Turba Zona 7 berlangsung di Kecamatan Brondong. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan diminta menguatkan loyalitas struktural bagi seluruh kader. Agar organisasi makin maju.
Tagar.co – Kurang lebih 400 bapak-bapak dengan mayoritas berseragam batik tosca, memadati Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Brondong, Lamongan, Ahad (25/8/2024) pagi.
Mereka dengan seksama mengikuti kegiatan Turba Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Zona 7 yang bertempat di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Paciran dan Brondong.
Ketua PCM Brondong, Drs. Mat Iskan, sebagai sahibul bait menyambut baik kehadiran Ketua PDM Lamongan, Drs. H. Shodikin, M.Pd. beserta rombongan. Dia mengucapkan selamat datang di GDM Brondong, yang hari ini dirasakan kenyamanannya.
Baca juga: Makna Ayat Terakhir yang Diturunkan dalam Al-Quran
“Alhamdulillah hari ini kita bisa melaksanakan turba yang merupakan program dari PDM Lamongan di zona 7, yakni PCM Paciran dan Brondong. Pada prinsipnya Brondong di mana pun siap. Ternyata kami ditempati sehingga kami tentu menyambut dengan baik,” ucapnya.
Mengawali laporan, Mat Iskan menyatakan permohonan kepada PDM Lamongan agar menguatkan loyalitas struktural bagi seluruh kader Muhammadiyah.
“Saya ini orang yang ceto kalau minta. Saya mohon loyalitas struktur agar diperkuat lagi. Ini sangat dibutuhkan kalau kita ingin organisasi ini maju,” ucapnya.
Evaluasi dan Pendisiplinan
Petani sukses di bidang melon ini mengatakan, perlu adanya evaluasi dan pendisiplinan bagi kepala amal usaha Muhammadiyah (AUM), yang jika diundang PCM tidak menyambut baik untuk hadir. Karena jika tidak disiplin, akan menyulitkan organisasi.
“Organisasi ini kalau tidak ada loyalitas tentu sulit. Loyalitas itu adalah harga diri dan kehormatan. Di Brondong ini, kalau tidak hadir harus pamit. Organisasi mencanangkan kemajuan, tapi jika tidak ada loyalitas akan terhambat,” tegasnya.
Dia juga menyampaikan progres PCM Brondong yang tidak banyak bicara tapi menunjukkan karya nyata. Salah satunya berhasil membangun GDM seharga 2.2 miliar, dan saat ini semakin terlihat indah dengan adanya tulisan yang menyala di depan gedung.
Baca juga: Makna Ayat Terakhir yang Diturunkan dalam Al-Quran
“PCM Brondong kerja keras untuk bisa membangun GDM sehingga sekarang nyaman untuk ditempati. Mungkin tidak hanya kader Muhammadiyah Brondong yang bangga, tapi setiap orang Muhammadiyah yang lewat jalan Pantura ini pasti bangga melihat gedung ini. Kecamatan Brondong saja belum punya tulisan yang menyala,” canda Mat Iskan disambut tertawa para hadirin.
Dia menegaskan, loyalitas itu menjadi ruh dan kekuatan organisasi. Oleh sebab itu dia mengajak seluruh kader Muhammadiyah agar berani, sungguh-sungguh dan seksama.
“Kalau tidak punya keberanian maka GDM seharga 2,2 milyar ini tentu tidak akan terwujud. Kenapa harus berani? Karena itu bagian dari keimanan dan spiritualitas kita. Karena kita punya keimanan,” tandasnya.
Ikhtiar Membangun Tokomu
Untuk tahun ini, sambung Mat Iskan, PCM Brondong memiliki kas 9 juta, tapi berkeinginan membangun gedung 22 meter x 9 meter untuk Tokomu.
“Kalau tidak berani ya _ekel ekelan tok_ (bertengkar terus). Saya berterima kasih kepada Al Azhar Mart Sendangharjo yang memberikan hutang material senilai 100 juta. Oleh karena itu, Ketua PRM dan AUM saya tegaskan kembali lagi, insya Allah ini tidak rugi,” ucapnya.
Dia mengaku, berpikir ekonomi itu sulit tapi bukan berarti tidak bisa. Oleh karena itu, dia mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk ikut berkontribusi mendukung suksesnya Tokomu Brondong.
Baca juga: Zaka, Pemungut Sampah Tunanetra Antarkan Dua Anaknya Sarjana
“Alhamdulillah PDM memberi 4 lembar saham. Lalu PCM ada 8 lembar. Kita ini butuh. Kalau kita punya finansial yang cukup dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, maka bergerak akan cepat. Kalau finansial kurang, tentu akan ragu-ragu,” paparnya.
Dia berharap, dalam membangun Tokomu ini, semoga bisa menjadi inspirasi bagi PRM yang lain. Menurutnya, warga Muhammadiyah harus mampu dan memiliki kemampuan agar tidak termarjinalkan.
“Tiga hal penting yang harus kita miliki, yakni iman, loyalitas, berjamaah. Maka mari kita menyamakan pikiran dan tindakan kita. Kalau tidak sama, satu ke selatan sementara satu ke utara, tentu akan susah,” pungkasnya. (#)
Jurnalis Nely Izzatul Penyunting Mohammad Nurfatoni