Tulisan tentang makam keramat ini dibuat tidak ada kaitannya dengan Ba ’Alwi atau bukan Ba ’Alwi. Tidak pula ada kaitannya dengan mereka yang dituduh memalsukan atau memurnikan makam keramat.
Opini oleh Sujarwa, S.Th.I., Guru SMK Sunan Giri Menganti, Gresik; Ketua Yayasan Dompet Kepedulian Muslim (DKM) Surabaya.
Tagar.co – Belakangan ini, makin banyak makam keramat yang tiba-tiba muncul di berbagai tempat. Dengan modal plakat atau papan nama, seolah-olah makam tersebut punya kekuatan gaib dan dianggap sakral. Tak sedikit masyarakat yang langsung percaya tanpa berpikir panjang, padahal kebenarannya belum tentu bisa dibuktikan.
Pertanyaannya, kenapa begitu mudah bagi kita untuk percaya pada sesuatu yang belum jelas asal-usulnya? Ini sebenarnya adalah tanda bahwa kita kurang memahami pentingnya sejarah dan bagaimana sejarah seharusnya dibuktikan.
Saat kita tidak memahami sejarah dengan baik, kita jadi mudah ditipu oleh orang-orang yang hanya ingin mengambil keuntungan, baik duniawi maupun spiritual.
Baca juga: Legenda Putri Sedudo dan Makna Kemerdekaan
Sejarah Bukan Sekadar Cerita
Kita perlu sadar bahwa tidak semua yang diklaim sebagai sejarah itu benar adanya. Sejarah bukanlah sekadar cerita yang bisa dibuat atau ditambah-tambahi sesuka hati.
Untuk disebut sebagai sejarah, sebuah peristiwa harus melalui proses uji dan kritik ilmiah. Tidak cukup hanya mendengar cerita dari mulut ke mulut atau menaruh papan nama di sebuah makam untuk menjadikannya keramat.
Sejarah membutuhkan bukti nyata, seperti peninggalan artefak, dokumen tertulis, atau sumber-sumber lainnya yang bisa diverifikasi kebenarannya.
Bagaimana Mengetahui Sejarah yang Benar?
Untuk menyatakan sesuatu sebagai sejarah yang sahih, kita tidak bisa hanya bergantung pada keyakinan atau cerita yang berkembang di masyarakat. Ada langkah-langkah yang harus dilalui dalam penelitian sejarah.
Pertama, harus ada tema atau fokus penelitian yang jelas. Misalnya, jika kita ingin meneliti sebuah makam, kita harus memastikan bahwa tema penelitian adalah valid—apakah makam tersebut memang punya sejarah yang bisa dibuktikan.
Langkah kedua adalah heuristik, yaitu proses mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Ini bisa berupa dokumen, artefak, atau sumber lainnya yang relevan.
Baca juga: Merdeka dari Rokok!
Setelah itu, dilakukan verifikasi untuk memastikan keaslian sumber tersebut. Langkah berikutnya adalah interpretasi, di mana Anda mencoba memahami apa makna dari bukti-bukti yang ditemukan. Akhirnya, hasil penelitian ini disusun dalam sebuah tulisan sejarah atau historiografi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Jadi, jika suatu makam tiba-tiba dinyatakan sebagai keramat, tetapi tidak ada proses penelitian yang jelas dan bukti yang bisa diverifikasi, kita patut meragukannya. Kita tidak boleh begitu saja menerima klaim-klaim tanpa dasar ilmiah, karena hal ini bisa menjerumuskan kita ke dalam keyakinan yang salah.
Cerdas Melawan Kebodohan
Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mulai belajar sejarah dan memahami bagaimana prosesnya. Ketika kita menguasai ilmu sejarah, kita tidak akan mudah dibodohi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Kita bisa lebih kritis dalam menerima informasi, terutama yang berkaitan dengan keyakinan atau praktik keagamaan. Apalagi, banyak orang yang tidak ragu-ragu menggunakan agama sebagai tameng untuk menyebarkan cerita-cerita palsu demi keuntungan pribadi.
Dengan mencerdaskan diri melalui pemahaman sejarah yang benar, kita tidak hanya menjaga diri dari penipuan di dunia, tetapi juga menghindari jebakan-jebakan yang bisa merusak keyakinan kita terhadap agama dan nilai-nilai spiritual. Kita perlu melindungi diri kita dari bahaya syirik, yang bisa muncul akibat kepercayaan pada sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya.
Menghormati Makam yang Benar-Benar Punya Sejarah
Namun, penting juga untuk dipahami bahwa tidak semua makam keramat itu salah atau menyesatkan. Ada makam-makam tertentu yang memang telah melalui penelitian sejarah yang cermat dan sahih.
Makam para wali, ulama, dan tokoh besar yang diakui dalam sejarah misalnya, memang memiliki nilai penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, ziarah kubur merupakan tindakan yang dibolehkan dan bahkan dianjurkan dalam beberapa tradisi.
Ziarah ke makam yang diakui sejarahnya tidak hanya bertujuan untuk menghormati orang yang dimakamkan di sana, tetapi juga untuk mendoakan mereka.
Baca juga: Buwuh
Selain itu, ziarah menjadi pengingat bagi kita bahwa kelak kita juga akan mengalami kematian, sama seperti orang yang ada di dalam makam tersebut. Ini adalah salah satu cara untuk merenungkan kehidupan kita dan mempersiapkan diri untuk hari akhir nanti.
Tapi sekali lagi, penting bagi kita untuk memastikan bahwa makam yang kita ziarahi memiliki dasar sejarah yang jelas. Jangan sampai kita terjerumus dalam kesesatan dengan mengunjungi makam yang diklaim keramat tanpa bukti yang valid.
Kita harus selalu kritis dan berpikir jernih, agar tidak terjebak dalam kepercayaan yang tidak berdasar dan berpotensi menjerumuskan kita ke dalam dosa.
Mempelajari sejarah bukan hanya soal mengingat masa lalu, tetapi juga tentang melindungi masa depan. Ketika kita memahami sejarah dengan benar, kita tidak akan mudah terperdaya oleh cerita-cerita yang tidak masuk akal atau tidak ilmiah. Ini adalah tanggung jawab kita sebagai anggota masyarakat yang cerdas dan berakal.
Jangan sampai kita mengidolakan makam-makam yang tidak jelas sejarahnya hanya karena cerita yang berkembang di masyarakat.
Jadilah masyarakat yang kritis, yang mau belajar dan menelaah setiap informasi dengan cermat. Dengan begitu, kita tidak akan mudah dibohongi oleh orang-orang yang ingin mengambil keuntungan dari kebodohan kita.
Sejarah yang benar akan menyelamatkan kita dari tipu daya dunia dan akhirat, serta menjaga keyakinan kita tetap murni sesuai ajaran agama yang benar. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni