Tagar.co

Home » Ciptakan Pairing Number Factors, Siswa SD Mugeb Jadi Finalis GLIS
Ciptakan permainan yang bikin belajar perkalian jadi seru, dua siswa SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik jadi finalis Lomba GLIS. Pairing Number Factors (PNF).

Ciptakan Pairing Number Factors, Siswa SD Mugeb Jadi Finalis GLIS

Ciptakan permainan yang bikin belajar perkalian jadi seru, dua siswa SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik jadi finalis Lomba GLIS. Pairing Number Factors (PNF).
M. Kasyful Hikmah bersama M. Najla Fikri memeragakan cara bermain Pairing Number Factors bersama teman dan guru di perpustakaan. (Tagar.co/Lailatul Mabari Chaira)

Ciptakan permainan yang bikin belajar perkalian jadi seru, dua siswa SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik jadi finalis Lomba GLIS. Pairing Number Factors (PNF).

Tagar.co – Antusiasme terlihat dari wajah siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik di Perpustakaan Al Hikmah SD Mugeb, Jumat (30/8/2024) sore.

Mereka diajak mengenal alat peraga perkalian bernama Permainan Pairing Number Factors (PNF). Permainan pengembangan dari Othello yang berbahan papan catur ini karya Muhammad Kasyiful Hikmah dan M. Nakhla Fikri. Keduanya siswa kelas IV SD Mugeb.

Alat peraga berbentuk papan kayu persegi tersebut berukuran 8×8 kotak persegi satuan yang berisi angka acak dari 2-9. Permainan ini juga dilengkapi oleh satu set bidak (pion) berisi 64 buah yang berbentuk lingkaran dengan dua sisi berwarna hitam dan putih.

Selain itu, ada satu paket key cards (kartu kunci) sebanyak 64 buah. Kartu-kartu itu berisi pertanyaan terkait faktor bilangan yang hilang. Punggung kartu berwarna-warni. Ada yang warna ungu, hijau, pink, kuning, dan biru.

Kendala Perkalian Dasar

M. Kasyiful Hikmah atau yang biasa dipanggil Asfi mengungkapkan, pengembangan alat peraga ini berawal dari keresahannya semenjak belajar Matematika bab pertama kelas IV. Yakni operasi hitung bilangan cacah.

Ia menyadari, ternyata banyak temannya mengalami kendala dalam perkalian dasar Matematika. Padahal sejak kelas III, materi perkalian dasar harusnya sudah tuntas. Nyatanya, sampai di kelas IV pun teman-temannya masih banyak yang kesulitan menghitung perkalian.

“Saya heran, kenapa masih banyak teman-teman yang belum hafal perkalian dasar. Padahal itu sangat dasar. Pantas saja Matematika dianggap monster. Ya karena yang dasar saja belum bisa,” ujar siswa kelas IV Ibrahim ini saat mulai merakitnya, Senin (26/8/2024).

Menurut sang penyuka Matematika ini, salah satunya karena selama ini belajar perkalian selalu diajarkan secara hafalan berulang-ulang. Alhasil, siswa cepat merasa bosan dan minat belajarnya menurun.

Berangkat dari keresahannya, ia mengajak teman baiknya M. Nakhla Fikri di Specta Class PMNR, kelas persiapan olimpiade matematika di SD Mugeb. Mereka bersama menemukan solusi bagaimana membantu teman-temannya untuk menghafal perkalian dengan cara menyenangkan.

Baca juga: Hafalan Haidar, Sekolah Kolaborasi Indah Mugeb dan Orang Tua

Terinspirasi Permainan Othello

Asfi mengaku, alat peraga permainan PNF ini terinspirasi dari permainan tradisional Othello asal Jepang. Tujuannya melatih konsentrasi, strategi, dan pengambilan keputusan yang tepat. “Aku pernah diajak Ustad main Othello di sekolah,” ujarnya.

Akhirnya ia bersama Fikri-panggilan sapaan M. Nakhla Fikri-memodifikasi permainan Othello agar lebih menarik dan menantang, sekaligus bisa membantu teman-temannya belajar perkalian. Mereka beranggapan, belajar sembari bermain akan lebih efektif daripada belajar sambil hafalan.

Berbekal tekad kuat dan dengan bantuan guru Matematika Lailatul Mabadi Chaira, S.Si atau yang lebih akrab dipanggil Ustadzah Lala sebagai pembimbing, mereka berdua merancang permainan perkalian edukatif. Terciptalah sebuah alat peraga PNF yang memadukan antara belajar perkalian dengan bermain Othello.

“Saya merasa senang masih ada siswa yang peduli dengan teman-temannya, dan saya bangga bisa menjadi bagian dari pengembangan alat peraga PNF ini. Semoga alat peraga ini bisa memberikan manfaat untuk banyak pihak,” ucap Ustadzah Lala di tengah-tengah kerumunan siswa yang ingin mencoba permainan PNF.

Ciptakan permainan yang bikin belajar perkalian jadi seru, dua siswa SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik jadi finalis Lomba GLIS. Pairing Number Factors (PNF).
M. Kasyful Hikmah bersama M. Najla Fikri memeragakan cara bermain Pairing Number Factors .(Tagar.co/Lailatul Mabari Chaira)

Cara dan Aturan Main PNF

Asfi dan Fikri sore itu sangat semangat mengenalkan permainan PNF kepada siswa-siswi SD Mugeb yang sedang berkumpul di Perpustakaan Al Hikmah (30/8) sembari menunggu kepulangan.

Mereka berdua mengajak beberapa siswa untuk bertanding secara berkelompok melawannya.Bahkan lebih dari lima siswa juga mendengar penjelasan aturan main PNF dengan sangat antusias. Mereka tak sabar untuk ikut bermain juga.

“Permainan ini sangat sederhana. Seperti bermain Othello, hanya saja sebelum kita meletakkan pion kita harus ambil kartu kunci dulu baru menjawabnya dengan meletakkan pion pada angka yang tepat di papan permainan. Nih contoh soal di key card berapa kali 4 hasilnya 8,” terang Fikri saat mendemonstrasikan alat peraga permainan PNF kepada teman-temannya.

Sontak seluruh siswa menjawab, “Dua!”

“Berarti kita harus naruh pion kita ke angka dua di papan permainan. Jangan lupa warna pion kita hitam atau putih!” terang si anak paling Matematika di kelas IV Nuh.

“Nanti ya, kalau kita menjawab salah, kita tidak bisa meletakkan pion pada papan permainan dan kartunya dikembalikan lagi. Nah, kalo pion terakhir kita di papan permainan menjebak pion lawan, artinya pion lawan akan jadi milik kita. Namanya chicken dinner,” sambung Asfi dengan semangat karena melihat wajah teman-temannya sudah tak sabar memainkan Pairing Number Factors.

Kemudian, Asfi dan Fikri menantang temannya, Asyam Dzaki dan Hafidz Cendekia, untuk mencoba memainkan PNF bersama mereka. “Permainannya seru! Sampai gak mau dijemput dulu. Besok Senin boleh main lagi ya?” ucap Hafidz saat ditanya bagaimana testimoninya tentang permainan PNF.

Permainan ini berakhir ketika semua kartu telah habis dijawab dan seluruh pion telah berada di atas papan permainan. Pemenang ditentukan dari jumlah pion terbanyak di akhir pertandingan.

Baca juga: Siswa SD Membuat dan Menjual Tempe Karakter

Antusiasme tinggi

Meskipun permainan ini terlihat sederhana, namun tak elak menarik perhatian dari siswa-siswi SD Mugeb. Bahkan dari salah seorang guru SD Mugeb Syaiful Rizal, S.PdI yang kerap disapa Ustad Rizal.

Rizal terkesan dengan alat peraga buatan duo Fikri dan Asfi, “Harusnya mereka buat tak hanya 1 set tapi beberapa set, agar yang pengen main ini tak nunggu antri lama,” ujarnya seraya terbahak-bahak.

Begitu besarnya animo siswa untuk mencoba bermain PNF, bahkan beberapa siswa rela sabar menunggu giliran bermain PNF.

Asfi dan Fikri mengungkapkan keinginan mereka berdua untuk mengenalkan permainan PNF ini lebih luas, tak hanya di lingkungan sekolah SD Mugeb, namun juga di sekolah lain bahkan ke masyarakat luas. Maka dari itu mereka mendaftarkan alat peraga Permainan PNF pada ajang lomba cipta alat peraga yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik dalam Gebyar Literasi Sains dan Sastra (GLIS).

“Tentunya kita berharap bisa melaju sampai final. Kalau tidak final, juga tidak apa. Kita sudah senang karena teman-teman ternyata menyukai permainan PNF ini,” ujar Fikri saat ia ditanya harapannya untuk alat peraga PNF.

Pernyataan Fikri tersebut langsung mendapat anggukan dari Asfi selaku ketua dalam pengembangan Alat peraga perkalian PNF.

Doa mereka terjawab. Jumat (6/9/2024), Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik melayangkan surat pengumuman Finalis Lomba Gebyar Literasi Ilmiah dan Sastra (GLIS) untuk jenjang SD/MI Tahun 2024. Karya mereka salah satu dari sepuluh finalis yang lolos. (*)

Jurnalis Lailatul Mabadi Chaira Penyunting Sayyidah Nuriyah

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *