Feature

9 Tokoh Nasional Aisyiyah Dikenalkan di Karnaval Desa

×

9 Tokoh Nasional Aisyiyah Dikenalkan di Karnaval Desa

Sebarkan artikel ini
PRA Sedayulawas turut berpartisipasi dalam kegiatan karnaval yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Mereka menampilkan 9 tokoh pejuang Aisyiyah pada periode awal, sekaligus berbagi kepada peserta karnaval.
Aktivis PRA Sedayulawas membawa 9 foto tokoh nasional Aisyiyah di karnaval desa (Tagar.co/Nova Dwi Kurnia)

9 tokoh nasional Aisyiyah yang merupakan pejuang periode awal diperkenalkan kepada warga Desa Sedayulawas dan sekitarnya dałam karnaval yang diselenggarakan pemerintah desa. 

Tagar.co – Di bawah terik matahari yang menyengat, Ahad (25/8/2024), sebanyak 50 kader Aisyiyah Ranting Sedayulawas, Brondong, Lamongan, Jawa Timur tampak begitu anggun dengan seragam kebanggaan: jilbab kuning, baju batik hijau, berjarik, ditambah aksesoris topi dan kacamata. 

Tak luput juga, 30 kader Nasyiatul Aisyiyah mengenakan seragam kuning gading lengkap dengan jilbab, ditambah rok warna hitam dan juga topi. Lalu ada sembilan kader memakai baju kurung putih dengan jilbab putih berenda, sembari berselempang membawa foto-foto pejuang Aisyiyah. 

Baca juga: Saat Bupati Lamongan Minta Maaf dan Mohon Doa Restu pada Warga Muhammadiyah

Ada sembilan foto tokoh nasional Aisyiyah yang mereka bawa: Siti Bariyah, Siti Badilah, Siti Walidah, Siti Munjiyah, Siti Hayyinah, Siti Umniyah, Siti Aisyah, Siti Wasilah, dan Baroroh Baried.

Sementara dua orang berada di baris terdepan menenteng papan banner dengan tulisan Nomor Urut 20, Pimpinan Ranting Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah “Kiprah Aisyiyah dalam Menjaga NKRI”.

Mereka turut meramaikan karnaval yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Sedayulawas dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Republik Indonesia. 

Sebagian aktivis Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah yang mengikuti karnaval Desa Sedayulawas (Tagar.co/Nova Dwi Kurnia)

Siar dan Derma

Ketua Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sedayulawas, Jaziroh, S.E mengatakan, PRA Sedayulawas turut berpartisipasi untuk memeriahkan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. 

Baca Juga:  Hafalan Haidar, Kolaborasi Indah Mugeb School dan Orang Tua

“Hal ini sebagai bagian dari siar dakwah untuk mengenalkan kiprah Aisyiyah, serta keinginan untuk mengejawantahkan teologi Al-Maun dengan berbagi pada sesama,” katanya.

Baca jugaSejarah Terukir, Anak Dusun Mencorek Jadi Anggota Paskibra 

Dia menambahkan, persiapan untuk mengikuti karnaval ini telah direncanakan sejak Rabu (14/8/2024) dengan diketuai Hj. Aris Rahmawati S.Pd., M.Pd. Dalam hal ini PRA Sedayulawas menampilkan 9 tokoh perempuan pejuang Aisyiyah di masa awal-awal berdirinya. 

“Kami juga turut membagikan minyak sebagai ikhtiar karnaval untuk berbagi. Sejak tanggal 14 itu, seluruh kader dengan gegap gempita mengumpulkan donasi dari anggota Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah serta para agniya. Kemudian kami berhasil menghimpun dana sekitar 9 juta,” katanya.

Seorang abu Aisyiyah sedan membagikan minyak goreng panda warga yang menonton karnaval (Tagar.co/Nova Dwi Kurnia)

Berdakwah dan Berderma

Dia menambahkan, 9 foto tokoh Aisyiyah yang ditampilkan merupakan 9 putri sejati murid K.H. Ahmad Dahlan. Hal ini agar masyarakat secara luas tahu, bahwa ada perempuan-perempuan hebat Aisyiyah yang ikut berjuang untuk mencerdaskan bangsa.

“Aisyiyah bermula dari pengajian Sopo Tresno yang dibina oleh K.H. Ahmad Dahlan, kemudian berubah nama menjadi Aisyiyah. Tujuan kami mengikuti karnaval ini adalah untuk menyiarkan sejarah berdirinya Aisyiyah, menyiarkan program di masing-masing majelis,. Serta berbagi sebagai wujud nyata mengamalkan teologi Al-Maun yang dicontohkan oleh K.H. Ahmad Dahlan,” paparnya. 

Jaziroh menuturkan, sebagai organisasi perempuan perserikatan Muhammadiyah, Aisyiyah juga memiliki peran dalam menjaga dan merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Baca Juga:  Merangkai Mimpi Anak-Anak melalui Buku

Baca jugaBerperan Aktif Cegah Perkawinan Anak, PDNA Lamongan Diganjar Penghargaan

“Aisyiyah sekaligus juga terlibat dalam pembangunan untuk menyejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Cinta NKRI dan Pancasila ini tidak sekedar disuarakan. Tetapi lebih penting dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tandasnya. 

Selain itu, lanjutnya, teologi Al-Maun juga menjadi pijakan Aisyiyah dalam berdakwah, bergerak untuk mencerdaskan, memberdayakan, dan membangkitkan kaum lemah tak berdaya.

“Agar mereka menjadi kuat, berdaya, merdeka, bebas dan bangkit baik dari segi kehidupan ekonomi, sosial maupun politik menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” imbuhnya. 

Meskipun tidak semuanya anggota bisa ikut dalam semarak barisan karnaval ini, dia berharap, kegiatan Aisyiyah beserta Nasiyatul Aisyiyah berbagi kepada masyarakat tersebut bisa memberi manfaat dan berkah. (#) 

Jurnalis Nova Dwi Kurnia Penyunting Nely Izzatul

Feature

Smamuga Tulangan juara II Futsal Sumpah Pemuda kategori putra se-Kabupaten Sidoarjo. Mereka mengalahkan SMKN 3 Buduran di semifinal. Sedang di final mereka harus mengakui keunggulan SMK Trisakti Tulangan