FeatureUtama

Lobi Yahudi Menembus Islam Indonesia

×

Lobi Yahudi Menembus Islam Indonesia

Sebarkan artikel ini
Lobi Yahudi telah merasuki kalangan intelektual Islam Indonesia. Ormas Islam, perguruan tinggi Islam, tokoh-tokohnya telah digaet dalam program dialog antar agama.
Lima aktivis NU, Syukron Makmun, Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania berdiri di belakang Presiden Israel Isaac Herzog, duduk kanan. (IG zenmaarif)

Lobi Yahudi telah merasuki kalangan intelektual Islam Indonesia. Ormas Islam, perguruan tinggi Islam, tokoh-tokohnya telah digaet dalam program dialog antar agama.  

Tagar.co – Bermula dari lima anak muda Nahdlatul Ulama (NU) bertemu Presiden Israel Isaac Herzog pada 3 Juli 2024. Mereka adalah Zainul Maarif (dosen Universitas NU Indonesia), Syukron Makmun (Wakil Ketua PWNU Banten), Munawar Aziz (Sekretaris Umum PP Pagar Nusa), Nurul Bahrul Ulum (Fatayat), dan Izza Annafisah Dania (Fatayat).

Zainul Maarif merasa bangga dengan pertemuan itu. Tampak dari tulisan dalam akun Instagramnya @zenmaarif.

Saya bukan demonstran, melainkan filsuf-agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan. Terkait konflik antara Hamas-Israel, dan relasi Indonesia-Israel, saya bersama rombongan berdialog langsung dengan Presiden Israel Isaac Herzog (yang duduk dengan dasi biru) di Istana Sang Presiden. Semoga hasil terbaik yang dianugerahkan untuk kita semua.”

Tulisan Instagram itu akhirnya dihapus oleh Zainul Maarif ketika kunjungan bersama teman-temannya itu membuat heboh publik di tanah air.

Baca Juga Yahudi Ultra Ortodoks Tolak Wajib Militer untuk Perang Palestina

Dia dan teman-temannya diberondong kecaman di acara televisi, berita online, apalagi di medsos. Habis nama mereka karena dinilai tidak sensitif dengan penindasan Israel kepada rakyat Palestina.

Dari tulisan singkat Zainul Maarif itu bisa dipahami dia memahami perang Palestina-Israel hanyalah konflik Hamas dengan Israel. Hamas dianggap sebagai teroris. Bukan pejuang pembebasan Palestina. Ini pikiran khas pendukung Israel dan pro penjajahan.

PBNU pun mengancam kelima orang itu untuk mundur atau dimundurkan dari pengurus di lembaga NU.

Pada akhirnya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta memberhentikan keanggotaan Zainul Maarif. Di sini dia menjabat Lembaga Baitul Maqdis (LBM).

Anggota LBM lainnya yang juga diberhentikan adalah Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh yang anggota Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (Rahim).

Zainul Maarif juga mundur sebagai dosen Jumat (19/7/2024) setelah dalam sidang Mahkamah Etik Pegawai Unusia menyatakan dia melanggar etik.

Bertemu Dubes Israel

Lima anak muda NU itu ke Israel tak lepas dari lobi Yahudi yang telah merasuk ke Indonesia. Mereka mendekati orang-orang organisasi Islam besar, perguruan tinggi Islam, dan masjid besar.

Mereka terhubung ke jaringan Yahudi dari organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (Rahim) yang berkantor di rumah Zainul Maarif di Depok.

Ada enam delegasi Rahim pernah bertandang ke Kedutaan Besar Israel di Singapura pada 6-12 Agustus 2023. Kunjungan itu terekam dalam siaran pers website rahim.or.id pada 18 Agustus 2023 berjudul Delegasi Rahim ke Singapura 2023.

Baca Juga Masjid Istiqlal dan UIN Jadi Target Zionis


Acara itu diatur oleh Steering Commitee Rahim untuk Urusan Luar Negeri Elisheva Stroos. Delegasi dipimpin oleh Leo Agustinus Yuwono. Anggotanya Direktur Eksekutif Rahim Mukti Ali, Zainul Maarif, Roland Gunawan, KH Asnawi Ridwan.

Delegasi ini bertemu Dubes Israel Eli Vered Hazan, Wakil Ketua Misi Israel Hila Rose Fridman, dan Ketua Rabi Mordecai Abergel, perwakilan komunitas Yahudi di Singapura.

Mukti Ali dalam rilis itu mengatakan, kunjungan untuk menjajaki kemungkinan membuka hubungan diplomasi Indonesia-Israel.

Masjid Istiqlal

Nazaruddin Umar bertemu Rabbi Noam Marans (kiri), Direktur Hubungan Antaragama dan Antar Kelompok AJC, dan Kardinal Timothy Dolan (tengah), Uskup Agung New York di Katedral St. Patrik setelah misa Ahad. (ajc)

Masjid Istiqlal ternyata sudah menjadi sarang propaganda lobi Yahudi lewat kerja sama Voice of Istiqlal dengan American Jewish Committee (AJC).

Pendidikan kader ulama yang diadakan di masjid ini sudah berjalan pada tahun 2023. Kegiatan itu baru terkuak setelah muncul berita lima anak muda NU itu heboh.

Tiba-tiba ada pengumuman Instgram dari Voice of Istiqlal menyampaikan seminar Relations Among Abrahamic Religious Communities in History and Today  dengan pembicara Dr Ari M. Gordon dibatalkan.

Ari M. Gordon adalah Director of Muslim-Jewish Relation American Jewish Committee (AJC), organisasi pro zionis.

Seperti dilaporkan video Cordova Media, Seminar itu dijadwal Rabu, 17 Juli 2024 bertempat di Perpustakaan Istiqlal pukul 15.30-16-30 WIB.

Ternyata sepekan sebelumnya terungkap agen lobi Yahudi Ari Gordon pernah menjadi pembicara di acara Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal. Dia menyampaikan materi Membangun Harmoni dan Kerja sama Antaragama.

Berita di website ajc.org, Imam Besar Masjid Istiqlal Dr Nazaruddin Umar pernah mengikuti program fellowship enam pekan atas sponshor AJC dan Jewish Theological Seminary (JTS).

Acaranya studi akademis tentang Yudaisme dan Yahudi, kunjungan direktur AJC, ke sinagoge, komunitas dan lembaga pendidikan Yahudi, serta dialog antar agama.

”Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, tetapi sebagian besar orang memiliki sedikit atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang Yahudi, meskipun ada hubungan dekat antara Islam dan Yudaisme,” komentar Nazaruddin Umar yang dimuat website ajc.org, Ahad (21/7/2024).

”Membangun jembatan perdamaian dan pemahaman antara agama dan masyarakat dimulai dengan mempelajari satu sama lain dengan cara mereka sendiri. Saya bersyukur atas kesempatan untuk belajar, membangun jaringan, dan merasakan ‘perpustakaan hidup’ di New York City, Washington DC, dan Los Angeles,” ujarnya.

Baca Juga Menggemparkan, Kisah Surat Pak AR pada Paus Yohannes Paulus II

CEO AJC Ted Deutch memuji Nazaruddin Umar yang menunjukkan komitmennya terhadap dialog dan pemahaman antaragama. Dia terinspirasi oleh dedikasi Nazaruddin Umar terhadap keterlibatan substantif dengan kaum Yahudi dan Yudaisme.

Di Masjid Istiqlal telah menyelenggarakan program untuk meningkatkan literasi agama lintas budaya.

Pelatihan virtual selama sepekan bagi para pendidik Indonesia menampilkan pengenalan dasar tentang Yudaisme yang diajarkan oleh dosen AJC. Juga ada kelas tentang Islam, Kristen, dan kolaborasi antarkelompok.

Tahun 2022 dan 2023, Nazaruddin Umar menerima delegasi AJC di Masjid Istiqlal dan menampilkan para pakar AJC pada program panel tentang Pendidikan Lintas Agama dan Antisemitisme dan Islamofobia di Dunia Saat Ini.

UIN

Batal acara di Masjid Istiqlal Jakarta ternyata Ari Gordon menghadiri acara penandatanganan kerja sama antara pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu dengan Institut Leimena, Selasa, 16 Juli 2024 di Palu.

Munculnya Ari Gordon di Palu menimbulkan kehebohan. Lobi Yahudi telah merengkuh Indonesia Timur. Sebelumnya di Minahasa telah berdiri Museum Holocaust.

Rektor UIN Datokarama Palu Prof. Lukman S. Thahir menjelaskan, pihaknya tidak mengundang Ari Gordon.

Dia hadir dibawa oleh Institut Leimena yang bekerja sama dengan UIN Datokarama Palu.

”UIN Datokarama tidak mengundang Dr. Ari M. Gordon. Kami juga tahu bahwa Ari Gordon itu seorang akademisi yang bekerja sama dengan sejumlah lembaga untuk membela hak-hak minoritas muslim di Amerika,” kata Prof Lukman.

Pada hari sama agen lobi Yahudi Ari Gordon juga berkunjung ke Universitas Alkhairaat Palu. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Alkhairaat, Jamaluddin Mariadjang, mengatakan, kehadiran Ari Gordon merupakan musibah, karena dia itu simbol zionis.

”Dia mengekor pada Institut Leimena yang seringkali menangani isu moderasi beragama. Kami telah menegur keras universitas agar tidak mengulangi lagi keteledoran ini,” kata Jamaluddin Mariadjang, Sabtu, 20 Juli 2024.

Rektor Universitas Alkhairaat Dr. Muhammad Yasin menegaskan, tidak mengundang menjadi pembicara di kampusnya.

Ari Gordon, sambung dia, satu tim dengan Institut Leimena yang telah bekerja sama dengan universitasnya.

Penulis/Penyunting Sugeng Purwanto

Baca Juga:  MUI Kunjungi UMAM, Kampus Indonesia Pertama di Luar Negeri