Fahisyah apa artinya? Perbuatan seperti apa yang disebut fahisyah dalam Al-Qur’an? Bagaimana caranya agar terhindar darinya?
Tafsir Kata Kunci Al-Qur’an oleh Ustaz Ahmad Hariyadi, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM).
Tagar.co – Fahisyah artinya keji atau jelek. Kata ini disebut sebanyak 13 kali dalam Al Quran, beberapa di antaranya: Ali Imran/3:135, An-Nisa/4:15, dan Al-A’raf/7:28. Sedangkan bentuk jamaknya (fahsya’) disebut sebanyak 7 kali, di antaranya dalam Al-Baqarah/2:169, Yusuf/12:24, dan An-Nur/24:21.
Berikut ini beberapa perbuatan yang dikategorikan fahisyah dalam Al-Qur’an:
Zina
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu fahisyah dan jalan yang buruk (Al-Isra/17:32, baca juga surat An-Nisa/4:15 dan 19).
Lesbian/Homosex
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya), (ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya, ’Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu yang belum dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka) bukan kepada wanita, malah kamu ini kaum yang melampaui batas. (Al-A’raf/7:80-81, baca juga Al-Ankabut/29:28)
Menikahi Istri Ayah
Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau, sesungguhnya perbuatan itu fahisyah dan seburuk-buruk jalan. (An-Nisa/4:22)
Baca juga: Al-Birr, Kebajikan dalam Perspektif Al-Qur’an
Selain ketiga perbuatan di atas, para ulama juga memberi arti fahisyah dalam beberapa kejadian berikut:
Perbuatan Pidana
Janganlah kamu keluarkan mereka (para istri yang akan dicerai sementara dalam masa idah) dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali kalau mereka mengerjakan fahisah yang nyata… (At-Talak/65:1). Hamka memberikan contoh fahisyah yang nyata ini adalah berzina atau memasukkan laki-laki lain (yang tidak disukai suaminya) ke dalam rumah atau berhutang tanpa sepengetahuan suami sementara kebutuhan belanja sudah terpenuhi oleh suaminya atau perbuatan lain yang merusak rumah tangga.
Syirik
Dan apabila mereka mengerjakan pekerjaan fahisyah, mereka berkata: kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: Sesungguhnya Allah tidak menyuruh mengerjakan fahisyah.” (Al A’raf/7:28).
Beberapa ulama memberikan contoh perbuatan fahisyah ini adalah tawaf di sekeliling Ka’bah dengan bertelanjang atau mengingkari Allah dan menyekutukan-Nya (lihat Al-Quran dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia).
Baca juga: Mungkar, Tanyakanlah pada Hati Nurani
Setan menyeru agar manusia melakukan fahisyah, ’Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan fahisyah; mengatakan kepada Allah apa yang tidak kamu ketahui.’ (Al-Baqarah/2:169 dan 268, serta An-Nur/24:21).
Sementara Allah melarang kita melakukan fahisyah, ’Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan fahsya,, kemungkaran dan permusuhan…’ (An-Nahl/16:90 baca juga Al-Araf/7:28)
Allah telah memberikan resepnya bagaimana caranya agar manusia tercegah dari perbuatan fahsya, ’Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan fahsa’ dan mungkar (Al-Ankabut/29:45). Jika kita merasa telah melakukan salat, namun masih melakukan perbuatan fahsya’ berarti salat kita belum sesuai dengan standar Rasulullah SAW. Mari tingkatkan kualitas salat kita! (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni
