Kejutan Anies Baswedan di Injury Time
Kejutan Anies Baswedan sedang ditunggu publik di injury time pendaftaran calon kepala daerah. Setelah gagal maju bersama PDI Perjuangan, publik masih berharap ada partai politik lain yang membuat kejutan dengan mengusungnya.
Tagar.co – Mengenakan kemeja berwarna biru dongker dan celana hitam, Anies pergi bersama dua orang anggota timnya, Rabu (28/9/2024). Ia berangkat dari rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan pukul 08.04 WIB dengan mobil Toyota Kijang Innova Zenix berwarna hitam bernomor polisi H 1805 CZ . Anis duduk di bangku tengah, bersama satu orang lainnya.
Tepat di depan garasi rumahnya, Anies menyempatkan diri menyapa awak media yang sudah sejak pagi menunggu. Senyum terpancar di wajah Anies saat itu. “Halo, selamat pagi,” kata Anies sambil tersenyum, seperti dikutip dari Kompas.com.
Dalam pertemuan singkat itu, ia mengaku akan menemui beberapa orang hari ini. “Mau ada pertemuan dengan beberapa orang,” ucap dia. Ketika ditanya lebih lanjut siapa yang akan ditemuinya, ia enggan menjawab dan hanya melemparkan senyum.
Baca artikel terkait: Anies Baswedan Ditinggal karena Tak Sefrekuensi dengan Presiden?
Di waktu yang hampir bersamaan, Rabu (28/8/24) siang, Pramono Anung dan Rano Karno resmi mendaftarkan diri ke KPUD Jakarta. Keduanya diusung PDI Perjuangan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) 2024-2029.
Artinya, Anies Baswedan benar-benar telah gagal dicalonkan oleh partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu. Sebelumnya Anies rampai diperbincangkan oleh jagat politik kalau akan disandingkan dengan Rano Karno oleh PDI Perjuangan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKJ 2024-2029.
Tapi sejak Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri memberi ‘sinyal’ negatif padanya, saat berbicara di Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta, di hari Senin (26/8/2024), harapan Anies untuk diusung partai dengan warna kebesaran merah-hitam ini mulai pupus.
Pasrah Versus Harapan Kejutan
Gagalnya Anies diusung oleh PDI Perjuangan menandai musnahnya harapan sebagian pendukungnya. Peluang Anies maju kembali pada perebutan orang nomor satu di Jakarta itu dianggap sudah the end. Mereka lalu pasrah, bahwa ini jalan takdir Anies Baswean: kali ini tidak bisa ikut berkompetisi. Mungkin menunggu lima tahun ke depan. Mereka berusaha mengambil hikmah dari takdir itu.
Tapi tidak sedikit pula yang masih berharap ada kejutan. Artinya Anies masih bisa diusung oleh partai lain. Maka berseliweran sejak Selasa (27/8/2024) malam flyer berwarna dasar hijau, bergambar Anies Baswedan bersama Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar dengan tulisan: “Amin Lagi untuk Jakarta”.
Benarkah isi flyer itu, bahwa Muhaimin yang di Pemilu 2024 lalu berpasangan dengan Anies, akan memberi tiket pada Anies Baswedan? Seperti diketahui setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No. 60/PUU-XXII/2024, syarat ambang batas agar partai politik atau gabungan partai politik mencalonkan kepala daerah menjadi ringan.
Artinya, di Jakarta, PKB—yang saat ini masih bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, bisa mengusung sendiri pasangan calonnya. Perolehan suara PKB di Jakarta pada Pemilu 2024 adalah 7,76 persen, lebbig dari yang dipersyaratkan MK 7,5 untuk jumlah pemlihi seperti di Jakarta.
Baca artikel terkait: Rawon Jakarta Diborong 12 Parpol, Anies Kehabisan Jatah
Ini mungkin yang diharapkan oleh flyer yang belum jelas asal-usulnya itu. Harapan yang sama diberikan pada PKS yang juga sebenarnya sangat bisa mencalonkan sendiri tanpa harus membentuk koalisi karena punya 16,68 persen suara sah dari jumlah pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024. Tapi sekarang PKS masih bersukukuh sebagai bagian dari KIM Plus.
Tapi namanya politik. Selalu ada kejutan-kejutan. Seperti Golkar yang akhirnya di Provinsi Banten melepaskan diri dari KIM Plus dan berpindah mencalonkan kadernya sendiri Airin Rachmi Diany, yang sempat mereka ‘buang’ dan sehari sebelumnya berpeluang maju karena didukung PDIP Perjuangan.
Banyak juga yang berharap PKS membuat kejutan, mengusung Anies Baswedan, seperti saat awal sebelum bergabung dengan KIM Plus. Saat itu PKS beralasan tidak jadi mengusung Anies karena tidak memenuhi syarat ambang batas. Tapi belakangan politisi PKS Mardani Ali Sera, gemar memosting ungkapan ‘Anies sahabat PKS di mana pun berada’. Maka sah-sah saja ungkapan itu ditafsirkan sebagai bagian sinyal dukungan kembali.
Sebelum Janur Kuning Melengkung
PKS sendiri juga telah membuat kejutan dengan mencabut dukungan dari pencalonan Ahmad Riza Patria-Marshel Widianto dengan mengusung kadernya sendiri: Ruhamaben-Shinta. Kejutan seperti ini yang juga diharapkan sebagian orang bahwa PKS akhirnya akan mencalonkan Anies, sebelum janur kuning melengkung. Artinya sebelum dia bersama KIM Plus mendaftarkan Ridwan Kamil-Suswono ke KPUD Jakarta.
Selain penuh kejutan, politik juga ramah dengan kasak-kusuk. Misalnya saat Ahmad Riza Patria akhirnya mundur dari pencalonan wali kota Tangerang Selatan, lalu dihubung-hubungkan bahwa dia akan dicalonkan sebagai wakil gubernur Jakarta mendampingi Ridwan Kamil dengan menggantikan Suswono dari PKS. Lalu diramesi hal itu dilakukan karena PKS akan mendukung Anies Baswedan dan menarik diri dari KIM Plus.
Baca artikel terkait: Demo Besar-besaran Gagalkan DPR Revisi UU Pilkada
Benarkah ramesan dan isu-isu itu? Apakah agenda Anies pagi itu untuk menemui beberapa orang sebagai langkah merancang kejutan? Hanya Allah dan elite partai politik yang tahu.
Sebenarnya sudah ada beberapa partai yang akan mencalonkan Anies Baswedan, seperti Partai Buruh dan Partai Ummat. Tapi suara mereka belum cukup memenuhi syarat ambang batas yang ditetapkan MK, kecuali bila mereka berhasil mengkonsolidasikan partai-partai nonparlemen, yang kata Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal bisa mencapai 8 persen.
Yang pasti semuanya akan terjawab paling lambat Kamis (29/8/2024) pukul 23.59 WIB sebagai hari terakhir pendaftaran calon kepala daerah. Masih ada waktu meskipun kini berada di detik-detik terakhir alias injury time pendaftaran. Baca berita terkait: Gagal Dicalonkan PDIP di Jabar, Kejutan Terakhir Anies Baswedan. (*)
Mohammad Nurfatoni