Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari materi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada materi tersebut. Kimia melibatkan studi tentang sifat, struktur, komposisi, dan reaksi zat.
Tagar.co – Kimia sering diartikan banyak orang dengan persepsi negatif. Contoh beberapa kalimat yang terlontar tentang kimia, “Jangan minum obat itu karena mengandung bahan kimia”, atau “Jangan makan makanan itu karena banyak mengandung bahan kimia’.
Dari kalimat tersebut seolah-olah kimia merupakan zat negatif yang pantang dikonsumsi manusia. Benarkahanggapan itu?
Perlu diketahui Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang materi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada materi tersebut. Kimia melibatkan studi tentang sifat, struktur, komposisi, dan reaksi zat.
Beberapa konsep dasar dalam kimia meliputi atom, molekul, ikatan kimia, energi kimia, dan hukum-hukum kimia. Kimia dapat dibagi menjadi beberapa cabang, seperti kimia organik, kimia anorganik, kimia fisik, kimia analitik, dan biokimia.
Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Contoh-contoh materi mencakup berbagai benda dan zat yang ada di sekitar kita, termasuk: Air (H₂O), Udara: (Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, dan gas-gas lainnya), Kayu, Besi (Fe), Garam (NaCl), Plastik, Kaca, Kain, Bensin, Tanah, dan lainnya.
Baca juga: Jadi Sekolah Produktif di Masa Liburan
Jadi semua benda yang ada di sekitar kita merupakan bagian dari kimia. Oleh karena itu kurang tepat jika kimia diartikan dengan persepsi negatif. Padahal air, garam dapur, gula, nasi sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari merupakan bagian dari kimia.
Kalimat yang tepat jika ada zat kimia yang mengarah ke negatif ditambahkan mengandung zat kimia berbahaya. Contoh, “Jangan makan makanan itu karena mengandung zat kimia berbahaya’.
Oleh karena itu perlu dijelaskan bahwa tidak sekadar mengandung zat kimia, karena tidak semua kimia itu berbahaya.
Muncul juga kalimat, “Jangan sering minum obat karena mengandung kimia, lebih baik minum herbal”.Pertanyaannya apakah herbal bukan bagian dari kimia?
Ilmuwan Prof. Michael Heinrich dari University College London berpandangan hubungan antara herbal dan kimia sangat erat. Tanaman herbal merupakan bagian dari senyawa kimia yang dapat memberikan manfaat pada kesehatan.
Baca juga: Darurat Depresi, Solusi Falsafah Bahagia Buya Hamka
Maka perlu literasi tentang kimia secara mendalam, minimal untuk membedakan zat yang aman dikonsumsi dan yang berbahaya. Literasi kimia bukan hanya penting untuk kemajuan ilmiah dan teknologi, tetapi juga untuk kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pentingnya literasi kimia menurut ilmuwan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan modern dan perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut adalah beberapa pandangan dari ilmuwan Indonesia mengenai pentingnya literasi kimia:
- Pemahaman Terhadap Lingkungan. Ilmuwan seperti Prof. Dr. I Made Arcana dari Institut Teknologi Bandung menyoroti bahwa literasi kimia penting untuk memahami dampak produk kimia terhadap lingkungan. Ini termasuk penggunaan bahan kimia dalam industri, pertanian, dan pengolahan limbah, serta cara-cara untuk meminimalkan dampak negatifnya.
- Kesehatan Masyarakat. Dr. Yenny Meliana dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menekankan pentingnya literasi kimia dalam kesehatan masyarakat. Memahami kimia dalam obat-obatan, makanan, dan produk konsumen membantu individu membuat keputusan yang lebih cerdas terkait dengan kesehatan dan gizi mereka.
- Inovasi Teknologi. Prof. Dr. Eniya Listiani Dewi dari BPPT menjelaskan bahwa literasi kimia mendukung pengembangan teknologi baru seperti energi terbarukan dan bahan kimia hijau. Pemahaman tentang kimia sangat penting dalam memecahkan tantangan global seperti perubahan iklim dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Baca juga: Kemajuan Indonesia Dimulai dari Keluarga
- Pengembangan Produk dan Industri. Prof. Dr. R Widodo, M.S. Apt. dari Universitas Indonesia menyoroti bahwa literasi kimia mendukung pengembangan produk-produk inovatif dan industri baru di Indonesia. Ini termasuk bioteknologi, nanoteknologi, dan material maju yang dapat meningkatkan daya saing ekonomi negara.
- Keamanan Pangan. Ilmuwan Indonesia juga menekankan pentingnya literasi kimia dalam menilai keamanan pangan. Memahami kimia dalam aditif makanan, pestisida, dan pengawet membantu dalam menjaga kualitas dan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat.
- Pendidikan dan Penelitian. Pemahaman yang kuat tentang kimia mendukung kemajuan dalam pendidikan ilmiah dan penelitian di Indonesia. Dengan literasi kimia yang baik, generasi muda dapat berkontribusi pada inovasi dan penemuan baru dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Jadi, jangan salah persepsi tentang kimia! (#)
Penulis Mahyuddin Syaifulloh, Guru IPA SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (Miosi), Alumnus Magister Pendidikan Sains Universitas Negersi Surabaya (Unesa).
Penyunting Mohammad Nurfatoni