Telaah

Alhamdulillah, Kewajiban Hamba Memuji Tuhan

×

Alhamdulillah, Kewajiban Hamba Memuji Tuhan

Sebarkan artikel ini
Alhamdulillah artinya segala puji bagi Allah. Ada perbedaan hamdalah dengan syukur? Mengapa manusia harus memuji Allah?
Alhamdulillah (Ilustrasi freepik.com premium)

Alhamdulillah artinya segala puji bagi Allah. Ada perbedaan hamdalah dengan syukur? Mengapa manusia harus memuji Allah?

Tafsir Kata Kunci Al-Qur’an oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).

Tagar.co – Alhamdulillah artinya segala puji bagi Allah. Kalimat ini terdiri dari 3 kata, yaitu: alhamduli, dan AllahHamd artinya pujian, penambahan al bermakna untuk semua hal sehingga alhamdu diartikan segala puji. Sedangkan li bermakna pengkhususan bagi Allah. 

Kalimat alhamdulillah disebut sebanyak 22 kali di dalam Al-Qur’an, beberapa di antaranya terdapat dalam surat: Al-Fatihah/1:1, Al-An’am/6:45, dan Yunus/10:10.

Kata hamdalah (pujian) berbeda dengan syukur (terima kasih). Pujian diberikan karena sesuatu memang memiliki kelayakan untuk dipuji. Sementara terima kasih disampaikan karena ada sesuatu yang diterima oleh orang yang mengucapkan terima kasih. 

Baca jugaFahisyah, Perbuatan Keji yang Dikutuk di Al-Qur’an

Berikut ini beberapa konteks penggunaan kata alhamdulillah dalam Al-Qur’an:

Al-Fatihah/1:1
Segala puji bagi Allah Rabb (Tuhan) semesta alam
. Redaksi seperti ini kita dapati pula ketika Allah menjelaskan bahwa orang-orang zalim dimusnahkan sampai ke akar-akarnya (Al-An’am/6:45), sebagai penutup doa ahli surga (Yunus/10:10), dan sebagai akhir pernyataan tentang keselamatan/kemenangan Rasul dan orang yang mengikutinya (Ash-Shaffat/37:182) (lihat juga surat Az-Zumar/39:75 dan Al-Mukmin/40:65). Walaupun redaksi ayat di atas merupakan pernyataan, namun kalimat itu mengandung makna keharusan memuji Allah sebagai Rabb alam semesta.

Al-An’am/6:1
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.

Pada ayat ini Allah mengungkapkan karunianya yang berupa fasilitas kehidupan beserta potensi yang ada di dalamnya. Jika manusia pernah memuji manusia lain karena kedermawanannya, maka seharusnya manusia itu memuji Allah karena Allah-lah Zat memberi fasilitas manusia berdasar kehendak-Nya sendiri. 

Baca Juga:  Raja', Berharap Hanya pada Allah

Pujian ini seharusnya juga kita ucapkan ketika kita merasa terlepas dari bahaya (Al-Mukminun/23:28), ketika sesuatu yang kita inginkan terjadi (Ibrahim/14:39) atau ketika kita memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki manusia pada umumnya (An-Naml/27:15)

Baca jugaMungkar, Tanyakanlah pada Hati Nurani

Al-Isra’/17:111
Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya. J

ika ada manusia yang memuji seorang raja karena kekuasaan yang dimiliki raja itu, maka seharusnya dia lebih memuji Allah SWT karena kekuasaan Allah tidak ada yang menyerupainya. Berbeda dengan kekuasaan raja yang berada dalam serbarelatif.

Al-Kahfi/18:1
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya. 

Pada ayat ini Allah menjelaskan tentang karunia yang berupa petunjuk kehidupan. Jika kita pernah memuji penuntun orang buta sebagai orang yang baik, maka seharusnya kita memuji Allah yang telah menerangi kehidupan tanpa adanya paksaan. Pujian kepada Allah karena adanya petunjuk ini juga diungkapkan oleh penghuni surga (Al A’raf/7:43)

Baca jugaAl-Birr, Kebajikan dalam Perspektif Al-Qur’an

Saba’/34:1
Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagiNya pula segala puja di akhirat. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa karunia Allah SWT tidak hanya terbatas di dunia, namun juga terus berlanjut sampai hari akhirat kelak. Allah telah mengatur seluruhnya, dan menciptakan segala kelengkapan yang diperlukan untuk tegaknya sistem yang dikehendaki-Nya baik di dunia maupun akhirat (Fathir/35:1)

Baca Juga:  Nikmat dalam Al-Qur'an Bukan Sekadar tentang Kenyamanan Hidup

Andaikata tidak ada perintah untuk memuji Allah, namun selayaknya manusia memuji Allah. Karena apapun bentuk kekaguman manusia pada sesuatu maka selayaknya manusia terlebih dahulu mengagumi Allah Yang Mahasempurna. (#)

Penyunting Mohammad Nurfatoni