TelaahUtama

Tobat Nasional sebelum Azab Meraja-lela 

×

Tobat Nasional sebelum Azab Meraja-lela 

Sebarkan artikel ini
Apa yang dimaksud dengan tobat? Mengapa kita mesti tobat? Bagaimana syarat-syarat tobat yang manjur? Apa saja yang bakal diraih oleh orang yang bertobat? Kenapa perlu tobat nasional?
Ilustrasi freepik.com premium

Apa yang dimaksud dengan tobat? Mengapa kita mesti tobat? Bagaimana syarat-syarat tobat yang manjur? Apa saja yang bakal diraih oleh orang yang bertobat? Kenapa perlu tobat nasional?

Oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).

Tagar.co – Tobat atau taubah berasal dari kata tawaba yanag berarti kembali. Secara istilah berarti meninggalkan seluruh perbuatan dosa dan menyesali kemaksiatan yang telah dikerjakannya karena Allah Swt. 

Kata tobat dan derivatnya disebut sebanyak 33 kali dalam Al-Qur’an. Beberapa di antaranya: An-Nisa’/4:17; At-Taubah/9:104; Asy-Syura/42:25; dan lain-lain. Tobat bahkan menjadi salah satu nama surat Al-Qur’an yaitu surat At-Taubah, surat ke-9.

Para ulama menyebutkan tiga syarat yang harus dilakukan orang untuk bertobat, jika mereka maksiat kepada Alah SWT—dan dalam melakukannya tidak merugikan manusia yang lain—yaitu: menghentikan perbuatan dosanya, menyesali perbuatan itu, dan berazam untuk tidak mengulanginya lagi. 

Tetapi jika maksiat yang dilakukannya merugikan orang lain, maka satu syarat lain yang harus dipenuhi adalah mendapatkan kerelaan orang Iain yang dirugikan tersebut (lmam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin).

Baca juga: Ukhuwah, antara Persaudaraan Sedarah dan Seakidah

Peluang untuk bertobat selalu ada, sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw: “Sesungguhnya Allah tetap menerima tobat hambanya, selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan (akan mati)”. 

“Sesungguhnya sebelum matahari terbit dari barat, ada sebuah pintu lebarnya 70 tahun, dan pintu itu akan selalu terbuka untuk tobat …” (Sunan Ibnu Madjah). 

Baca Juga:  Tafsir Surat Ad-Duha, Misi Islam: Membebaskan Wong Cilik dari Kezaliman 

Rasulullah Saw telah menyeru agar umatnya bertobat (Hud/11:3) dan beliau telah memberi contoh dengan bertobat setiap hari sebanyak 100 kali (H.R. Muslim). 

Seruan untuk tobat ini juga dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya, seperti seruan Nabi Musa (Al-Baqarah/2:54), Nabi Hud (Hud/11:52); Nabi Shaleh (Hud/11:61), dan Nabi Syu’aib (Hud/11:90). 

Baca jugaWahyu, Tak Hanya Diberikan pada para Nabi

Ganjaran bagi yang Bertobat

Adapun bagi mereka yang bertobat akan mendapatkan: 

  1. Kemenangan 
    “… Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu mendapat kemenangan.” (An-Nur/24:31). 
  2. Surga 
    “…orang-orang bertaubat, beriman, dan beramal saleh, mereka akan masuk surga dan tidak dirugikan sedikit pun.” (Maryam/19:60) 
  3. Kecintaan Allah Swt
    “… Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang menyucikan diri.” (Al-Bagarah/2:222). 
  4. Predikat Terbaik “Setiap Bani Adam melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang-orang yang bertobat.” (H.R. Tirmidzi). 

Baca jugaWahyu, Tak Hanya Diberikan pada para Nabi

Kegembiraan Allah Swt menerima kedatangan hamba-Nya yang bertobat digambarkan Rasulullah Saw diriwayatkan Muslim. “Ada seorang musafir yang kehilangan kendaraannya yang memuat makanan dan minuman di padang pasir. Dia telah mencarinya hingga putus asa kemudian dia tertidur di bawah pohon. Tiba-tiba kendaraannya berada di depannya, kemudian dia berkata: ‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu.’ Dia ucapkan yang demikian itu dengan keliru saking gembiranya. Kegembiraan Allah menerima hamba-Nya yang bertobat melebihi orang tersebut.” 

Baca Juga:  Hukum Nikah Beda Agama Menurut Islam

Marilah kita renungkan, dosa karena kita abaikan hak-hak keluarga, kita rampas hak-hak orang lain, kita timbun barang dan dolar sehingga menyengsarakan rakyat, kita pimpin negara dengan kesewenang-wenangan, kita ciptakan sistem sosial-ekonomi-politik-hukum yang bobrok sehingga memungkinkan ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakat, dan lain-lain. 

Jadi sudah sepantasnya kita melakukan tobat (nasional), sebelum azab semakin meraja-lela; sebelum kematian menjemput kita. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni