Tagar.co – Kata Qur’an berarti bacaan, berasal dari kata قرأ – يقرأ – قرأن. Arti seperti ini kita dapatkan dalam surat Al-Qiyamah/75:17-18. “Sesungguhnya atas tanggapan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu.”
Kata Qur’an kita dapati di dalam Kitab Suci Al-Qur’an sebanyak 70 kali. Secara istilahi, Qur’an berarti kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat, yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, dan membacanya akan mendapat pahala (Al-Insan/76:23).
Baca juga: Berbagai Arti Kitab dalam Al-Quran
Pengertian seperti ini bermakna bahwa ada wahyu Allah yang bukan merupakan Qur’an, seperti wahyu yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad Saw, atau wahyu Allah kepada Nabi Muhammad Saw yang berupa hadis qudsi.
Nama-Nama Al-Qur’an
1.Al-Kitab “Kitah (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya.” (Al-Baqarah/2:2; baca juga Al-Baqarah/2:.15.89.129; dll).
2. Al-Furqan “Maha Agung (Allah) yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hambanya.” (Al-Fuqan/25:1; baca juga Al-Baqarah/2:185: Al-lmran/3:4, dan An-Naml/16:102).
3.Ad-Dzikir “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Ad-Dzikir dan Kamilah yang menjaganya.” (Al-Hijr/15:9, baca juga Al-An’am/6:90; Al-A’raf/7:2; Hud/11:120, dll).
Baca juga: Yaumulakhir, Empat Fase Terjadinya Hari Kiamat
Selain dari tiga nama di atas, ada juga ulama yang memberi nama lain terhadap Al-Quran berdasar atas fungsi dan sifat dari Al Quran itu sendiri. Imam As Suyuthi, misalnya, memberi nama Al-Quran dengan Al-Mubin, Al-Karim, Al-Kalam dan An-Nur.
Sebagaimana Kitah Suci sebelumnya, Al-Quran berfungsi sebagai petunjuk hidup (Al-Baqarah/2:2,85. dll): pembeda yang hak dengan yang batil (Al-Furqan/25:1): penerang (An-Nisa’/4:174), merupakan obat (Yunus/10:57, 17, 82. dan Fushilat/41:44); dan menjadi rahmat bagi alam (Al-Anbiya’/21:107).
Al-Qur’an memberi kabar gembira kepada pengikutnya (An-Naml/16:89; Al-Ahqaf/46:12) dan memberikan ancaman bagi pembangkangnya (Al-Baqarah/2:119: Al-An’am:17,/32:3: dll.)
Perbedaan dengan Kitab Suci Lainnya
Berbeda dengan Kitah Suci sebelumnya. Al-Qur’an adalah penutup dan penyempurna Kitab Suci sebelumnya (Al-Ahzah/33:40. Karena sebagai “penutup dan penyempurna”, maka sudah tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad Saw, hal ini ditegaskan juga oleh Nabi Muhammad Saw: “Jika ada lagi nabi sesudahku, niscaya Umarlah orangnya.”
Perbedaan lainnya. Al-Qur’an dijamin kemurniannya oleh Allah Swt sampai akhir masa (Al-Hijr/15:9). Jika ada yang meragukan kebenaran Al-Quran, Allah Swt memberi tantangan kepada siapa saja untuk membuat ayat yang sekualitas Al Qur’an (Al-Isra’/17:88). Hud/11:13: Yunus/10:38. Al-Baqarah/2:23-24).
Baca juga: Syura, Samakah dengan Demokrasi?
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz dan 114 surat. Berdasarkan atas turunnya, ayat-ayat Al-Qur’an dikelompokkan menjadi dua. Pertama, Ayat Makiah, yaitu ayat-ayat yang turun di Makkah. Ayat-ayat ini mempunyai ciri: ayatnya pendek, umumnya dimulai dengan ya ayuhanas!, dan isinya berkaitan dengan keimanan, ancaman, dan kisah umat terdahulu.
Kedua, Ayat Madaniah, yaitu ayat-ayat yang turun di Madinah. Secara umum dicirikan dengan ayat yang panjang, dimulai dengan ya ayuhallazinaamanu!, dan isinya berkaitan dengan hukum.
Karena ajaran Al-Quran sempurna, seharusnya dia berada di atas ajaran Iainnya (At-Taubah/9:33: As-Syaff/61:9). Jika belum berada di atas yang lain, kewajiban pengikutnya untuk memperjuangkan dan menegakkannya (Al-Imran/3:104: An-Nahl:125. dan At-Taubah/9: 111).
Dan kitalah salah seorang pengikut ajaran Quran itu! Semoga! (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni