Budaya

Hanum Salsabiela Rais dan Perjuangan Melawan Islamophobia

×

Hanum Salsabiela Rais dan Perjuangan Melawan Islamophobia

Sebarkan artikel ini
Hanum Salsabiela Rais. – Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati

Islamophobia dijadikan isu sentral karya-karya Hanum Salsabiela Rais. Putri politikus Amien Rais ini berhasil membius pembaca bahkan penonton film melalui isu dalam baluran genre fiksi historis.

Tagar.coHanum Salsabiela Rais adalah putri kedua dari pasangan politikus Amien Rais dan Kusnasriyati Sri Rahayu.

Wanita kelahiran Yogyakarta, 12 April 1982 ini lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Dia pun banting setir ke dunia televisi sebagai reporter sekaligus presenter.

Perjalanannya di dunia jurnalistik telah menyadarkan Hanum akan minatnya yang sesungguhnya. Dia pun akhirnya menekuni profesi baru sebagai penulis. Buku pertama yang ditulisnya berkisah tentang sang ayah, Menapak Jejak Amien Rais.

Petualangan baru Hanum dimulai saat suaminya, Rangga Almahendra melanjutkan kuliahnya di Eropa. Kisah petualangannya di Eropa pun dirangkum dalam buku bertajuk 99 Cahaya di Langit Eropa yang mengisahkan tentang pencarian tentang cahaya Islam di benua itu.

Baca juga: Okky Madasari dan Kecintaan pada Isu Sosial

Selain menulis, Hanum juga terlibat dalam proyek video podcast Executive Academy di WU Vienna selama dua tahun. Selain itu, dia tetap melakoni profesinya sebagai jurnalis dengan menjadi koresponden detik.com, khusus Eropa.

Saat usianya 32 tahun, Hanum merilis novel keempat bertajuk Bulan Terbelah di Langit Amerika yang juga mengisahkan tentang Islam dan Amerika di mana sejak tahun 2001 keduanya saling berbenturan hingga banyak korban berjatuhan.

Diadaptasi ke Film

Karena kisahnya yang menginspirasi, Novel 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika pun diadaptasi ke layar lebar.

Baca Juga:  Kekuatan Imaji dalam Puisi Perahu Kertas Sapardi Djoko Damono

Terbaru, Sangkakala di Langit Andalusia merupakan novel yang dirilis Juli 2022 oleh Penerbit Republika sebagai lanjutan dari Trilogi Langit setelah 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Novel ini berisi fakta-fakta sejarah Islam di Andalusia, khususnya yang menyangkut momen pengusiran kaum Muslim keluar dari Granada, ketika masyarakat Islam pada masa itu hidup dalam kondisi mencekam akibat ketakutan.

Baca juga: Air Mata Pesenam Rifda Irfanaluthfi

Novel ini terispirasi setelah mereka secara langsung mengunjungi Spanyol sekitar tahun 2014 hingga 2016, secara khusus lagi ke wilayah Andalusia seperti Valencia, Sevilla, Cordoba, dan Granada.

Karya ini disusun dari tahun 2016 dan memakan waktu sekitar 6 hingga 7 tahun sampai akhirnya rampung. Sebagai sebuah novel bergenre fiksi historis, Sangkakala di Langit Andalusia banyak memberikan informasi mengenai fakta-fakta sejarah menarik seputar peristiwa di Andalusia.

Islamophobia

Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika mengisahkan tentang islamophobia dan diskriminasi yang terjadi di Amerika. Tingginya arus islamophobia di Amerika dapat mengancam keamanan kaum muslim di sana. Novel fiksi ini mengangkat fakta sejarah dan peristiwa yang memang pernah terjadi di Amerika.

Hal serupa juga terlukis dalam Novel Faith And The City. Di sini, Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra ingin melanjutan dari novel Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Secara umum, novel Faith and The City ini masih sama dengan novel sebelumnya yaitu menceritakan islamophobia di Amerika. Namun, secara khusus novel ini menceritakan tentang keimanan, ambisi, dan kehidupan sosial.

Baca Juga:  Sinopsis Home Sweet Loan, FilmDrama Komedi Cermin Kehidupan Nyata

Baca juga: Taufiq Ismail: Antara Nasionalisme dan Penyair Partisan

Walupun novel ini berjenis fiksi, namun alur ceritanya diceritakan berdasarkan pengalaman pribadi sang pengarang. Maka dari itu banyak pesan moral yang ada dalam novel ini yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita.

Pesan moral yang terkandung dalam novel Faith and The City ini banyak menyoroti tentang kehidupan sosial, hubungan manusia dengan Tuhan, ambisi, hubungan dengan sesama manusia dan toleransi beragama.

Dalam konteks sosial, di novel ini pengarang ingin melawan isu islamophobia yang terjadi di negara barat. Pengarang ingin menunjukan bahwa agama Islam dan masyarakat Islam tidak seperti yang dibayangkan.

Bahwa agama Islam adalah agama yang suci, indah dan sesungguhnya cinta dengan yang namanya perdamaian demikan pula dengan masyarakatnya, dan tidak ada satupun hal yang harus ditakuti dari Agama tersebut yang mengakibatkan munculnya isu islamophobia atau ketakutan terhadap agama Islam.

Baca juga: Chairil Anwar dan Nasionalisme

I Am Sarahza

I Am Sarahza adalah novel anyar karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Karya ini akan diangkat ke layar lebar oleh Sinemart. Lahirnya novel ini menyusul novel 99 Cahaya di Langit Eropa yang sebelumnya telah difilmkan menjadi dua film dengan judul serupa, dan juga dua film Bulan Terbelah di Langit Amerika.

Rako Prijanto telah ditunjuk sebagai sutradara dalam novel ini ditargetkan tayang di bioskop pada 2025. I Am Sarahza menampilkan sebuah topik yang jauh berbeda, yakni soal perjuangan memperoleh buah hati.

Baca Juga:  Ada Jenderal Mati di Pasar

Hanum dan Rangga juga mengakui I Am Sarahza akan memiliki penekanan yang berbeda dari film-film mereka sebelumnya. Cerita dalam novel ini memang mengangkat tentang perjalanan satu pasangan yang berusaha keras untuk memiliki keturunan. Namun di baliknya, ada pesan yang lebih besar dan universal.

Dalam film ini, Hanum dan Rangga juga bertindak sebagai penulis naskah I Am Sarahza. Salah satu hal menarik dalam novel, yang juga akan ditampilkan dalam filmnya adalah perspektif dari ruh di alam ruh yang sedang menunggu giliran untuk diturunkan ke dunia.

Novel keenamnya ini juga baru dirilis pada 20 April 2018 lalu. Berbeda dari novel terdahulu yang lebih mengangkat perjalanan spiritual dan seputar sejarah Islam, novel kali ini mengangkat pengalamannya pribadi.

Baca jugaZiggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Peraih Penghargaan Sayembara Novel DKJ

Karya Buku

Dalam proses kreatif, Hanum Salsabiela Rais telah memiliki karya-karya ikonik yang telah melambungkan namanya, antara lain.

  1. Menapak Jejak Amien Rais (2010)
  2. 99 Cahaya di Langit Eropa (2011)
  3. Berjalan di Atas Cahaya (2013)
  4. Bulan Terbelah di Langit Amerika (2014)
  5. Faith and The City (2015)
  6. Di Balik Bulan Terbelah: Menapak Jejak Film Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015)
  7. I am Sarahza (2018)

Jurnalis  Ichwan Arif Penyunting Mohammad Nurfatoni