Telaah

Jatuh Cinta Menurut Al-Quran, Begini Rasanya

×

Jatuh Cinta Menurut Al-Quran, Begini Rasanya

Sebarkan artikel ini
Jatuh cinta membuat orang seperti mabuk kepayang tertawan kepada kekasihnya. Padahal ada sesuatu yang harus paling dicintai untuk menyelamatkan hidup ini.
Ilustrasi getaran jatuh cinta. (pngtree)

Jatuh cinta membuat orang seperti mabuk kepayang tertawan kepada kekasihnya. Padahal ada sesuatu yang harus paling dicintai untuk menyelamatkan hidup ini.

Tagar.co – Dalam Al-Quran surat Al-Anfal: 2 Allah menjelaskan

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Ayat itu menerangkan tanda-tanda orang jatuh cinta. Semua orang pasti pernah merasakan perasaaan itu ketika dia menyukai seseorang.

Pertama, ketika namanya disebut langsung bergetar hatinya.

Kedua, ketika mendapatkan suratnya langsung dibaca berulang-ulang tiada bosan hingga makin bertambah-tambah cintanya.

Ketiga, hati dan pikirannya selalu tertuju padanya.

Baca Juga Lobi Yahudi Menembus Islam Indonesia

Ini tanda orang ketika jatuh cinta kepada kekasih. Dibuat seperti mabuk kepayang. Nama kekasih selalu melekat di hati. Kalau namanya disebut berdegub jantungnya. Bergetar berbunga-bunga membuat bahagia. Dunia sekitar menjadi indah. Hatinya selalu bergembira. Bergairah. Hidup menjadi lebih hidup.

Kiriman surat-suratnya yang panjang dibaca berkali-kali setiap hari. Atau asik berbalas kata di WA sepanjang waktu. Tak pernah bosan. Orang jatuh cinta mendadak pintar merangkai kata. Tiba-tiba menjadi puitis dan romantis.

Pikirannya selalu melekat kepada kekasihnya. Setiap waktu. Menciptakan rindu. Selalu berharap bertemu. Ingin berbicara. Memadu kasih. Menghabiskan hari-hari hanya berdua.

Baca Juga:  Ijtihad dalam Hukum Islam

Kalau perasaan kepada kekasihmu bisa seperti itu, begitu jugakah perasaanmu kepada Allah? Tuhan yang selalu mencintaimu. Memberimu segalanya di dunia ini.

Sudahkah hatimu bergetar ketika nama Allah disebut? Ketika azan berkumandang, memanggilmu untuk datang ke rumahnya, apakah kakimu bergerak melangkah menuju kepadanya? Lalu berzikir menyebut namanya berkali-kali.  

Allah mencintaimu dengan mengirim ratusan surat dan ribuan ayat-ayat, apakah sudah kamu baca berulang-ulang setiap hari tiada bosan?

Baca Juga Allah, Nama yang Sudah Dikenal Masyarakat Arab Praislam

Surat-surat itu memberimu pengetahuan dunia dan akhirat. Menceritakan yang tampak dan yang gaib, kehidupan masa lalu dan masa depan.  Menjadi tuntunan hidup yang benar.

Bahasanya yang indah, bagus, dan benar. Membuat manusia menjadi baik tutur bahasa dan perilakunya.

Allah juga bersedia menemanimu setiap waktu. Dalam keramaian maupun kesepian. Dalam suka dan duka. Hanya berdua saja.

Dia datang kepadamu mengenalkan dirinya.

إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ

Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (Surat Thaha: 14)

Penulis/Penyunting Sugeng Purwanto