FeatureUtama

Sosok Petempur Yahya Sinwar, sang Pengganti Ismail Haneyah

×

Sosok Petempur Yahya Sinwar, sang Pengganti Ismail Haneyah

Sebarkan artikel ini
Yahya Sinwar terpilih sebagai Kepala Biro Politik Hamas menggantikan Ismail Haneyah yang dibunuh oleh Israel, di Teheran. Yahya Sinwar adalah sosok petempur dan orang lapangan.
Yahya Sinwar (Foto AFP/Kompas)

Yahya Sinwar terpilih sebagai Kepala Biro Politik Hamas menggantikan Ismail Haneyah yang dibunuh oleh Israel, di Teheran, Iran. Yahya Sinwar adalah sosok petempur dan orang lapangan. Dia komandan Al-Majd di Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas.

Tagar.co – Rambut, jenggot, dan jambangnya memang sebagian besar sudah memutih. Tapi sorot matanya masih sangat tanjam. Itu yang membuat Yahya Sinwar terlihat garang sesuai dengan sosoknya sebagai petempur dan orang lapangan.

Yahya Sinwar diangkat sebagai Kepala Biro Politik Hamas, Selasa (6/7/2024) malam waktu setempat. Dia menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh dalam serangan rudal yang didalangi Israel, di Teheran, saat ia menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Rabu (31/7/2024). 

”Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengumumkan pemilihan Komandan Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah syahid,” kata Hamas dalam pernyataan singkat, Selasa (6/8/2024) malam atau Rabu dini hari waktu Indonesia.

Baca juga: JK dan Din Syamsuddin Hadiri Pemakaman Ismail Haniyeh

Mengutip id.wikipedia.org, Yahya Ibrahim Hassan Sinwar lahir di kamp pengungus Khan Yunis di Gaza yang dikuasai Mesir pada tahun 1962. Keluarganya diusir atau melarikan diri  dari Al-majdal Asqalam (Ashkelon) selama Perang Arab-Israel 1948. Ia menyelesaikan studinya di Universitas Islam Gaza di mana ia menerima gelar sarjana dalam bidang Studi Arab.

Dituduh mengatur penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina yang ia anggap sebagai kolaborator pada tahun 1989, Sinwar dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup oleh Israel. 

Dia menjalani hukuman selama 22 tahun hingga dibebaskan di antara 1.026 orang lainnya pada tahun 2011 pertukaran tawanan dengan imbalan tentara Israel yang diculik.

Baca Juga:  Ismail Haniyeh, Hamas Tak Pernah Mati walau Pemimpinnya Mati

Baca jugaIsmail Haniyeh, Hamas Tak Pernah Mati walau Pemimpinnya Mati

Pada September 2015, Sinwar ditetapkan sebagai teroris oleh pemerintah Amerika Serikat. Tak hanya Sinwar, Hamas dan Brigade Izzuddin Al-Qassam juga telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, serta negara dan organisasi lain.

Pemerintah dan militer Israel menyebut dia salah satu tokoh kunci serangan Hamas ke Israel, 7 Oktober 2023. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menetapkan Sinwar di puncak daftar target pembunuhan bersama sejumlah petinggi Hamas lainnya.

Pendekatan Berbeda

‘Tak heran bila Israel ‘murka’ atas terpilihnya Sinwar. “Pengangkatan teroris ulung Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, merupakan alasan kuat lainnya untuk segera melenyapkannya. Dan menyapu bersih organisasi keji ini dari muka bumi,” kata Menteri Luar Negeri Israel, Yisrael Katz, seperti dimuat Al-Jazeera, dikutip Rabu (7/8/2024).

Yahya Sinwar pernah memimpin pertemuan dengan para pemimpin faksi-faksi Palestina lainnya di kantornya di Gaza City, 13 April 2022. 

Sebagai ‘petempur’ dan ‘orang lapangan’, Sinwar dinilai memiliki pendekatan berbeda dengan Haniyeh. Jika Haniyeh dipandang lebih moderat, maka Sinwar bersikap keras dalam hubungan dengan Israel.

Latar belakang Sinwar sebagai ‘petempur’ dan mantan komandan Al-Majd, pasukan khusus di Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, membentuk sosoknya seperti saat ini. 

Baca jugaIsmail Haniyeh Terus ‘Hidup’, Isyarat Surat Ali Imran yang Dia Baca

Menurut para analis, pemilihan Sinwar yang tingat di Gaza, menyiratkan pergeseran peran politik Hamas dari sebelumnya terpusat di Doha, Qatar. Gaza, yang selama ini hanya menjadi pusat militer Hamas, juga akan mengambil peran lebih besar dalam posisi politik organisasi itu.

Baca Juga:  Pembacaan Puisi Palestina Melelehkan Air Mata

”Pilihan Hamas untuk mengangkatnya sebagai pemimpin gerakan kini menempatkan Gaza di garis depan dan pusat tidak hanya dalam peristiwa di lapangan. Tetapi juga dalam dinamika gerakan Hamas,” kata Nour Odeh, analis politik Palestina di Ramallah, seperti dikutip Al Jazeera.

Odeh menambahkan, ”Dan itu benar-benar mengirimkan sinyal, sejauh menyangkut negosiasi gencatan senjata bahwa Gaza memegang kendali.”

Sinyal Perlawanan

Marwan Bishara, analis politik senior Al Jazeera, menyebut penunjukan Sinwar sebagai sinyal dari kelompok tersebut bahwa mereka akan melakukan perlawanan lebih besar. Tidak hanya terhadap Israel, tetapi juga terhadap para pendukung Tel Aviv, termasuk Amerika Serikat.

”(Penunjukan Sinwar) ini merupakan sinyal pembangkangan yang besar,” kata Bishara.

Ia menambahkan bahwa Hamas, dengan dukungan sejumlah pihak, tidak akan membiarkan Gaza jatuh ke tangan Israel. ”Dan fakta bahwa Hamas tidak akan kehilangan Gaza bahwa Hamas akan tetap menjadi kekuatan di Gaza, dan karena itu pemimpinnya ada di sana,” kata Bishara.

Menurut Hugh Lovatt, pakar konflik Palestina-Israel di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, pembunuhan Haniyeh yang relatif moderat dan Sinwar sebagai pemimpin anyar Hamas membuka jalan bagi Sinwar untuk memegang sepenuhnya kendali kelompok tersebut.

Baca jugaIsmail Haniyeh, Hamas Tak Pernah Mati walau Pemimpinnya Mati

”Pembunuhan Haniyeh tidak hanya membuka jalan bagi Sinwar untuk mengklaim kendali penuh atas Hamas, tetapi juga tampaknya telah mengarahkan kelompok itu ke arah (pendekatan) yang lebih keras,” katanya, seperti dikutip kompas.id.

Baca Juga:  Ismail Haniyeh Terus ‘Hidup’, Isyarat Surat Ali Imran yang Dia Baca

Menurutnya pembunuhan Haniyeh tidak hanya membuka jalan bagi Sinwar untuk mengklaim kendali penuh atas Hamas. Tetapi juga tampaknya telah mengarahkan kelompok itu ke arah yang lebih keras.

Oleh karena itu sebagian analis mengatakan, Sinwar memiliki pandangan yang lebih keras. Itu bila dibandingkan dengan sejumlah pemimpin Hamas lain. Khususnya yang tinggal di Doha, Qatar.

Sinwar memegang kendali Hamas di Gaza mulai tahun 2017, bersama Mohammad Deif. Israel mengklaim Deif telah tewas dalam serangan mereka, Juli 2024. Belum ada konfirmasi Hamas mengenai nasib Deif. (#)

Mohammad Nurfatoni, dari berbagai sumber.

Feature

Smamuga Tulangan juara II Futsal Sumpah Pemuda kategori putra se-Kabupaten Sidoarjo. Mereka mengalahkan SMKN 3 Buduran di semifinal. Sedang di final mereka harus mengakui keunggulan SMK Trisakti Tulangan