Tagar.co

Home » Tekad Nasyiah Menjaga Kelestarian Alam 
Tekad Nasyiah menjaga kelestarian alam terungkap dalam materi 'Peran Kader Nasyiah dalam Menjaga Kelestarian Alam Menuju Organisasi Mandiri dan Kolaboratif' di Pelatihan Manajemen Organisasi.

Tekad Nasyiah Menjaga Kelestarian Alam 

Tekad Nasyiah menjaga kelestarian alam terungkap dalam materi 'Peran Kader Nasyiah dalam Menjaga Kelestarian Alam Menuju Organisasi Mandiri dan Kolaboratif' di Pelatihan Manajemen Organisasi.
Cendekiawan muda Muhammadiyah Idaul Hasanah, M.HI. (tengah) menyampaikan materi stadium general di Pelatihan Manejemen Organisasi PDNA Gresik, Sabtu (24/8/2024). (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Tekad Nasyiah menjaga kelestarian alam terungkap dalam materi ‘Peran Kader Nasyiah dalam Menjaga Kelestarian Alam Menuju Organisasi Mandiri dan Kolaboratif’ di Pelatihan Manajemen Organisasi yang berlangsung di Kota Malang, Jawa Timur.

Tagar.co – Kader Nasyiatul Aisyiyah asal Kabupaten Gresik berkumpul di Aula Graha Wiyata Praja BPSDM Provinsi Jatim, Malang. Para perempuan muda berseragam batik kuning senada dengan kerudungnya itu mengikuti Pelatihan Manajemen Organisasi yang diadakan PDNA Kabupaten Gresik.

Sabtu (24/8/2024) siang, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik menghadirkan cendekiawan muda Muhammadiyah Idaul Hasanah, M.HI. Di hadapan 36 peserta itu, dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini membahas ‘Peran Kader Nasyiah dalam Menjaga Kelestarian Alam Menuju Organisasi Mandiri dan Kolaboratif’. 

Berbicara tentang sampah, Idaul mengungkap yang pertama menggagas pengelolaan sampah adalah wanita atau ibu-ibu. Karena di lingkungan terkecil, keluarga, yang suka membersihkan sampah adalah perempuan. 

Baca juga: Setiap Perjalanan Nasyiah Adalah Belajar dan Ibadah

Dia pun mengajak para peserta berpikir, “Apakah perempuan tidak ada ruang untuk beraktivitas?” 

Ia lantas menegaskan, perempuan yang mengikuti kegiatan atau masuk dalam suatu organisasi, apalagi NA, harus bersyukur dan bergembira. “Karena bisa berorganisasi serta beraktivitas agar terhindar dari pikiran negatif dan memunculkan semangat dalam diri untuk selalu meng-upgrade diri sendiri,” ujarnya.

Selain membuat diri menjadi update, sambungnya, maka akan memperbanyak relasi atau jaringan pertemanan. “Karena dengan mengikuti organisasi maka kita akan menemukan berbagai macam sifat-sifat teman,” tambahnya. 

Kewajiban Menjaga Lingkungan 

Idaul menyatakan senang melihat perempuan yang ikut organisasi. Apalagi di Nasyiah ada day care atau Koper Corner untuk anak-anak. “Karena keribetan perempuan adalah masalah anak dan itu juga merupakan sebuah tantangan jika ikut organisasi dan membawa anak. Nah jika ada day care anak, bisa terpantau dan ibu akan bisa ikut beraktivitas dengan tenang karena bisa memantau buah hati,” terangnya.

Tak hanya ceramah, Ia menunjukkan trailer film dokumenter Trashed yang isinya tentang sampah  menggunung. Jika sampah itu dibakar maka berdampak pada pernafasan manusia. Sebab, banyak polusi udara dan juga berpengaruh pada tumbuhan karena menjadikan tanah tidak subur. 

Baca jugaNasyiah Besuk Pantai Gresik, Temukan Sampah dari Rusia dan Ukraina

Dalam agama Islam, kata Idaul, sudah tertulis di Al-Quran, “Kerusakan di laut dan di darat adalah akibat ulah perbuatan manusia. Dengan demikian, Islam mewajibkan umat muslim menjaga lingkungannya dengan tujuan syariat yaitu menjaga kemaslahatan umat manusia.”

Meskipun tidak bisa 100 persen zero waste (nol sampah), Idaul berpesan, Nasyiah harus bisa mengurangi sampah secara perlahan. Mulai dari hal terkecil. “Biasakan hal yang baik agar tercipta hal yang baik juga. Semangat berorganisasi!” katanya.

Para peserta dari PCNA sekabupaten Gresik menyimak pemaparan materi. (Tagar.co/Sayyidah Nuriyah)

Sedekah Sampah 

Usai menjelaskan materinya, Idaul membuka sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama datang dari salah satu peserta PCNA Sidayu, Jannah. Ia menanyakan, “Apakah boleh jika pentasarufan sedekah sampah masuk kas PCNA?” 

Idaul menjawab, sedekah tidak mengikat. Berbeda dengan zakat. “Mau dipakai apa asal untuk kemaslahatan tidak apa. Apalagi untuk organisasi yang itu bagian dari dakwah,” ujarnya.

Baca jugaIbu Negara Ini Ternyata Kader Nasyiah

“Sedekah sampah itu barang buangan. Kita minta mereka untuk menyerahkan. Bisa tidak secara insidental. Ada tempat yang paten. Kita siap menerima hari apa. Itu akan lebih mudah, tidak hanya sekali dilakukan,” lanjutnya.

Dari sini, menurutnya, sedekah sampah itu bagian dari wujud fundraising organisasi.

Suarakan Perihal Tambang 

Pertanyaan kedua datang dari PCNA Ujungpangkah Ana Shofiah, S.Pd. Yunda Ofi, sapaan akrabnya, menanyakan bagaimana komentarnya terkait Muhammadiyah ikut andil dalam pertambangan.

Dengan tegas Idaul menjawab, “Karena ini sudah jadi keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah jadi kita kalau protes nanti dikira tidak taat.”

Baca jugaNasyiah Brondong Sulap Bau Amis Ikan Bernilai Rupiah

Ia pun mengajak peserta untuk tetap menyuarakan dengan menulis atau membuat konten informatif. “Sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan ke depannya,” imbuhnya.

Ia pun tidak berani mengatakan bikin tambang itu ramah lingkungan. “Tidak perlu frontal tapi bisa kita suarakan,” ujarnya. (#)

Jurnalis Alsalimatus Sa’diyah Penyunting Sayyidah Nuriyah

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *