Buku

Islamic Book Fair, Pro-U, dan Kisah ‘Buku Dilawan Buku’

×

Islamic Book Fair, Pro-U, dan Kisah ‘Buku Dilawan Buku’

Sebarkan artikel ini
Islamic Book Fair 2024 dibuka Rabu (14/8/2024). Pameran buku islami terbesar di Tanah Air itu diikuti oleh berbagai penerbit ternama, di antaranya Pro-U Media.
Salah satu stan Islamic Book Fair tahun 2022 (islamicbook-fair.com)

Islamic Book Fair 2024 dibuka Rabu (14/8/2024). Pameran buku islami terbesar di Tanah Air itu diikuti oleh berbagai penerbit ternama, di antaranya Pro-U Media.

Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku 50 Pendakwah Pengubah Sejarah dan sebelas judul lainnya.

Tagar.co – Bagi pecinta buku, ada perhelatan rutin tahunan yang selalu ditunggu-tunggu. Itu adalah Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta. Bagi mereka, IBF punya banyak makna. 

Di antara penerbit yang cukup aktif sebagai peserta pameran buku bergengsi itu, adalah Pro-U Media. Dalam usianya yang sekitar seperempat abad, kisah kelahiran dan perjuangannya sebagai penerbit layak kita cermati. Termasuk, kisah terbitnya buku perdana mereka yang bahkan sampai hari-hari terakhir ini masih laris di pasaran. Buku itu berjudul Nikmatnya Pacaran setelah Pernikahan karya Salim A. Fillah. 

Asyik Sekali

IBF kembali digelar. Kali ini, yang ke-22, bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Seperti biasa, banyak acara menarik di dalamnya. Ada pengumuman pemenang buku terbaik dan penobatan Tokoh Perbukuan. Ada banyak peluncuran buku baru bersama sang penulis, ada pameran pendidikan, dan lain-lain.

Di setiap IBF selalu terjadi banyak pemandangan menarik. Itu, membuat rindu untuk melihatnya lagi di tahun-tahun berikutnya di acara yang sama. Misal, begitu akan masuk area pameran buku, banyak baliho dan spanduk warna-warni berisi informasi tentang IBF.

Baca juga: Perjalanan Terakhir Buya Hamka, Catatan Media dan Sahabat

Bergerak lagi, di parkiran, terlihat berderet-deret kendaraan termasuk bus-bus dari berbagai daerah semisal Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung dan Sukabumi. Bus-bus itu membawa murid atau santri dari berbagai lembaga pendidikan.

Sekarang, masuklah! Di dalam area pameran, pengunjung padat. Sangat mudah terlihat, rombongan-rombongan pelajar atau santri dengan rata-rata menyandang tas punggung. Di bagian lain, terlihat sejumlah keluarga muda. Banyak pasangan suami-istri datang dengan sambil mendorong kereta bayi. Asyik dan menerbitkan girah keagamaan yang tak terlukiskan.

Manis dan Manis

Saya, alhamdulillah, sudah banyak kali hadir di IBF. Semua punya kenangan yang mengesankan. Dari semuanya, sekadar membuka ingatan, di antaranya pada 2017, 2019, dan 2023.   

Jika di IBF-IBF sebelumnya saya hadir sebagai pecinta buku, maka pada IBF 2017 sedikit berbeda. Hal ini, karena untuk kali pertama buku saya menjadi bagian yang dipamerkan. Judulnya, 50 Pendakwah Pengubah Sejarah. Buku terbitan 2016 itu ada di stand Pro-U Media sebagai sang penerbit. 

Tentu, sebagai orang yang baru pertama karyanya turut dipamerkan di acara sebesar IBF, saya sangat berbahagia dan bersyukur. Belakangan, rasa syukur itu bertambah-tambah karena buku tersebut telah cetak ulang beberapa kali.      

Baca Juga:  Sirkus Pernikahan: Kisah Akrobatik Rumah Tangga Agus Mulyadi-Kalis Mardiasih

Selanjutnya, IBF 2019 tergolong Istimewa bagi saya. Pasalnya, buku baru karya kami (karya bersama Ustaz Bachtiar Nasir dan saya) yang berjudul Keluarga Sakinah Perindu Jannah diluncurkan lewat sebuah acara di Panggung Utama IBF. Acaranya, Ahad 3 Maret 2019, pukul 12.30-14.00.

Sempat diagendakan bahwa peluncuran buku itu akan dilakukan dua penulisnya, Ustaz Bachtiar Nasir dan saya. Pun, akan dibersamai oleh Ustadz Salim A. Fillah. Sayang, di hari pelaksanaannya, Ustaz Bachtiar berhalangan. Jadilah, yang di Panggung Utama hanya saya dan Ustaz Salim A. Fillah.

Antusiasme Pengunjung

Masyaallah, pengunjung IBF antusias mengikuti acara itu. Kursi yang tersedia terisi penuh. Sementara, pengunjung terus berdatangan. Lalu, banyak yang memilih tetap mengikuti acara dengan rela duduk lesehan di lantai. 

Dalam perjalanannya, buku Keluarga Sakinah Perindu Jannah telah dicetak ulang. Alhamdulillah, sampai tulisan ini dibuat, buku itu masih diminati masyarakat. Sekali lagi, alhamdulillah.     

September 2023 saya hadir di IBF ke-21. Kala itu, diselenggarakan di Istora Senayan. Buku saya, Ulama Kritis Berjejak Manis, turut dipamerkan di stan Pustaka Al-Kautsar sebagai sang penerbit. Lokasinya strategis, hanya sekitar tiga langkah setelah pintu masuk utama.

Baca juga: Ismail Haniyeh Terus ‘Hidup’, Isyarat Surat Ali Imran yang Dia Baca

Saat itu, saya masuk sekitar pukul 11.00 dan langsung ke stan Pustaka Al-Kautsar. Masyaallah, saya langsung mendapatkan pemandangan yang luar biasa. Tampak, sekitar satu meter di depan saya, seorang pelajar laki-laki yang sepertinya di usia SMP sedang tekun membuka-buka buku saya, Ulama Kritis Berjejak Manis.

Saya bersyukur, buku saya diminati pengunjung. Lebih dari itu saya takjub, anak seusia itu membuka-buka buku dengan tema serius. Sayang, saya tak sempat mengambil gambar dari momentum yang mengesankan itu. 

Penulis (tengah) dan buku 50 Pendakwah Pengubah Sejarah (Tagar.co/Istimewa)

Spirit Anak Masjid   

Di atas, disebut-sebut Pro-U Media adalah penerbit dari sebagian buku-buku saya. Sampai tulisan ini dibuat, semua ada enam judul. ”Siapa” penerbit yang berlokasi di Jalan Jogokariyan Yogyakarta itu? Siapa yang mendirikan? Apa ”mimpi” mereka? 

Mari buka situs mereka, https://proumedia.co.id. Di situ, ada rubrik ”taaruf”. Maka, berikut ini adalah adaptasi dari artikel tentang sejarah awal Pro-U Media.

Semua, berawal dari usaha bernama Pro-U Cetak-Cetak. Bidangnya, sesuai nama, jasa percetakan seperti pembuatan undangan (resepsi) pernikahan, pamflet, dan lain-lain. Penggeraknya, dua orang bersahabat, sesama aktivis Remaja Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Keduanya adalah Fanni Rahman (wafat, 2022) dan Nur Hardianto. 

Punya Semangat

Meski bergerak di percetakan, mereka tidak memiliki mesin cetak. Hanya saja, mereka punya keahlian olah desain berbasis software seperti Corel, Adobe Photosohop, dan semacamnya. Hal yang lebih penting, mereka punya semangat.

Baca Juga:  Orang Miskin dan Malaikat

Usaha itu berdiri sekitar tahun 2000. Tiga tahun pertama, usaha mereka menuai keuntungan terutama dari sisi pembuatan undangan walimatul ursy / resepsi pernikahan. Aneka pesanan masyarakat, mereka desain dengan baik dan profesional. Desain, kemudian mereka bawa ke percetakan.

Baca jugaPenguasa Jangan Antikritik

Pro-U Cetak-Cetak berkembang bagus. Pelanggan bertambah banyak dan datang dari kalangan yang beragam. Problem lalu muncul, ketika sebagian pemakai jasa memesan undangan walimatul ursydengan memuat foto-foto pre-wedding. Sebagian permintaan tersebut jelas-jelas sangat tidak syar’i (islami), misalnya meminta foto pre-wedding dengan pose kedua calon mempelai berpegangan dan bermesraan. 

Usaha mengambil titik tengah sudah banyak dicoba, tapi buntu . Ini, karena Pro-U Cetak-Cetak adalah usaha yang digerakkan pemuda-pemuda masjid. Mereka tahu persis soal halal–haram. Tentu, mereka akan tegas menolak permintaan pemakai jasa yang ”aneh-aneh”.

Api Girah

Di saat masalah yang disebut di atas muncul, ada fakta sosial lain yang tak kalah memprihatinkan. Mereka melihat performa banyak remaja/pemuda yang tak mengindahkan moral agama. Itu, sebagian bisa ditandai dengan larisnya buku-buku ”tak elok”. Misal, pada 2003, terbit buku yang mengulas wajah hitam Jakarta di malam hari. Buku itu, laris. Ini, memprihatinkan. 

Prihatin atas kenyataan seperti di atas, girah pengelola Pro-U Cetak-Cetak yang tak lain adalah aktivis masjid lalu muncul. Benar, girah mereka tergugah: “Mengapa tulisan tidak dibantah dengan tulisan? Mengapa gagasan tidak dipatahkan dengan gagasan? Mengapa buku tidak dilawan dengan buku?”

Mereka pun mengambil sikap. Bahwa, di jalan dakwah yang menatang ini, Pro-U Cetak-Cetak harus berganti menjadi Pro-U Media. Misinya, menghasilkan karya-karya tulis bermutu. Karya yang menyerukan dakwah dengan baik dan bijak. Karya yang bisa menghadang gagasan-gagasan yang tidak benar bahkan merusak. 

Baca jugaBelajar pada Tiga Sahabat Perempuan Terpelajar yang Tangguh

Tak lama, 2003 juga, buku pertama lahir. Judulnya: Nikmatnya Pacaran setelah Pernikahan. Ditulis oleh Salim A. Fillah atas permintaan duet penggerak Pro-U Media yaitu Fanni Rahman (Allahuyarham) dan Nur Hardianto.

Masyaallah! Di luar dugaan, buku karya Salim A. Fillah (yang kala itu juga aktivis pemuda masjid, tapi dengan usia jauh di bawah duet penggerak Pro-U Media), meledak di pasaran. 

Qadarullah, buku tersebut laris. Ongkos produksi tertutupi bahkan untung. Dari situlah Pro-U semakin mantap menjadi Pro-U Media, dengan visi yang tak pernah berubah: Dakwah Ilallah (https://proumedia.co.id/taaruf/). Demikianlah, buku Nikmatnya Pacaran setelah Pernikahan terus cetak ulang sejak terbit tahun 2003 hingga sekarang.

Baca Juga:  Robohnya Surau Kami: Wajah Indonesia di Antara Kegetiran dan Kekolotan

Penulis Menonjol

Karya Salim A. Fillah yang lain di Pro-U Media, banyak. Sekadar menyebut judul-judulnya, misalnya: Bahagianya Merayakan Cinta, Agar Bidadari Cemburu Padamu, dan Lapis-Lapis Keberkahan. Ada lagi, Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Dalam Dekapan Ukhuwah, Sang Pangeran dan Janissary Terakhir, dan lain-lain.   

Nama penulis lain di Pro-U Media yang menonjol adalah Fauzil Adhim. Ada sederet buku keren karyanya yang sangat diminati masyarakat.  Setidaknya, bisa disebut empat judul ini: Segenggam Iman Anak Kita, Saat Berharga untuk Anak Kita, Positive Parenting, dan Membuat Anak Gila Membaca.

Ada lagi, penulis beken lain di Pro-U Media yang buku-bukunya laris. Dia adalah Solihin Abu Izzudin dengan belasan karya. Karya paling larisnya adalah Zero to Hero. Sementara, judul lainnya banyak yang tak kalah menarik. Judul-judul itu seperti The Great Power of Mother, Super Murabbi, I’m a Hero, Guru Sepanjang Waktu, dan lain-lain.

Baca jugaCara Meraih Nol Musuh

Di antara karyanya yang punya kenangan khusus adalah The Way To Win. Pasalnya, karena buku itulah seorang wanita muda, 19 tahun, tak jadi bunuh diri. Dia yang tinggal di Sulawesi Barat, mengirim SMS (kala itu belum ada WA) ke sang penulis, Solihin. Dia bilang bahwa awalnya ingin bunuh diri karena merasa tak berguna, hidupnya tak punya arti. Tapi, setelah membaca The Way To Win, keinginan buruk itu dia batalkan. Bahkan, dia ingin menjadi penulis. 

Kecuali nama-nama yang disebut di atas, di Pro-U Media bergabung nama-nama yang ketokohannya telah dikenal luas. Misal, Ustaz Abdul Somad, Dr. Adian Husaini, Ustaz Fahmi Salim, dan Ustaz Felix Y. Siaw. Ada juga Yusuf Maulana, Edgar Hamas, dan lain-lain.      

Logo Pro-U Media

Siapa Ikut

Pro-U Media, siapa dia? Lihatlah logonya. Ada pena, bulan sabit, ada warna-warna, yang tentu saja mudah mengingatkan kita kepada Palestina tempat Masjid Al-Aqsha berada. Di logo itu jelas ada spirit, hendak ke mana Pro-U Media.  

Itulah, Pro-U Media: Menerbitkan Gagasan dan Cita-Cita. Gagasan, yaitu bagaimana Pro-U Media mewarnai masyarakat agar berkehidupan islami. Cita-cita, bahwa Pro-U Media turut menjaga kemuliaan Islam dan umatnya terutama dengan jalan dakwah melalui tulisan. 

Kapan pun, dialektika kehidupan tentang ”tantangan dan jawaban” harus terus kita lewati dengan baik. Problema, harus kita respons secara benar. Selesaikanlah tantangan dengan saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. 

Akhirnya, Anda berkenan saling belajar dengan Pro-U Media? Silakan jalin silaturahmi dengan mereka. Sekarang ini, 14-18 Agustus 2024, silaturahmi bisa dengan cara mengunjungi stan mereka di IBF Jakarta. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni