Feature

Pecah Telur: Dua Emas Indonesia di Luar Bulu Tangkis

×

Pecah Telur: Dua Emas Indonesia di Luar Bulu Tangkis

Sebarkan artikel ini
Halaman pertama harian Kompas edişi Jumat (9/8/2024) yang mengabadikan momen bersejarah Veddriq Leonardao meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024.

Dua emas Olimpiade Paris 2024 berhasil diraih kontingen Indonesia lewat Veddriq Leonardo di cabang olahraga panjat tebing dan Rizki Juniansyah di cabang olahraga angkat besi. Ini prestasi membanggakan bagi Indonesia.

Tagar.co – Halaman pertama harian Kompas, Jumat (9/8/2024) tampil berbeda. Satu halaman penuh diisi sebuah foto seorang pemuda berambut ikal yang tampak tersenyum lebar. Berkostum putih dengan paduan warna merah di lengan kiri, dia terlihat bahagia. 

Tangan kanannya memegang medali emas yang dikalungkan di pita berwarna biru. Sementara tangan kirinya diangkat tinggi untuk menunjukkan piagam penghargaan yang tergulung rapi dalam sebuah box semi terbuka.

Non-Bulu Tangkis

Empat Detik Veddriq Leonardo untuk Selamanya. Itulah judul yang menyertai foto bersejarah tersebut. Kompas rupanya ingin mengabadikan momen penting yang membanggakan bangsa Indonesia itu.

Baca juga: Harumkan Nama Indonesia, 2 Atlet Raih Emas di Olimpiade Paris

Sebab untuk kali pertama, Indonesia meraih medali emas dalam Olimpiade Paris 2024. Bulu tangkis, cabang olahraga yang diharapkan menyumbang emas ternyata gagal. Hanya medali perunggu yang berhasil diraih oleh Gregoria Mariska Tunjung di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Prancis, Senin, 5 Agustus 2024.

Padahal di cabang ini ada 8 atlet bulu tangkis Indonesia pernah meriah media emas. Yaitu;

  • Susy Susanti, Tunggal Putri Bulu Tangkis, Olimpiade Barcelona 1992
  • Alan Budikusuma, Tunggal Putra Bulu Tangkis, Olimpiade Barcelona 1992
  • Rexy Mainaky/Ricky Subagja, Ganda Putra Bulu Tangkis, Olimpiade Atlanta 1996
  • Tony Gunawan/Candra Wijaya, Ganda Putra Bulu Tangkis, Olimpiade Sydney 2000
  • Taufik Hidayat, Tunggal Putra Bulu Tangkis, Olimpiade Athena 2004
  • Markis Kido/Hendra Setiawan, Ganda Putra Bulu Tangkis,, Olimpiade Beijing 2008
  • Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Ganda Campuran Bulu Tangkis, Olimpiade Rio de Janeiro 2016
  • Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Ganda Putri Bulu Tangkis, Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga:  Meriah, Milad Ke-27 IGABA Ngawi

Sementara cabang panahan yang pernah merebut medali perak lewat tiga Srikandi Indonesia, Kusuma Wardani, Nurfitriyana Saiman, dan Lilies Handayani pada Olimpiade tahun 1988 di Seoul Korea Selatan, kali ini juga gagal meraih medali.

Pemanah andalan Indonesia Diananda Choirunisa, harus mengakhiri perjuangannya di Olimpiade Paris 2024, pada babak perempat final nomor perorangan putri, karena dikalahkan oleh Lisa Barbelin, atlet asal Prancis.  

Atlet Indonesia, Veddriq Leonardo (kanan), memenangi final melawan wakil China, Wu Peng, pada cabang panjat tebing nomor speed Olimpiade Paris 2024 di arena panjat Le Bourget, Kamis (8/8/2024). (AFP/Fabrice Coffrini via Kompas)

Apresiasi Tinggi

Maka torehan emas pertama Indonesia ini disambut dengan gegap-gempita, termasuk oleh koran nasional yang berpengaruh itu. Apalagi ini emas pertama cabang olahraga di luar bulu tangkis.

“Hanya dengan waktu 4 detik, Veddriq Leonardo membuat ‘Indonesia Raya’ berkumandang di Paris. Dia menjadi pahlawan bangsa,” teks yang menyertai judul berita Kompas.

Baca juga: Cantiknya Sungai Seine, Tempat Pembukaan Olimpade Paris 2024

Ya, Veddriq hanya butuh waktu sekitar 4 detik untuk dikenang selama-selamanya dalam sejarah Indonesia. Di Arena Le Bourget, Kamis (8/8/2024), layar penunjuk waktu di jalur Veddriq menyala berwarna hijau dan bertuliskan 4,75 detik. Itu menandakan kemenangannya di partai final atas wakil China, Wu Peng, yang hanya berselisih 0,02 detik lebih lambat.

Lagu ”Indonesia Raya” pun berkumandang, bendera Merah Putih berkibar tinggi. Veddriq menyanyikan dengan khidmat.

”Emas ini merupakan berkah dari kerja keras, usaha, dedikasi semuanya. Dari tim pelatih, atlet, teman-teman, dan keluarga. Ini kado buat Indonesia,” kata Veddriq sambil tersenyum lebar, seperti ditulis Kompas.

Rizki berhasil meraih emas kedua bagi Indonesia di cabang angkat besi setelah angkatan totalnya yang seberat 354 kg tidak dapat dilampaui oleh lawan-awannya. (AP Photo/Kin Cheung via Kompas)

Emas Angkat Besi

Bukan kali ini saja halaman pertama Kompas tampil beda. Biasanya kalau ada tokoh bangsa meninggal dunia—seperti mantan presiden atau wakil presiden—Kompas akan ‘mewakafkan’ halaman pertamanya untuk pemberitaan tokoh tersebut. 

Misalnya peristiwan wafatnya Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden BJ Habibie. Yang terakhir adalah berita wafatnya mantan Wakil Presiden Hamzah Haz.

Tapi tampilnya Veddriq Leonardo di halaman utama itu tentu mengejutkan. Seorang warga biasa yang, saya pun baru mendengar namanya setelah ia meraih medali emas, mendapat kehormatan sebesar itu.

Mungkin penghormatan yang sama akan diberikan pada Rizki Juniansyah yang menambah perolehan medali emas Indonesia dari cabang angkat besi. 

Pria berusia 21 tahun itu meraih emas dengan total mengangkat beban 354 kg. Rinciannya 155 kg dari snatch dan 199 kg dari clean & jerk.

Sayangnya perolehan medali Rizki itu berlangsung dini hari sehingga Kompasedisi cetak sudah harus naik cetak. Tapi Kompas tetap menurunkan berita Melihat Perjuangan Rizki Juniansyah Meraih Emas bagi Indonesia di Kompas.id.

Dengan raihan medali ini Indonesia berada di urutan 28 klasemen sementara dengan 2 emas dan 1 perunggu. Selamat! (#)

Mohammad Nurfatoni, dari berbagai sumber.

Feature

Smamuga Tulangan juara II Futsal Sumpah Pemuda kategori putra se-Kabupaten Sidoarjo. Mereka mengalahkan SMKN 3 Buduran di semifinal. Sedang di final mereka harus mengakui keunggulan SMK Trisakti Tulangan