7 kader Muhammadiyah di kabinet baru bentukan Presiden Prabowo Subianto. Menurut Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Ahmad Imam Mujadid Rais, itu sebuah penghormatan sekaligus tanggung jawab besar. Dia menyampaikan dalam prarakernas Lazismu di Jakarta.
Tagar.co – Dalam suasana penuh semangat menjelang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu yang akan berlangsung di Yogyakarta 29 November hingga 1 Desember 2024, Kantor Lazismu Menteng, Jakarta Pusat, terasa berbeda. Lazismu menggelar sebuah pertemuan prarakernas secara daring pada 23-24 Oktober 2024.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Ahmad Imam Mujadid Rais mengajak para amil dari seluruh penjuru negeri untuk merajut sinergi yang lebih erat.
Mujadid Rais, sosok yang dikenal dengan visinya yang inovatif, menekankan pentingnya sinergi sebagai kunci utama dalam mencapai inovasi sosial.
“Sinergi adalah nafas dari gerakan kita tahun ini,” ujarnya dengan penuh semangat. Tema rakernas kali ini, Sinergi Kebajikan untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDGs, bukan hanya sebuah slogan, tetapi sebuah komitmen yang hendak diwujudkan melalui kolaborasi.
Kehormatan dan Tanggung Jawab
Di tengah transisi kepemimpinan Indonesia, Mujadid Rais berharap agar semua program Lazismu tetap berjalan dengan aman dan damai.
Namun, yang menarik adalah pandangannya terhadap peran Muhammadiyah dalam kabinet baru, yang menunjukkan sebuah kepercayaan politik yang besar terhadap organisasi ini.
Baca juga: Kader-Kader Muhammadiyah di Kabinet Merah Putih
“Ini adalah sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar,” katanya, mencerminkan optimismenya.
Di samping itu, lanjutnya, jika mengikuti perkembangan kabinet yang baru, ada suatu yang baru yaitu badan pengentasan kemiskinan, dan ada juga di bawah naungan Kemenko semacam badan pemberdayaan masyarakat,” sebutnya.
Tujuh kader Muhammadiyah yang masuk Kabinet Merah Putih adalah Abdul Mu’ti (Mendikdasmen); Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan), Fauzan (Wamen Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi); Fajar Riza Ul Haq (Wamen Dikdasmen), Dzulfikar Ahmad Tawalla (Wamen Perlindungan Pekerja Migran Indonesia), Dahnil Anzar Simanjuntak (Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji dan Umrah), dan Muhadjir Effendy Penasihat Khusus Presiden Urusan Haji)
Optimisme
Prarakernas ini bukan sekadar pertemuan rutin. Ini adalah momen refleksi dan perencanaan, di mana para amil berbagi pengalaman dan tantangan mereka.
Mujadid Rais menjelaskan, “Lazismu tidak bisa berjalan sendiri. Kita membutuhkan tim yang solid, kolaborasi dengan MDMC, majelis, lembaga lain, serta dukungan dari pemerintah dan perbankan.”
Direktur Utama Lazismu Pusat, Ibnu Tsani, menambahkan dimensi teknis ke dalam diskusi dengan membahas laporan wilayah. “Laporan ini adalah cermin dari kerja keras kita di seluruh Indonesia,” ujar Tsani, menekankan pentingnya data untuk mengukur keberhasilan dan merencanakan masa depan.
Dalam dua hari yang padat, prarakernas tidak hanya membahas pencapaian dan strategi tetapi juga mempererat ikatan antara amil dari berbagai daerah. Melalui diskusi ini, tercipta sebuah pemahaman bersama tentang bagaimana sinergi dapat menggerakkan inovasi sosial yang tidak hanya menyentuh aspek materi tetapi juga rohani.
Saat sesi terakhir prarakernas berakhir di hari kedua, ada perasaan optimis yang menyelimuti para peserta. “Insyaallah, kita bisa mencapainya bersama,” kata Mujadid Rais, menutup pertemuan dengan harapan besar akan hasil yang bisa dicapai melalui sinergi yang telah mereka bangun.
Dengan semangat ini, Lazismu tidak hanya bersiap untuk rakernas di Yogyakarta tetapi juga untuk membuat langkah besar dalam inovasi sosial di seluruh Indonesia. (#)
Penyunting Mohammad Nurfatoni