Opini

Kekuasaan dan Etika, Hikmah dari Ujian Calon Dokter

×

Kekuasaan dan Etika, Hikmah dari Ujian Calon Dokter

Sebarkan artikel ini
Kekuasaan dan etika penting untuk diperhatikan. Di balik kekuasaan yang besar, ada etika yang harus dijaga. Etika mengalahkan ilmu dan pengetahuan seseorang.
Penulis bersama dengan mahasiswa semester 1 FK Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, saat kuliah Etika Kedokteran. (Tagar.co/Istimewa)

Kekuasaan dan etika penting untuk diperhatikan. Di balik kekuasaan yang besar, ada etika yang harus dijaga. Etika mengalahkan ilmu dan pengetahuan seseorang. 

Opini oleh dr. Mohamad Isa, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Tagar.co – Suatu saat, saya mendampingi guru saya untuk menguji calon dokter. Ujian harus menghadapi pasien dan memeriksanya. Dalam ujian, calon dokter tersebut lancar menjawab pertanyaan penguji.

Tiba saat pengumuman, ternyata peserta ujian dinyatakan tidak lulus. Timbul pertanyaan dari peserta maupun saya sendiri.

Kami tanyakan pada dosen penguji, ternyata dijelaskan kenapa tidak lulus?

Jawabannya, karena pada saat mau memeriksa pasien, peserta ujian tidak permisi untuk memeriksa dengan membuka sebagian baju tersebut.

Diajarkan oleh guru tersebut, “Anak tersebut bisa menjawab semua pertanyaan, tapi tidak punya etika dalam berhubungan dengan pasien.”

Baca juga: Tidak Ada yang Abadi di Dunia

Seorang dokter punya kekuasaan untuk melakukan pemeriksaan sesuai yang ingin diketahui. Di balik kekuasaan yang besar, ada etika yang harus dijaga. Etika mengalahkan ilmu dan pengetahuan seseorang.

Apalah artinya ilmu, kalau tanpa etika. Etika saat mau mendapatkan gelar, maupun etika dalam menjalankan profesinya. Makanya diwajibkan seorang dokter untuk diambil sumpahnya dan mematuhi Kode Etik Kedokteran (Kodeki).

Demikian juga seseorang dalam menggapai kekuasaan, bisa melalui pilpres, pilkada, Kenaikan pangkat atau karier, diperlukan etika dalam proses mencapai tujuan tersebut. Juga kelak kalau sudah menduduki jabatan atau kekuasaan itu, etika tetap harus dijaga.

Baca Juga:  Merdeka dari Rokok!

Apa Itu Etika?

Etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku.

Kedudukan etika, lebih tinggi nilainya dari pada hukum. Etika akan dipakai di mana saja berada.

Mari kita berusaha jadi teladan berperilaku atau beretika yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 

Ada peribahasa: Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Artinya:

  • Murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya atau orang tua, maka guru atau orang tua sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk.
  • Menjadi tokoh panutan di masyarakat/pejabat negeri hendaknya jangan sampai memberi contoh yang buruk.
  • ⁠Jika seorang pemimpin berbuat buruk, maka pengikut-pengikutnya akan berbuat lebih buruk daripada yang dilakukan oleh pemimpin tersebut. (#)

Banjarmasin, 5 September 2024

Penyunting Mohammad Nurfatoni